"Rendy sayang Mama", ucap Rendy tulus.
Namun hanya dibalas anggukan oleh mama nya, isak tangisan yang tadinya masih menyelimuti wajahnya akhirnya mulai menghilang. Dan mereka pun berjalan untuk keluar dari tempat tersebut.
__________________________________
Setiba dirumah Rendy segera mengistirahatkan Mama nya, karena seharian ini Mama nya telah melewatkan hari yang menurutnya dianggap sungguh tragis.
"Mama istirahat ya, Rendy ambilin makanan buat Mama dulu", ucap Rendy.
"Iya Rendy", balas Mama tersenyum lelah yang juga mengelus pipi Rendy.
Rendy pun segera mengambil makanan untuk Mama nya, namun tidak lama kemudian Papa Rendy datang dengan wajah yang sangat khawatir dan menuju kamar istri tercintanya.
"Sayang?", panggilnya dengan nada sedihnya.
Mama yang tadinya memejamkan matanya sejenak, akhrinya membuka matanya perlahan dan betapa kagetnya ketika ia melihat suami nya sekarang sudah dirumah.
"Papa udah pulang? Bukannya Papa minggu depan baru pulang", ucap Mama berkaca-kaca.
"Sayang, Papa ngga akan tenang kalo tau keadaan kamu seperti ini. Papa khawatir banget, sebelumnya Rendy udah kasih tau ke Papa tentang keadaan Mama. Tanpa berpikir panjang Papa langsung terbang ke Indonesia, dan untuk urusan kantor Papa udah suruh sekertaris Papa buat gantiin Papa di Singapore. Papa senang Mama ngga kenapa-kenapa. Maaf Papa telat Mah", ucap Papa panjang lebar.
Mama mendengar semuanya, betapa bahagianya ia memiliki sesosok lelaki paruh baya di depannya. Mama tidak bisa menyembunyikan air mata nya, ia benar-benar merasa campur aduk dengan perasaannya saat ini.
"Makasih Pah, lagian Mama udah ngga apa-apa kok", balasnya tersenyum dengan sedikit menumpahkan air mata nya.
Papa pun langsung memeluk Mama dengan erat. Dan menatap manik-manik matanya dengan lekat.
"Maafin Papa mah"
"Semoga teman nya Rendy bisa medapatkan hukuman yang layak untuknya"
"Bisa-bisanya dia melakukan hal ini sama Mama"
Merasa tidak terima Papa mengepalkan kedua tangannya. Namun Mama menenangkan nya dan membiarkannya saja, toh wanita itu sudah diamankan oleh pihak berwajib. Yang lalu biarlah berlalu, semoga tidak akan terjadi kembali.
Rendy saat ini membawa makanan untuk Mama nya menuju kamar, namun Rendy belum menyadari kedatangan Papa nya.
"Mah, makan dulu. Rendy udah bawain makanan buat Mama", ucap Rendy.
Tatapan rendy langsung jatuh kehadapan Papa nya. Ia juga tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
"Papa", panggil Rendy dan langsung menaruh makanan tersebut di nakas, Rendy pun memeluk Papa nya cukup erat.
"Rendy", balas Papa yang juga memeluk Rendy.
"Makasih Pah udah datang"
"Makasih juga kamu udah tolongin Mama kamu, maafin Papa karena dalam keadaan seperti ini Papa ngga ada di samping kalian", ucap Papa dengan nada sendunya.
"Papa akan ngerawat Mama, karena Papa tau keadaan Mama masih belum baik", ucap Papa kembali.
"Bukannya Papa harus nya masih di Singapore? Rendy kan udah bilang ke Papa kalo Mama biar Rendy yang jagain, harusnya Papa fokus kerja", pekik Rendy.
"Papa ngga akan fokus, kalo keluarga Papa dalam keadaan kayak gini. Keluarga nomor satu Rendy", balas Papa.
Rendy hanya mengagguk menandakan bahwa iya mengiyakan perkataan Papa nya.
"Pah, Mah Rendy mau kasih tau sesuatu sama kalian", pekik Rendy yang membuat mereka tidak sabar apa yang akan Rendy katakan.
"Rendy udah ingat semua, ingatan Rendy udah kembali", ucap Rendy dengan senyuman yang merekah di bibirnya.
Papa dan Mama Rendy tersenyum dan benar-benar merasa senang karena ingatan Rendy sudah kembali.
"Mama ngga salah dengar kan?", balas Mama antusias. Dan Rendy menggeleng dengan cepat bahwa yang ia katakan memang benar.
"Akhirnya ngga sia-sia Kya buat kamu ingat semuanya. Papa harus bilang terima kasih sama dia", jawab Papa dengan seyumannya.
Namun Rendy yang mendengarnya langsung tertunduk setelah mendengar nama Kya.
Mama pun mengerti apa yang dirasakan anaknya ini. Ia tahu bawa Kya saat ini masih terbaring lemah dirumah sakit. Ia mengetahuinya dari mulut Chaca langsung ketika dirinya masih di sandera oleh wanita tersebut.
Rendy pun menghela nafas berat.
"Sekarang kya lagi dirumah sakit dalam keadaan kritis akibat ditabrak sama Chaca teman Rendy yang juga culik Mama", ucap Rendy dengan nada sedihnya. Ia benar-benar merasa jijik ketika menyebut nama wanita tersebut.
"Apa?", kaget Papa yang langsung membelakkan mata nya tak percaya apa yang sudah terjadi.
"Benar-benar anak itu", geram Papa.
"Ya udah kalo gitu Rendy mau kerumah sakit dulu, mau jenguk Kya", sahut Rendy.
"Iya Rendy, nanti Papa nyusul sama Mama kalo kondisi Mama udah baikkan", ucap Papa.
Rendy pun mengiyakan, dan langsung berpamitan untuk pergi menemui Kya.
👉Vote + Comment👌
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wished For You
Teen Fiction" Biarkan aku mencintaimu dalam diam, jangan paksa aku memberitahumu dan yang pada akhirnya malah akan membuatmu menjauhiku "