Rendy's Pov
Mungkin kau akan terkejut bahkan sampai menangis haru ketika aku menceritakan padamu, karena berkat kau aku telah mengingat semuanya. Namun yang paling ku benci ketika kau harus menderita seperti ini, dan itu karena diriku.
Ku langkahkan kakiku menuju ruang rawat Kya, keadaannya kritis dan ku melihat dari raut wajah yang pucat pasi bahkan terlihat sangat lemah. Tangannya pun begitu dingin. Aku meratapi diriku yang merasa bersalah, karena diriku ia menjadi seperti ini. Mengapa harus Kya orang yang ku cinta? Jika aku boleh meminta padamu Tuhan, izinkan diriku yang menggantikan posisinya saat ini.
"Maafin gue Kya", ucapku bergemetar seraya menggenggam tangan milik Kya.
"Semuanya udah selesai, ngga akan ada yang ganggu kita lagi"
"Gue tau ini semuanya salah gue"
"Bangun Kya, gue ngga mau lo terus-terusan kayak gini"
"Apa yang harus gue lakukan buat lo bangun dari masa kritis lo?", lirihku yang sudah menumpahkan air mata.
Diriku terus mengenggam erat tangannya, ku elus rambut indahnya dengan lembut. Tidak ada perubahan, tidak ada sahutan, padahal diriku sedang berbicara padanya. Apa dia tidak mendengarkan ucapanku?
Akhirnya akupun bisa merasakan, bagaimana dulu ia selalu merawat ketika diriku mengalami koma. Aku yakin pasti ia tidak kuat menahan rindu yang menggebu-gebu ketika diriku masih terlelap dalam jangka waktu yang panjang, namun ia tetap tegar dan menahan semua kerinduannya. Aku ingat sekali betapa bahagianya ia ketika melihatku sudah kembali sadar, namun diriku dalam keadaan tidak mengingat siapapun. Dan itupun tak menggoyahkan perasaannya walaupun ia merasa banyak cobaan yang ia hadapi, sekali lagi yang selalu ku suka darinya yaitu ketegarannya.
Sekarang diriku merasakannya. Namun, betapa rindunya aku dengan suaranya, bahkan canda tawanya. Mengapa semua ini berbalik kepadanya, aku tidak ingin membiarkan ini terjadi padanya lagi.
Diriku terkejut ketika Kya menggenggam tanganku begitu erat. Air matanya pun menetes begitu saja tanpa permisi. Dan tak lama kemudian Kya seperti kehilangan oksigen dan seperti orang sesak nafas. Badannya pun terus terangkat berkali-kali, namun ia tetap menggenggam tanganku begitu erat. Aku langsung memencet bel darurat untuk memanggil dokter, dan tidak menunggu lama dokter bersama perawat-perawat lainnya datang dengan tergesa-gesa.
"Mohon maaf sebaiknya anda tunggu diluar", ucap perawat tersebut.
"Tolong dia dok, saya mohon", ucapku merasa khawatir.
"Kami akan melakukannya sebisa mungkin, silahkan anda keluar terlebih dahulu biar kami tangani pasien ini", jawab dokter.
Aku pun mengangguk mengiyakan, dan langsung melepas genggaman tangan Kya.
"Semoga kesempatan masih berpihak sama lo Kya", ucapku lirih dan langsung meninggalkan kya.
"Ambil alat itu", ucap dokter tersebut.
"Baik dok", balas perawat dengan menyodorkan alatnya.
"Jantungnya melemah"
Dokter terus mencoba menempelkan alat tersebut pada dada Kya, dan mengusap alat tersebut berkali-kali sehingga ditempelkan kembali.
"Tambah lemah dok, sepertinya pasien tidak bisa diselamatkan", ucap perawat itu dengan tegang.
Namun, dokter masih tetap berusaha untuk mencoba. Berharap masih ada tanda-tanda kehidupan pada Kya.
Aku yang berada diluar merasa khawatir dan begitu cemas dengan keadaan Kya di dalam. Aku terus berdoa dalam hati, berharap tidak terjadi apa-apa pada Kya.
"Gue yakin lo bisa melewati ini Kya, lo pasti bisa", pekikku.
Setelah menunggu beberapa menit, pintu terbuka dan keluarlah dokter beserta perawat-perawatnya. Aku pun langsung melangkah cepat dan menanyakankan kondisi Kya saat ini.
"Bagaimana dok?", ucapku cemas.
"Bersyukurlah pada Tuhan karena pasien bernama Kya masih bisa diselamatkan. Hampir saja ia tidak bisa melawati ini semua", ucap dokter yang melepaskan masker wajahnya.
Terdengar bahagia ketika dokter mengucapkan kalimat tersebut, aku tersenyum senang dan tidak lupa tetap memanjatkan doa kepada yang Maha Kuasa.
Dengan langkah hati-hati diriku kembali masuk untuk melihat Kya. Sekarang ia tenang kembali, tidak seperti tadi yang membuat jantungku tidak karuan. Bahkan jika benar-benar terjadi sesuatu yang tidak ku inginkan, aku akan merutuki diriku sendiri.
"Terimakasih Kya udah bertahan", ucapku yang juga mengecup dahi Kya cukup lama dengan lembut.
Part ini begitu pendek 😂
Suka syukur, engga yaudah hehe.Follow ig ; rendy_kya
See you.
👉Vote + Comment👌
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wished For You
Teen Fiction" Biarkan aku mencintaimu dalam diam, jangan paksa aku memberitahumu dan yang pada akhirnya malah akan membuatmu menjauhiku "