Sepengal ingatan

392 8 0
                                    

Awalnya aku ingin menulis buku yang manis tanpa rasa pahit seperti buku sebelumnya yang menceritakan seorang ayah kini tak jauh dari buku pertama aku menceritakan seorang laki-laki yang hebat yang memberiku suatu pelajaran berharga dalam hidup maupun dalam kehidupan percintaan . Hingga suatu peristiwa yang tak bisa aku jelaskan menimpa dan mendorong aku untuk menulis dibalik ke resahan hatiku . akhirnya benar aku menulis apa yang membuat aku melegakan . Aku membiarkan diriku menikmati proses pemulihan hati kembali bahkan tak memikirkan dan tidak keburu untuk mencari atau bagaiamana jadinya buku ini . Bagiku aku hanya mengisi waktu kosongku dan terapi menenangkan dengan cara menulis . Penenang seseorang yang pernah sekuat hati memperjuangkan , tetapi dilepas paksa kemudian .
Kamu tahu rasanya menunggu dan mencintai dalam 1 hati ? seseorang membuatmu bertahan dengan cara dia memberi suatu harapan tetapi tidak sepenuh hati hanya menjadikanmu ‘ pengaman’ untuk membuat terbang tinggi dan pengobat lara hati , apakah cinta memang begini ? saat dia mulai menyemai bibit harapan , hanya untuk layu sebelum berkembang ? atau aku saja yang berharap berlebihan ? . setelah dia kembali tumbuh kamu pun dijatuhkan tanpa peduli dalam satu kata pilihan dan suatu pembelaan akan rasa iba . kamu dibiarkan terbaring dalam penderitaan . kamu merasa dibutuhkan tapi tidak benar-benar dibutuhkan dan tiba-tiba merasa hilang arah . Pernahkah kamu merasa tak tahu harus berbuat apa pada waktu itu . rasanya marah , sedih , benci , semua seolah tak terkendali hingga akhirnya menyadari dia bukan yang terbaik untuk memiliki hatimu. Apakah memang cinta sulit dipahami , kadang membuat sesak kadang membuat senang yang tak dimengerti .
Pada satu titik yang lalu aku pernah berpikir untuk berhenti jatuh cinta artinya segala yang aku perjuangkan sepenuh hati hanya dapat dibalas dengan separuh hati tetapi seseorang mematahkan asumsiku tentang cinta banyak perdebatan diantara kita tetapi bukan perdebatan yang membuat aku ingin menjauhinya tetapi aku lebih tertarik denganya . Namun hidup mempunyai jalan tempuh sendiri , aku salah . hanya saja semua butuh waktu . Tidak semua yang datang pada kehidupan kita semua pandai mencinta , beberapa hanya datang mengajarkan luka atau mungkin hanya datang meninggalkan seberkas cerita .
Renungan melupakan sebuah judul yang mengajarkan kita bagaimana cara lebih meghargai suatu harapan , suatu perjuangan mempertahankan , luka , cinta , bahkan pengorbanan . bukan buku tips melupakan seseorang tetapi perenungan seseorang meninggalkan dan ditinggalkan . Bagaimana orang itu pergi lalu menimbulkan benci dan seseorang yang akhirnya menyadari hidup akan baik-baik saja tanpa dia . Sebagaimana hati beribu-ribu kali dipatahkan kamu tetap harus kembali bangkit dan memperjuangkan harapan . Kamu tidak boleh menyerah karena hanya seseorang yang kamu percaya membahagaikanmu dalam hitungan waktu adalah seseorang yang ternyata tak benar-benar indah . Sesakit apapun rasa yang kamu dapati , kamu tetap harus menerima dirimu sendiri . Entah kemarin kamu sempat menanam manis apa di suatu kata-katamu yang aku tidak tau sungguh atau tidak sungguhnya dirimu yang aku yakini aku hanya mencoba sekedar percaya .
Pada catatan yang aku tulis ini maaf jika ada beberapa meluapkan emosi aku harap bacalah dengan hati .
Malang ,Desember 2016
Ayu Dewi ~







Hati wanita ibarat vas bunga jika kau mengisinya dengan
rangkaian bunga,
sesedarhana apapun wadahnya,
dia akan terlihat indah,
Demikian juga dengan hati yang penuh rangkaian cinta. Hati yang kosong
tanpa cinta, ibarat vas tanpa bunga, tidak lengkap tapi tetap indah dipandang karena tidak ada retaknya,
Tapi jika kau melukai hatinya, ibarat vas yang retak bagaimana kau akan mengisi lagi bunganya,  secantik apapun bunganya ibarat kau meletakkan tangkai bunga diatas makam.

Renungan melupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang