Hampa

4.5K 945 83
                                    

Johnny's View

Kalau definisi bahagia menurut elo punya Harta, punya tampang, dan punya cewek cantik.

Berarti gue termasuk dalam kategori bahagia versi lo.

Tapi entah kenapa gue merasa hampa, ada yang hilang tapi gue gak tahu itu apa.

"Ngelamun mulu lo. Jennie gak ngasih jatah?" Suara Hansol membangunkan lamunan gue.

"Kampret mulut lo. Jatah apaan anjer?"

"Cih jangan sok polos, gue tahu elo punya folder esek-esek di laptop lo."

"Si tai. Kan gue pasword!"

"Paswordnya kan tanggal lahir elo. Bwek. 😛"

KAMPRET TAHU AJA NIH BERHALA.

"Elo kenapa ngelamun sih?" Tanya Hansol yang sudah menikmati colanya dan duduk di samping gue.

"Gue sama jennie cocok gak?"

Hansol menatap gue heran.

"Bro, Jennie and Johnny just perfect couple. Percaya sama gue." Hansol meyakinkan gue.

"Tapi kok gue ngerasa gak bahagia sama Jennie, hubungan gue melempem aja, hambar."

Hansol berdecih, "Ck ck ck, elo gak di kasi jatah kan? Atau elo gak pernah making love sama Jennie?"

Gue gak tahu Sol, gue lupa.

Pernah gak yah?

Di dalam memori gue dan bahkan selalu terbawa sampai mimpi gue making love sama seorang perempuan.

Tapi dia bukan jennie, wajahnya samar dan tidak jelas. Yang pasti dia bukan Jennie.

Bahkan dari suaranya gue gak tahu dia siapa. Yang gue ingat, adalah adegan saat gue bertanya pada dia.

"Kamu capek J?"

Dan dia mengangguk.

J, she is J, but not Jennie.
She is another J.

"Sol, gue punya gebetan lain gak selain Jennie?"

"UHUK-UHUK. APA?" Hansol menyemburkan colanya begitu mendengar pertanyaan gue.

"Gila kali lo mau selingkuhin Jennie? yang ada Jennie nyelingkuhin lo. Hhhhh ada-ada aja lo."

"Tapi gue emang gak pernah cerita soal cewek lain selain Jennie?"

"Gak pernah Johnny, empat tahun elo sahabatan ama gue. Elo gak pernah sekalipun cerita soal cewek lain selain Jennie."

Terus, lubang hati gue.

Siapa pelakunya?

🌟🌟🌟

Jingga's view

Winwin sudah asik meminum susu coklat kotaknya dan gue masih mengaduk-ngaduk jus apel sembari menatap kosong ponsel gue.

Ponselnya sudah diperbaiki, bagus dan normal. Guepu sudah memeriksa semua aplikasi, tapi gue tidak menemukan jejak J.

Apa J itu benar-benar ada?
Atau cuman khayalan gue semata?

Apa J itu cuman sebuah karakter yang diciptakan otak gue?

Tapi kenapa?
Buat apa?

"Aaaaa!"

"Jingga, elo kenapa?"

"Sakit kepala gue kambuh Win," Gue mencengkeram keras kepala gue.

"Terus gue musti gimana?" Panik Winwin.

"Telpon Ten bego! Buruan!"

Branggggg!

"Jingga? Jingga? Jingga! sadar Ji. Buka mata lo. Jingga!"

Dan semuanya gelap.

"GUE GAK MAU JADI PENGHIANAT J, AYO KITA PISAH!"

"Aku gak bakal bisa ngelepasin kamu J!"

"Aku muak, aku cinta kamu tapi gak gini caranya!"

"Kalau di suruh milih, aku bakal tetep milih kamu J."

Plak!

"Kalau elo milih gue, gue bakal jadi cewek paling brengsek di dunia tau?"

"TERUS KALO GUE NINGGALIN ELO APA? GUE JUGA BAKAL JADI COWOK PALING BRENGSEK DI DUNIA !J"

"KAMU EGOIS!"

"EMANG. KARENA AKU CINTA KAMU!"

"J AWAS....!!!! "

BRAKKKKKKKKKKK!

Gue membuka kelopak mata gue pelan, gue merasakan pipi gue basah.

Gue menangis?

J again?

Dia benar-benar nyata.

Tapi dia siapa?

Kenapa sesakit ini rasanya?

Gue msmukul dada gue sendiri yang terasa sesak, hingga akhirnya gue menangis sejadi-jadinya.

"Hhhhhhh kenapa? Elo siapa? Hhhhh kenapa elo bikin hati gue jadi sakit kayak gini?" Maki gue entah pada siapa.

Tanpa gue sadari ada pemuda yang menunggui gue sejak tadi, dia bangkit dan di depan bangsal gue. Mengusap rambut gue lembut, serta menghapus sisa air mata gue dengan dua ibu jarinya.

"Jangan nangis,"

"Elo.. Lo siapa?"

Dia tersenyum.
Dan itu tampan.

SANGAT.

"Gue Taeyong Ji. Lo beneran lupa sama gue? Wah kirain si Ten cuman bercanda."

-To be continued -

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

OH MY 'J'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang