Gue dan Desy baru aja dipanggil sama bu Nat perihal membahas acara sekolah yang akan diselenggarakan tiga hari lagi. Kami disuruh memilih dua orang kelas yang akan mengikuti parade sekaligus fashion show cosplay. Ya, meskipun ini acara untuk umum, dan siapapun boleh ber-cosplay, tapi setiap kelas wajib mengirimkan dua perwakilannya, lebih malah bagus.
Gue lagi menerangkan itu semua kepada anak kelas. Dan begitu gue tanya siapa yang mau, pada diem. Ini kalo gak dipaksa pada gak mau ini.
"Yo! Lu ikut ya," suruh gue.
"Gak bisa!" tolak Tio.
"Lang! Lu ikut!"
"Kagak mau!"
"Luk!"
"Ogah!"
"Kenapa gak lo aja Nik?" tanya Desy.
Ye anjir, dia malah nyuruh gua.
"Nah bener tuh, Niko aje."
"Iya dia kan sering tuh nonton anime."
"Iya, gue denger bokapnya kerja di Jepang."
"Serius Nik bokap lu kerja di Jepang?"
"Kacang kuaci permen! Mijon mijon! Kua kua!"
"Blok M Blok M! Dug Ciledug Dug!"
Kelas pun menjadi ramai.
"Kondusif lagi dong tolong!" teriak gue menertibkan mereka.
Mereka pun kembali diam.
"Jangan gue, gak bisa," ucap gue.
"Tapi lo kan sering nonton anime Nik, gak kayak kita," balas Guntoro.
"Gue gak suka anime, sukanya hentai," balas gue.
Yang ngerti pada ketawa. Yang gak ngerti cuman diem aja. Bahkan ada yang sampe browsing di hpnya, apa itu hentai.
"Woi woi! Udah buruan, selesai istirahat kedua gua kudu lapor nih ke bu Nat," ucap gue.
"Gua juga Nik," ucap Desy.
"Lah lu ngapain?" tanya gue.
"Buat stand makanan nanti," jawab Desy.
"Oh iya stand makanan. Aduh, banyak amat ya," ucap gue.
"Udah gini aja, yang anak cewek ngurusin makanan, yang cowok yang cosplay, gimana?" usul Viny.
Kami para cowok nolak, namun yang cewek setuju. Akhirnya dilakukan voting. Ini kelas banyakan ceweknya, yang cowok udah pasti kalah.
"Yang setuju usul Viny siapa?" teriak gue.
Semua anak cewek angkat tangan. Ditambah Tio. Loh anjir, kok dia ngikut. Wah dasar pengkhianat.
"Ya udah yang pasti ikut cosplay si Tio, soalnya dia setuju sama usul anak cewek," ucap gue.
"Wah apaan?! Gak mau!"
"Udah yo, emang harus elu."
"Terima nasib yo."
Gue menyuruh Desy untuk menuliskan nama Tio. Nah, tinggal satu nih. Siapa ya.
"Cap cip cup aja buat penentuan yang terakhir!" teriak Gilang.
"Iya! Biar seru!" sambung Jafro.
Para laki hina itu pun maju, kecuali Tio. Kami membentuk lingkaran. Desy berada ditengah-tengah kami untuk melakukan cap cip cup. Terlihat hampir semua anak laki mulutnya komat kamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sobat Kebiri Kimia
FanfictionNiko ingin menjadi pemilik studio JAV. Tetapi sang pujaan hati ingin dia bekerja di bidang lain. Akankah Niko bertahan dengan cita-citanya atau keinginan sang pujaan hati?