Jingga's view
Perlahan-lahan gue menemukan potongan memori gue, perlahan-lahan gue menerima kesalahan gue, dan perlahan-lahan gue mencoba mengampuni diri gue sendiri.
Karena bagaimanapun gue harus bisa menerima semuanya, mengaku salah bukan berarti kalah, itu artinya kita harus berubah jadi lebih baik lagi.
Aduuhh kalau ada ten udah di bilangin penerus Mario teguh gue.
"mau kemana kak, cantik banget" jeno mengintrupsi waktu gue make liptint.
"kencan" jawab gue singkat.
"sama bule yang sering ngaterin kakak pulang?"
Gue cuman ngangguk.
"hati-hati kak, dimana-mana cowok tuh sama aja. Pengen enak"
Gue langsung noyor kepalanya "yeee kamu tuh masih kecil udah tahu yang enak-enak"
"lah jeno kan cowok, wajar" kata dia sambil nyengir pengen di tampol.
TIN TIN
"udah ah, jemputan kakak udah dateng"
"kak jangan pulang malem-malem" teriak jeno dari jendela kamar gue.
"IYA BAWEEELLLL" balas gue sebelum masuk ke mobil Johnny.
"hai, hehehe maaf ya lama. Jeno rewel" kata gue sambil masang sabuk pengaman, tapi Johnny cuman ngebalas dengan ngelus puncak kepala gue dan nyubit pipi gue.
"ajak aja jenonya sekalian"
"ihhh ngapain?"
"double date"
"adek gue mana punya pacar? Yuk ahhh"
Johnny cuman nyubit bibir gue gemas "jangan monyong-monyong gitu ah, aku serang di sini entar"
Gue langsung noyor kepalanya "yeeeeeee dasar"
Tapi dia cuman naik-naikin alisnya nakal.
"eh J"
"hm?"
"gimana tadi ketemu jennienya?" gue memberanikan diri nanya pertanyaan yang udah dari tadi gue tahan –tahan.
Johnny menggengam tangan gue, dan mengecupnya singkat.
"sabar yah, pasti ada jalannya"
Hhhhh gue tahu hubungan yang awalnya gak bener pasti cobaanya lebih banyak, tapi gue gak dosa kan kalo ngeharapin akhir yang bahagia?
...
Third's person view
Jennie melemparkan dirinya ke sofa jisoo sembari menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
"kenapa lagi lo?" sunggut rose yang juga baru datang dan melakukan hal yang sama dengan jennie.
"rumah gue lo jadiin tempat nongkrong yee? Mentang-mentang nyokap bokap gue tinggal di luar kota" kata sang empunya rumah sambil memukul pelan kepala keduanya.
"kurang satu, mana tuh curut Thailand?"
"jangan suka ngatain dia curut, lisa aja lebih tinggi dari lo nyet"
"diem lo bule"
"aaaaaaaaaaaaaaa udah gue lagi pusingggg" teriak jennie frustasi.
"ya eloh kenapa lagi sihhh? Heran gue. Udah ketahuan kan belangnya Johnny. Udah, beres" kata rose enteng.
"tinggal cari cowok lain jen. Lo cakep" jisoo menambahkan sambil mencubit pipi jennie.
"hhhh gue pengen balas dendam ama mereka" ujar jennie.
"balas dendam gimana?"
"gue bilang ama Johnny kalau gue gak bakal ngebatalin pertunagan gue ama dia"
"LAH? ELO MAU TUNANGAN SAMA SI BRENGSEK? WARAS LO?" Rose menggebu-gebu.
"ya gak gue pungkiri gue cinta ama Johnny"
"dia bejat jen" sela jisoo.
"gue tahu, lo pikir gue beneran pengen nikah ama dia? Enggak lah. Cukup tunangan aja. Biar jingga ngerasain hal yang sama dengan yang gue rasain. SAKIT"
Jisoo ngerangkul jennie, dan mengelus bahunya pelan-pelan.
"balas dendam tuh gak bikin elo jadi pemenang jen. Ada kalanya mengikhlasnya lebih baik"
"lo habis ikut dzikir di mana?" rose megang jidat jisoo karena omongannya ngelantur kalau kata rose, gak biasanya jisoo bijak kayak gini.
"hehehe gue baca di mading kampus, foto yang di potret sama cowok tertampan di kampus, siluet perempuan dan tulisannya 'Ada kalanya mengikhlasnya lebih baik' gila romantis banget gak sih si ketua fotografi?"
Jennie beranjak dari tempatnya.
"eh mau kemana lo?"
"beli makanan, capek juga gue ngedengerin lo nge fangirl pas gue minta saran. Ah bye"
Jennie berjalan sambil mengoceh beberapa kali dengan suara pelan sampai minimarket, mengambil beberapa snack, kopi kaleng, dan coklat, lalu kemudian duduk di depan minimarket sambil menyeruput kopi kalengnya.
"hi apa kabar?" suara berat itu mengintrupsinya.
"taeyong?"
Dan yang di panggil namanya hanya tersenyum singkat.
"hai. Hehehe gue cuman nyapa lo karena kebetulan ngeliat lo di sini. Gue buru-buru ada project soalnya. Di tungguin juga" kata taeyong sambil menunjuk yuta di ujung sana yang sudah memanggil-manggilnya.
"ya udah. Bye"
"eh taeyong"
Taeyong kembali berbalik "iya?"
"sakit gak sih rasanya mengikhlaskan?"
"awalnya aja jen, lama-lama elo bakal terbiasa dan nikmatin rasa sakit itu"
"anjirrr itu mengikhlaskan apa pecah perawan?" yuta mengintrupsi obrolan singkat itu.
"otak lo, kebanyakan ngomsumi hentai" balas taeyong sambil ngegeblak kepala yuta dan menghasilkan tawa kecil dari jennie.
"maaf yah jenn. Temen gue emang rada-rada"
"hehehe ga papa."
"Yong?"Untuk kesekian kalinya taeyong berbalik karena panggilan itu menintrupsi langkahnya.
"Btw boleh kita ketemu lagi? elo lucu. hehe"
Dan tebak siapa yang serangan jantung setelah mendengar kalimat itu?
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY 'J'
Nouvelles[Some chapter private] Just one name - J ©2017.Jena Started: 22.02.2017 Ended: 19.03.2017