28. Gaga

97 11 0
                                    

"Nyari apaan sih?" tanya Vina yang baru saja masuk ke dalam kamar. Lisa menoleh sekilas, lalu kembali mengobrak abrik lemarinya.

"Nyari sweater gue nih. Lo liat nggak?"

"Yang warna coklat?" Lisa mengangguk. "Diambil Angga." Jawab Vina.

Lisa menoleh ke arah Vina, "Ngapain dia ngambil sweater gue?"

Vina merebahkan tubuhnya di kasur, "Mana gue tau."

Lisa menutup lemarinya lalu berjalan menuju kamar Angga. "Nyet!" gertak Lisa saat membuka pintu kamar Angga tanpa izin.

"Emak!" Angga tersentak dan tanpa sengaja hp yang sedari tadi ia pegang terlepas dan menghantam wajahnya. Angga memegang hidungnya yang nyeri, lalu bangkit dari posisi baringnya.

"Kenapa sih, Sa? Ngagetin aje."

"Balikin sweater gue!" bentak Lisa garang.

"Sweater?" Angga mengernyit. Lalu sesaat kemudian ia teringat, "Oh, sweater yang warna coklat itu kan?"

Lisa pun mengangguk. "Sini balikin. Kurang kerjaan banget sih lo maling sweater gue."

Angga menyibak selimutnya dan terlihatlah sweater Lisa tergeletak begitu saja di atas kasur. Angga meraih sweater tersebut lalu menyerahkannya kepada Lisa. "Nih."

"Anjir, kok kusut?!" protes Lisa yang dibalas senyumam tanpa dosa oleh Angga, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Maap deh."

Lisa mendengus lalu mengenakan sweater tersebut. Ia berdiri di depan cermin kamar Angga, "Tuh kan, kusut. Lo tuh ya!" Lisa mencubit perut Angga kesal.

"Kan gue pengen merasakan kehadiran lo di dekat gue sebelum tidur," Angga tersenyum polos yang membuat Lisa memasang wajah jengkel. Angga memang selalu alay.

"Trus ini gimana dong?" Lisa terlihat frustasi. Ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7.15 PM. "Tuh kan gue telat!" gerutunya sebal.

Angga mengernyit heran, "Mau kemana sih?"

"Mau ke rumah tante Irma, sahabat mama."

"Kenapa harus buru-buru?"

"Kalo kemaleman nggak enak."

"Kok nggak ngajak gue?" tanya Angga lagi.

Lisa menaikkan sebelah alisnya, "Emang lo siapa?"

Angga memajukan bibirnya, "Aku adalah pangeranmu yang siap-"

"Udah udah cukup. Nyesel gue balikan sama lo. Mending gue ngejer David kemaren."

Wajah Angga berubah serius, "Gitu? Yaudah kejar sana." Katanya ketus lalu berbaring di kasur dengan posisi membelakangi Lisa. Angga memeluk guling, bibirnya menekuk ke bawah.

"Lo kalo ngambek mirip ketek banci deket sekolah deh, Ga." Ejek Lisa sambil menahan tawanya sendiri.

"Lisa jahat." Kata Angga kekanak-kanakan.

"Jadi lo mau ikut nggak nih?"

"Nggak. Udah pergi sana," usir Angga tanpa menoleh. Lisa terkekeh geli, lalu membuka pintu kamar Angga.

"Eh!" Lisa mundur satu langkah saat mendapati Gilang berada di hadapannya. Gilang menurunkan tangannya yang semula ingin mengetuk pintu kamar Angga.

Gilang menyengir, "Vano ada di dalem?"

"Nggak. Adanya kutil sapi lagi ngambek." Sindir Lisa. Angga menggerutu di dalam hati. Bukan karena sindiran Lisa, namun karena kehadiran Gilang.

Gilang terkekeh pelan, "Lo mau kemana?"

DiseasedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang