"Cepetan datang kesini, kalo ga nyawa nyokap lo melayang"
Ketika rendy mendengar ucapan seseorang disebrang sana akhirnya langsung melihat nama tersebut, yaitu chaca.
"Maksud lo apa hah? Gausah bercanda"
Tut..tut..tut panggilan terputus
Rendy segera mencari kotak mamanya dan langsung menghubungi, namun gagal karena nomor yang dituju sedang tidak aktif.
"Sial!!" gumam Rendy. Ia pun segera menyusul.
***
Kemacetan yang cukup parah saat ini membuat situasi yang dialami Rendy makin memburuk, ia harus segera menemui Mama nya yang saat ini bersama dengan seorang wanita yang tak lain adalah Chaca. Rendy khawatir akan terjadi sesuatu terhadap Mama nya, jika itu benar terjadi maka ia benar-benar tidak akan memaafkan wanita tersebut. Setelah apa yang dialami Kya dan sekarang Mama nya, Rendy yang sudah mengingat semuanya merasa muak dengan semua perlakuan Chaca terhadap kehidupannya, bahkan wanita tersebut tidak pernah berubah sama sekali.
"Cih.. Wanita bermuka dua", pekik Rendy
"Arghhh!! Kenapa macet gini sih?"
"Semoga mama baik-baik aja, tunggu Rendy mah", lirih Rendy
Drtt..Drtt
Lamunan Rendy seketika menjadi buyar akhirnya ia merogoh ponsel di saku celananya, dan melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya. Ya, benar Chaca! Ia mendapat pesan dengan mengirim lokasi yang saat ini Rendy tuju.
"Awas aja lo Cha!", gumam rendy dengan memegang stir cukup keras.
Akhirnya Rendy saat ini sudah berada dilokasi yang dikirimkan oleh Chaca, ia menatap pandangannya ke seluruh penjuru. Namun sepi, bahkan sangat sepi. Ia menatap sebuah rumah yang tak jauh dari pandangannya, ia harus memberanikan diri untuk mendekat kearah rumah yang mungkin sudah tak layak untuk ditempatkan. Rendy melangkahkan kaki nya dengan was-was ia yakin bahwa bukan hanya Chaca yang berada disini, mungkin saja Chaca bersekongkol dengan orang-orang suruhan nya. Yang rendy pikirkan saat ini yaitu Mama nya dan juga keadaan Kya yang saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit yang disebabkan oleh Chaca. Liciknya wanita itu!
Ketika Rendy memasuki rumah tersebut, ia mendengar lengkingan suara tertawa dan teriakan seorang wanita, Rendy segera berlari mencari sumber suara tersebut, ia tidak ingin terlambat.
"Lepaskan saya!", Teriak wanita yang dibilang sudah tidak muda lagi.
"Lepas? NGGAK AKAN!", bentak wanita yang saat ini sedang memegang pisau ditangannya.
"Ternyata kamu seorang psikopat!"
"Hahahahaha" balas wanita tersebut dengan tertawanya yang masih menatap pisau tersebut dengan lekat.
"Tante mau pisau ini mencabik-cabik mulut tante yang dari tadi ngga bisa diem hah?", Chaca pun mendekatkan pisau tersebut kearah wajahnya.
Wanita itu pun langsung terdiam dengan keringat yang bercucuran dan tubuh yang menegang, ia merasa takut dengan perbuatan Chaca yang sudah kelewat batas.
"Tante tau ngga? Chaca suka banget sama Rendy dari dulu, tapi Chaca selalu bertepuk sebelah tangan. Rendy lebih milih cewek ngga tau diri yaitu Kya. Chaca udah nahan dengan perasaan Chaca sendiri, tapi yang Chaca rasakan malah kebencian yang amat besar. Pasti tante belum tau kan kalo saat ini Kya lagi dirumah sakit dalam keadaan kritis, Chaca ngga sengaja nabrak Kya sangat keras. Semoga aja dia mati!!", ucapnya dengan tatapan tajam penuh kebencian yang amat dalam.
"Tega sekali kamu!!", jawab mama Rendy dengan tersendu-sendu tak tahan dengan ucapan Chaca.
Tak lama Rendy pun mendobrak pintu tersebut hingga rusak, ia tidak peduli. Akhirnya ia berhasil menemukan malaikat tanpa sayapnya tersebut. Keadaannya sangatlah miris, tubuh yang sudah lemah karena harus berdiri terlalu lama dengan diikat oleh tambang yang cukup keras pada bagian tangan dan kakinya, rambut yang acak-acakan, dan kelopak mata yang sudah membengkak. Rendy sangat yakin Mama nya terus meneteskan setiap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wished For You
Teen Fiction" Biarkan aku mencintaimu dalam diam, jangan paksa aku memberitahumu dan yang pada akhirnya malah akan membuatmu menjauhiku "