27. Him

83 14 2
                                    

Vina melompat kegirangan kala mengetahui bahwa beberapa menit lagi akan terjadi pergantian tahun. Ia tak sabar untuk mengakhiri tahun 2016 yang penuh dengan hal hal unpredictable.

"Semangat banget lu. Kemaren nangis bombay." Vano memasukan kedua tangannya di kantong dan berdiri di sebelah Vina.

Vina melirik sinis Vano, "Diem lo nyet."

"Lo sih baper banget."

Vina memutar bola matanya kesal. "Ya ya, taun baper akan segera berlalu."

"Tapi jangan laluin tanpa gue." Bisik Vano yang masih bisa didengar oleh Vina. Vina tertegun. Jantungnya yang semula sudah berdetak hebat makin berpacu cepat. "Kok diem? Kerasukan mampus lo."

"Nggak kok." Vano tersenyum. Ia merangkulkan tangannya di pundak Vina.

"5..4..3..2..1.. WOOHOOOOO HAPPY NEW YEAAARR!!!!" seru Raihan dengan heboh, petasan yang sebelumnya ia pegang kini telah meluncur ke atas, menimbulkan bunyi yang menggelegar.

"YEEEEEY! HAPPY NEW YEAR ALL!" Vina berseru senang. Ia melompat lompat sambil bertepuk tangan. "Happy new year paaan!"

"Happy new year too!" Keduanya lalu berpelukan. Entah kenapa keduanya ingim memeluk satu sama lain. Vano mengusap kepala Vina dan mengecupnya lembut. "Gue bakal nunggu elo Vin." Bisik Vano.

"Hah? Lo bilang apa?"

"Nggak, bukan apa apa." Vano tersenyum lalu memeluk Vina lebih erat. Rizki menghela nafas kesal. Ia sudah putus dari Vina, buat apa dia marah ataupun melarangnya. Rizki membalikan badan, hendak memanggil Gilang yang sedari tadi terdiam di belakangnya.

"Lang-" Rizki melihat ke belakang Gilang. Lisa dan Angga tengah berpelukan. Ternyata bukan cuma gue yang potek. Rizki menepuk pundak Gilang. Lalu mengajaknya berbalik. Lebih enak memandang kembang api.

Di saat yang sama, Vina dan Vano melirik Lisa dan Angga dan sama sama membatin, Sudah kuduga mereka balikan. Vano dan Vina saling tatap, lalu tersenyum penuh arti. Di tahun baru bakal ada traktiran.

"Van, Han..." Radit mengode Vano dan Raihan dengan tatapan penuh arti. Vano dan Raihan yang memang sudah mengerti maksud Radit pun mengangguk sambil tersenyum licik.

"Satu..dua..tiga.." mereka bertiga berhitung hanya dengan gerakan mulut.

"EEH EH TURUNIN GUAAAA!!!" Angga meronta saat badannya diangkat oleh Vano, Raihan, dan Radit. Mereka bertiga menggotong Angga menuju danau, "WOI TAI KUDANIL JANGAN CEBURIN GU.... AAAAAAAAAA!!!"

Byuurrr....

Angga tercebur ke dalam danau. Semua yang menonton itu pun tertawa terbahak-bahak melihat Angga yang basah kuyup.

"DINGIN WOY!" Pekik Angga kesal sambil berenang ke pinggir. Angga menggigil, ia merasa seperti masuk ke dalam kolam es. Dengan tubuh gemetar Angga menghampiri Vano, Radit, Raihan yang masih terbahak.

"Biji, biji, biji!" Vano, Radit, Raihan. Angga menendang selangkangan mereka bertiga secara bergantian.

"AAAAHHH!!!" teriak Vano, Radit, dan Raihan bersamaan. Mereka memegang benda pusaka mereka masing-masing yang baru saja di tendang oleh Angga.

"Rasain!" Angga tersenyum puas.

"Ampas!" maki Raihan. Angga hanya menjulurkan lidahnya menyebalkan, namun sesaat kemudian wajahnya berubah menjadi memelas.

"Yang, basah, yang..." Angga merentangkan tangannya lalu mendekati Lisa.

Lisa mengernyit jijik, "Gue bukan eyang subur!" gelak tawa kembali memenuhi suasana tahun baru mereka.

DiseasedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang