"Angga! Bentar lagi sunset! Duduk sini sama gue." Ujar Lisa bersemangat. Deburan ombak terdengar jelas, pantai ini sangat sepi. Hanya ada beberapa orang disini.
Angga mengangguk lalu duduk di atas pasir, menemani Lisa. Lisa menghitung mundur di dalam hati, dan tepat saat matahari terbenam, Lisa bersandar di bahu Angga. Senyum lebar terukir di wajah mereka berdua.
Cklek.
"Anjirr!! Ga, keren banget!" seru Vano heboh saat melihat hasil potretannya barusan. Ia berhasil memotret Angga dan Lisa yang sedang menikmati sunset. Dengan angle yang diambil dari belakang, terlihat jelas disini siluet Lisa yang sedang bersandar di bahu Angga. Pemandangan matahari terbenam yang tertangkap sempurna pada kamera Vano juga menambah keindahan pada foto tersebut.
Vano memang tidak berniat untuk memotret pasangan tersebut, namun secara tidak sengaja ia memotretnya dan Voila! Hasilnya sangat mengagumkan.
"Apaan, Van?" respon Angga sambil menoleh ke belakang.
"Sini deh," panggil Vano. Angga menghampiri Vano diikuti oleh Lisa. Vina yang sedari tadi bersandar pada pohon kelapa pun ikut penasaran, ia berlari ke arah Vano.
"Anjir keren, Van! Ntar kirimin ke gue ya." Kagum Lisa. "Gue juga." Sahut Angga.
"Kayaknya lo berbakat jadi fotographer deh, Van." Puji Vina.
Vano tersenyum, "Bisa aja sih kamu.."
Vina melotot, "Jangan jadi alay kayak Angga, Van."
"Dih bawa-bawa nama gue." Kata Angga sinis. Gelak tawa menemani setiap pembicaraan mereka. Sungguh hari yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diseased
Teen FictionPerselingkuhan kerap kali menimbulkan kebencian. Kebencian menimbulkan hasrat ingin balas dendam. Semuanya tergantung pada diri sendiri. Ingin bersabar,dan biarlah Tuhan yang membalas. Atau membalaskan semua dendam yang timbul di hati.
