14. Ini Horror

871 70 27
                                    

Thor pov

Palu ane kemana ya, kok gak ada. Jangan-jangan diambil buat alat bangunan lagi.

Anjer...



Author pov

Di sebuah rumah beratap satu yang terlihat layak huni, dua perempuan yang duduk dikarpet ruang tamu sedang menulis sesuatu di buku mereka. Perempuan yang satu memiliki wajah blasteran. Sementara yang satu lagi memiliki wajah imut.

Sangking imutnya, saya jadi ingin merawatnya. Setiap pagi saya masakin telur mata sapi, pulang sekolah saya belikan es krim, dan malam hari saya dongengin. Aaaaak, kok saya gesrek ya.

(Halo polisi, halo?)

Wtf dude.

"Ip, ini nomer empat kok gak ada jawabannya?" tanya Zara, perempuan dengan wajah blasteran.

Ip? Mungkin kalian berpikir Zara sedang bersama dengan seorang master kung fu. Lebih tepatnya Tai Chi. Salah, itu Ip Man beneran. Ip yang dimaksudkan disini adalah, Eve.

(Ng, anu mz, Ip Man itu Wing Chun bukan Tai Chi)

Oh berubah aliran dia? Wah, baru tau. Makasih koreksiannya.

(Dari dulu juga Wing Chun anjer)

"Ih, itu kan dibagi dulu abis itu di akarin," ucap Eve sambil melihat buku tulis Zara.

"Hah? Awkarin?!" ucap Zara terkejut.

"Akarin Zara, bukan Awkarin," balas Eve sambil menjitak pelan Zara.

"Oh, hehe maaf," ucap Zara lalu kembali menulis.

Lalu, seorang perempuan bertubuh kekar datang menghampiri mereka berdua.

"Dek, liat Niko gak kemana?" tanya Lidya, kakak Zara.

"Tadi pergi naik motor kak," jawab Zara.

"Oh, ya udah nanti kalo dia udah pulang suruh ke kamar kakak ya," ucap Lidya yang dibalas anggukan Zara.

Setelah Lidya pergi, Eve membuka suaranya.

"Kakak kamu keren banget deh," ucap Eve.

"Keren apanya?" tanya Zara.

"Suaranya bisa kayak om aku," jawab Eve dengan polosnya.

"Jangankan om kamu Eve, kadang suaranya aja kayak papa aku," balas Zara tak kalah polosnya.

Eve membuka mulutnya tak percaya. Dia makin beranggapan bahwa Lidya perempuan yang keren. Dan dia memutuskan, untuk membuat Lidya sebagai panutannya :v

Sementara itu, Niko sedang jalan berdua dengan Viny. Mereka menuju toko buku yang ada disebuah mall ternama di kota mereka. Niko, yang tidak terlalu gemar dengan yang namanya buku, mulai bosan menunggu Viny yang dari tadi berputar-putar mencari buku yang Ia inginkan.

"Vin, nyari buku apaan sih?" tanya Niko.

"Yang seru, yang punya makna bagus," jawab Viny yang sedang mengamati buku-buku yang tertata di rak buku bagian novel remaja itu.

"Itu tuh seru," tunjuk Niko asal.

"Itu udah punya."

"Itu."

"Gak asik."

"Itu yang paling bawah."

"Hmm, terlalu cengeng ah."

"Ini deh."

Tidak ada balasan dari Viny. Niko menganggap, Viny tertarik dengan buku yang Ia rekomendasikan.

Sobat Kebiri KimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang