Perbedaan

5.7K 398 9
                                    

Cita PoV

Pagi ini aku sangat tidak bersemangat untuk beraktivitas. Aku masih berbaring ditempat tidur sembari memikirkan maksud perkataan Leos semalam. Apa dia benar-benar akan meninggalkanku dan kembali ke dunianya? Lalu bagaimana dengan aku? Apakah aku akan hidup sendiri disini tanpa dia dan tanpa Naomi?

"Ta,aku masuk yaa..." Kata Naomi sambil membuka pintu kamarku.
"Lo kenapa? Menutup diri di kamar,lo tau gak sekarang jam berapa? Jam 10 Cita! Bangun gih,ntar rezeki lo dipatuk ayam lagi."sambungnyaa sambil menarik selimutku.

"Nao,gue lagi gak mood." Jawabku sembari menarik kembali selimutku.

"Cita sayang,gue juga lagi gak mood ngebujukin lo." Jawabnya membuat aku menatap ke arahnya dan dia hanya cekikikan. "Canda shay,tapi beneren deh gue lagi gak bisa ngeluarin jurus terjitu untuk bujuk lo."

"Yaudah,keluar sana. Gausah bujukin gue lagi, lo dan gue bye!!"

"Ceilehh,sensi amat buk. Udah dong Ta, yuk keluar. Lo harus lihat si Yuna-Yuna itu ternyata jago masak,ebuseet gak nanggung dia masakin 5 macam lauk. Yuk makan yuk.. Lo gak nyium aromanya apa?"

"Duh,Nao lo berisik banget yaa,bawel tau gak kalau udah soal makan."

"Biar bawel tapi gue kan ngangenin..."

Tanpa sadar aku memeluknya, dia adalah sahabatku satu-satunya. Semenjak aku meninggalkan rumahku,dialah saudara sekaligus sahabat yang aku punya. Bagaimana aku harus kehilangan dia untuk selamanya? Gak mungkin aku memisahkan dia dengan Evan,padahal selama ini aku mendukung mereka. Bener katanya barusan, dia itu ngangenin.

"Eh,lo kenapa sih? Main peluk-peluk gue,untung gue gak berubah jadi wolf saking kagetnya."tanyanya ketus walaupun begitu dia membalas pelukan ku.

"Gapapa, gue sedih aja bentar lagi pisah dari lo."

Nampaknya Naomi menghela nafasnya karena aku dapat merasakannya di pundakku. "Ta, please gue lagi lapar jadi jangan sedih-sedihan dulu yaa,mending kita makan dulu yuk.." Kata Naomi menarik tanganku, ehee...kupikir dia juga akan sedih dan kami berakhir dengan mewek-mewekkan. Akupun pasrah ditariknya untuk kedapur, dan begitu kami sampai meja makan, WOW! Ini masakan atas perayaan apa ya?
***

Naomi PoV

"Gapapa, gue sedih aja bentar lagi pisah dari lo." Ucap Cita dengan suaranya sedikit bergetar.
Yaampun, sebenarnya gue juga sedih banget,Ta. Kalau nantinya aku harus berpisah darimu. Sebenarnya alasan aku menolak Evan juga karena aku gak mau ninggalin kamu sendiri. Tapi aku gak boleh sedih, aku gak mau dia makin drop apalagi banyak masalah yang harus kami hadapi ke depan sebelum H-4!!

"Ta, please gue lagi lapar jadi jangan sedih-sedihan dulu yaa,mending kita makan dulu yuk.." Jawabku akhirnya sambil memberikan senyuman terbaikku dan menarik tangannya untuk ke ruang makan dan Citapun mengikutiku pasrah. Untung Evan udah ngingatin aku gak boleh buat Cita sedih ataupun mewek sebelum kami meninggalkannya, dia harus bahagia! Itulah kata Evan. Dan aku setuju akan hal itu. Walaupun aku yang harus menahan kesedihan ini.

"Wahh... Apa ini semua masakan Yuna?" Tanya Cita yang membuat aku sama Evan tersenyum.

"Iya kak, semoga kalian semua suka." Jawab Yuna yang juga tersenyum.

"Tentu saja kami akan suka. Jarang-jarang Brunch aja makanannya sebanyak ini,apalagi dinner." Jawab ku yang langsung duduk dan sangat bersemangat makan.

"Kak? Emang saya lebih tua dari kamu yaa?" Tanya Cita yang baru ngeh dia manggil dengan sebutan 'kak'

"Iya,Ta. Yuna ini baru berumur 19 Tahun loh. Jadi jelas dia yang paling muda diantara kita semua." Jawab Evan yang segera dianggukin oleh Yuna.

SkakMAT(E)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang