13. Judulnya Apa?

975 77 39
                                    

"Wiiiiiiiiii!"

"Weeeeeeeng!"

"Neeeeet nooooot neeeeet nooooot!"

Suasana ruang ekskul saat ini. Anin, Okta dan Gracia lagi mainan pesawat-pesawatan. Mereka merentangkan tangannya lebar-lebar dan berlari mengelilingi ruangan. Sementara itu di pojok ruangan terlihat Beby dan Shanju yang lagi ngebangun istana pasir di bak pasir punya Beby.

Ini yang normal cuman Dena, gue dan kedua ketua laknat itu doang kali ya. Karena si Dena dari tadi sibuk ngedit foto di komputer, dia cuman nengok kalo diantara Anin, Okta dan Gre mengeluarkan suara kencang. Dena menyuruh mereka untuk tidak berisik.

Melody dan Shani gak tau kemana. Tadi sih mereka bilang mau ke bawah dulu sebentar, ada yang mau diambil katanya. Tapi udah hampir satu jam mereka gak balik kesini. Kesasar apa gimana mereka itu.

Ngomongin soal Melody dan Shani, mereka sekarang jadi akur pasca kejadian acara cosplay beberapa hari yang lalu. Ekskul pun sekarang menjadi ramai. Sebenernya rame karena ketiga bocah, Anin, Okta dan Gre doang sih. Soalnya dari kemaren yang pecicilan itu mereka.

"HAYOLOH!" teriak Shani begitu sampai ruangan ekskul bersama dengan Melody.

Anin berhenti berlari. Okta yang enggak liat Anin berhenti pun nabrak tubuh Anin, disusul tabrakan dari Gracia yang berada dibelakang Okta.

"Mayday mayday! Pesawat tertabrak kapten!" teriak Okta.

"Toloooong!" teriak Gracia.

Okta dan Gracia perlahan menunduk dan tengkurap dilantai. Bazeng. Nih bocah ngapain dah.

"Oi lu berdua ngapain?" tanya gue.

"Pesawat gue nyungsep di gunung Himalaya," jawab Okta.

"Gue nyungsep di Segitiga Bermuda," sambung Gracia.

Heh... Imajinasinya jauh juga nih anak berdua.

"Lu gak ikutan nyungsep? Kan lu yang ditabrak?" tanya gue pada Anin.

"Sorry, pesawat gue itu pesawat Imperial Ship, pesawat yang dipake di Star Wars, yang gede tuh, jadi ditabrak pesawat mini kayak mereka gak kerasa," jawab Anin.

Ealah... Terserah deh. Katanya, nyela imajinasi anak itu gak baik. Bisa memperhambat kerja otak mereka. Tapi kalo mereka kayaknya imajinasinya kebablasan deh.

Tiba-tiba Melody duduk disamping kanan gue, dan Shani disamping kiri gue. Si Shani bawa kantung kresek. Gue udah tau isinya apaan. Apalagi kalo bukan kembang api?

Serius, gue gak tau kenapa ini anak seneng banget sama kembang api. Jangan bilang karena spesialisnya api, kalo iya gua... Gua apain ya? Gak usah lah, entar kena api biru lagi. Cukup sekali gua ngerasain.

"Gak ikutan main?" tanya Melody.

Gue noleh ke Melody.

"Enggak ah... Gua masih waras..." jawab gue.

"Nik! Mending petasan korek apa petasan asap?" tanya Shani sambil narik lengan seragam gue.

Gue menoleh ke Shani.

"Gak dua-duanya..." jawab gue.

Shani ngangguk-ngangguk. Dia ngeluarin petasan berbentuk tank dari kantung kreseknya. Busrak.

Tau kan petasan tank? Iya yang kecil gitu. Sebenernya itu petasan tembak berukuran kecil. Tapi pembuat petasan itu kreatif, mereka membungkus itu petasan dengan kardus tipis yang dibentuk menjadi tank kecil. Nah, petasannya itu jadi moncong tank itu. Pas dinyalain sumbunya, entar keluar deh letusan, seolah-olah kayak tank beneran, dan juga bisa jalan! Keren kan? Itu petasan favorit gua waktu masih kecil.

Sobat Kebiri KimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang