Dream?

57 10 0
                                    

"Ih lucu banget bonekanya, gue mau itu Ren," pekik Kya sembari menujuk boneka yang ada dalam toko.

"Lucuan juga gue," katanya dengan sedikit gurauan.

"Tapi gue mau Teddy bear yang gede itu, kan enak buat dipeluk," ucap Kya dengan memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.

Tanpa basi-basi, Rendy langsung memeluk tubuh Kya . Dan kya pun menyusul dengan melingkarkan tangannya ke tubuh Rendy.

"Biar gue aja yang peluk, lebih nyaman kan?," Katanya dengan masih tetap memeluk Kya.

"Iya nyaman, udah dong peluknya malu Ren diliatin banyak orang."

"Biarin aja mereka ngeliatin kita, ini hidup kita bukan hidup mereka sayang."

"Emm.. Bisa aja bikin gue luluh," jawab Kya yang malah mengeratkan pelukannya.

"Yaudah ayo katanya mau beli bonekanya," ucap Rendy yang menggandeng tangan kanan Kya menuju toko boneka.

"Lo yang beliin kan?"

"Iya gue yang beliin, tapi lo yang bayar"

"Ih kok gitu si, yaudah deh gue yang bayar" balas Kya yang langsung mengembungkan pipinya.

"Dih gitu aja ngambekan, iya gue yang bayar" jawabnya dengan sanyuman.

"Serius? Makasih sayang," ucapnya dengan tubuh sedikit melompat-lompat kegirangan.

"Iya," balas Rendy yang mengelus pucuk rambut Kya yang tergerai panjang nan indah.

Miko yang tak sengaja melihat Kya bersama Rendy membuatnya membara, dengan langkah kaki yang cepat Miko menyusul mereka dengan rasa emosi yang meluap-luap karena kecemburuan yang sedang ia rasakan sekarang.

"Gue ga sudi lo sama Kya," ucapnya dengan mengepal kedua tangannya.

Tap..
Tap..
Tap..

Tangan yang benar-benar sudah siap ingin menonjok wajah Rendy.

BUGH !!!

Badan yang terjatuh dari atas ranjang membuatnya merasa kesakitan "Aduh gila sakit!!" katanya sambil mengelus-eluskan bokongnya dengan tangan miliknya.

"Tadi mimpi? Aduh sakit banget pantat gue, ngapain si Miko segala muncul kampret," katanya yang masih berada di posisi dengan mengelus-eluskan bokongnya.

"Cuma mimpi? Oh iya mimpi? Ah kan cuma mimpi, iya mimpi. Kalo mimpinya begitu jadi ga pengen bangun lagi gue," ucapnya yang masih merasa raganya berada dibawah alam sadar, dan merasa mimpi nya seperti sangat nyata.

Terbangun di tengah malam yang masih sangat gelap, membuat Rendy bangun dari posisinya untuk mengambil jam beker yang berada diatas nakas tepat di sebelah tempat tidur miliknya.

"Hah masih jam 1 malem? Haduh, gue kira jam berapa. Gue lanjut tidur ajalah," pekiknya yang langsung menaiki tempat tidur dan melanjutkan tidurnya yang sempat terbangun akibat bunga tidur.

"Kyaaa..." gumamnya yang memanggil nama gadis itu dan menatap keatas langit-langit dan masih membayangkan mimpi yang menurutnya adalah mimpi indah dan sedikit buruk untuknya akibat adanya Miko yang tiba-tiba muncul.

Tak lama matanya yang masih bisa melihat apapun disekitarnya dengan lambat laun mulai terpejam kembali melanjutkan tidurnya yang sempat terbangun.

                               
 
6.45 am

"Hoam.. Jam berapa ini?," ucapnya yang juga menguap dan masih setengah sadar, dengan mata yang masih enggan untuk membukanya.

Tangan yang meraba-raba untuk mencari jam bekernya dengan tubuh yang masih berbaring diatas kasur membuatnya ternganga karena dilihatnya pukul 6.45 pagi .

I Wished For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang