2

273 31 2
                                    

Sebagaimana waktu berlalu, matahari dan bulan silih berganti menampakkan diri di langit. Seperti hari-hari yang telah dilalui Arra, tak terasa sudah sepekan lamanya ia tinggal di Korea. Berbagai hal lucu dan tak terduga menghampirinya. Terlebih tentang anak gadis tetangganya, Park Jungbin. Atau lebih tepatnya Bin-ie, panggilan yang di buat Arra.

Nyatanya, setelah berbicara satu sama lain dan menghabiskan waktu bersama. Baik Arra ataupun Jungbin memiliki kemiripan. Bahkan, takdir mempertemukan mereka di kampus yang sama.

Benar, Jungbin adalah seorang mahasiswa baru juga di Dong-ah. Meski keduanya tidak di tempatkan pada fakultas yang sama. Tapi setidaknya mereka bisa berangkat dan pulang bersama.

Dan lagi-lagi kebetulan menghampiri keduanya. Tak bisa di pungkiri, Jungbin juga salah satu gadis penggemar pria tujuh belas. Hal itu diketahui Arra kemarin malam, ketika Jungbin memaksa untuk bermalam di kamarnya.

Benar-benar dunia penggemar yang di inginkan Arra sudah tersalurkan lewat isi kamar Jungbin. Berbagai koleksi dari printilan konser sampai album dengan edisi khusus di miliki Jungbin. Bahkan semua dinding kamar Jungbin itu terisi oleh foto salah satu member pria tujuh belas, Wonwoo kalau tidak salah.

Yah, sejatinya Arra merasa diantara penggemar dan tidak penggemar. Maksudnya, gadis Cina itu memang tak tahu apapun kecuali soal lagu pria tujuh belas dan salah satu member yang mencuri perhatiannya.

Ah, biasanya kalangan fangirling akan menyebut sosok semacam itu sebagai bias. Dan bias Arra adalah Hoshi. Tapi, sungguh tak ada yang Arra ketahui selain Hoshi adalah penari hebat dan anggota pria tujuh belas. Arra benar-benar tak tahu siapa Hoshi dalam konten bias sebenarnya. Berapa tanggal lahirnya, apa kebiasaan, dan bagaimana riwayat hidupnya, Arra benar-benar tak tahu.

"Apa Cina tidak ada internet?" Begitu ejek Jungbin semalam. Tak bermaksud merendahkan, tapi sebuah kewajaran jika Jungbin sangat heran dengan ketidaktahuan Arra akan pria tujuh belas yang sesungguhnya. Bahkan dengan sekali ketik tujuh belas, Jungbin rasa semuanya akan muncul dengan mudah. Lagipula grup kegemarannya juga mengadakan konser di salah satu kota di Cina.

Arra nyatanya hanya terkekeh dengan pertanyaan Jungbin, ia kemudian menjawabnya dengan jujur, "Tak ada yang bisa aku cari di internet kecuali keperluan sekolah. Dan tentang kesukaanku pada lagu grup itu hanya karena aku tak sengaja mendengar lewat musik yang di putar eskul tari."

"Lalu bagaimana dengan Hoshi?" Tanya Jungbin lagi.

"Masih sama, temanku yang ikut eskul tari sering menunjukkan video tari. Ternyata salah satu anggota grup itu sering meng-cover tari, membuat temanku mau tak mau sering menonton untuk menirunya juga," jelas Arra.

"Kalau begitu, aku akan membuatmu menjadi penggemar sesungguhnya, bagimana?" Tawar Jungbin. Dengan sigap ia bersiap meraih berbagai koleksinya, bermaksud memperkenalkan tentang pria tujuh belas.

"Tidak perlu, aku suka seperti ini saja. Lagipula aku harus fokus sekolahkan?" Arra menahan Jungbin yang hampir membuka salah satu album grup itu.

"Apa kau mau tidur di kamarku?" Tanya Arra.

Mengetahui bagaimana kamar Jungbin yang penuh akan gambar yang mengawasi, dirasa Arra tak akan bisa tidur. Jadi, ia berinisiatif meminta Jungbin untuk bermalam di kediamannya.
Jungbin awalnya yang meragu akhirnya mendengus kasar. Jungbin ambil boneka beruangnya yang berukuran lebih besar dari Jungbin sendiri. "Aku oke saja, tapi Tablo boleh ikut?" Tanyanya sambil menggoyangkan boneka yang sudah ia dekap.

Define ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang