Hate Parents.

58 4 0
                                    


Terlihat jero sedang sibuk di lapangan dengan teriknya matahari yang membingkaikan siang itu. Semua peserta dan panitia penyeleksian telah berkumpul di lapangan

"Oke. Seleksi awal pada hari ini telah selesai. Bagi yang besok namanya tercantum di kertas selebaran mading, maka akan mengikuti seleksi ke dua pada lusa yaitu hari rabu. Terimakasih atas partisipasi nya. Apabila panitia melakukan kesalahan, kami mohon maaf kepada Allah kami mohon ampun. Dan berhubung waktu pulang pun tiba, maka kalian boleh pulang"

Setelah semuanya pulang, Jero pun bergegas kembali ke kantin untuk membantu ibu nya berkemas. Beda halnya dengan dhiba yang saat keluar pintu gerbang langsung ditarik oleh digo.

"Eh.. Eh.. Lepasin. Gue udah trauma sama penculikan"

Ya. Dhiba yang tak melihat bahwa tangannya ditarik oleh sang penagih janji.

"Hey. Apaan sih. Dramatis banget sih lo"

digo menanggapi sambil tertawa kecil. Saat itu, zone school terlihat sepi.

"Agh elu buat kaget aja. Mau apa lagi?" dengan kasar, cewe tomboi berjiwa banci itu menyelamatkan lengannya yang berada di jemari digo.

"Lah, masa sih lo lupa? Masih ada satu tugas lagi yang harus lo kerjain. Tentunya dinner bareng gue"

"Hah? Bencana banget ya. Asal lo tau ya kak, gue sih ogah dinner bareng lo tapi ini semua demi lulus paskib. Itu aja" Dhiba menampilkan gaya songong nya

'Terserah , yang penting gue bisa sama lo malam itu' batin digo mengusik detik itu.

"Hem. Gue sih cuma mau lo itu gak ingkar sama yang namanya janji. Itu aja" Digo juga menampilkan gaya songong nya.

Di saat yang sama, tak sengaja jero melangkah lewati gerbang sekolah karna hendak membeli sesuatu ke kedai sebelah. Namun, dia menyempatkan mendengar perbincangan dhiba dengan digo.

'Oh jadi ini alasannya ,Ah ketua osis haus CINTA, bisa bisa nya merelakan organisasi hancur demi cinta. Gue gak akan biarin itu terjadi'

Sebelum melanjutkan perjalanan, batin jero sempat berkata licik. Mungkin dia mengetahui rahasia dhiba dan digo yang curang.

"Yaudah, sekarang lu pulang sama siapa? Mau gue anter gak?"

Tentunya itu pertanyaan yang ditunggu² oleh dhiba. Tapi dia malah jual mahal.

"Ck. Kebaikan lo mah. Cuman ya sebagai makhluk tak sempurna gak boleh menolak rezeki. Udah yuk capcus"

Lagi lagi digo tertawa melihat kepedean dhiba yang sekarang telah menuju mobil digo lebih awal dari si pemilik.

"Gue masuk ni?" celoteh dhiba sok jual mahal padahal sudah di ambang pintu dan tangan memegang pembuka pintu mobil.

"Ehh. Jangan" Digo mendekat kearah dhiba dan segera membukakan pintu mobil nya untuk dhiba yang mungkin sekarang tercantum sebagai fans digo.

"Ayo silahkan masuk tuan putri"

"Ck. Alay" Dhiba masuk dengan wajah gak sor ke digo yang bertingkah alay.

Digo pun mulai mengendarai roda 4 nya.

@kendaraan
"Muka lu kusut amat, kenapa?" Setelah beberapa menit saling diam, akhirnya digo memulai pembicaraan.

"Bukan urusan lo" Jelas. Dhiba tak ingin di ganggu

"Ooh jadi gitu. Siapa cowo yang udah buat lo sedih?" Digo hanya sekedar menebak jambu. Namun ternyata tebakannya benar.

"Hah? Ngomong apa lu? Lu kira gue galau? Yakale"

'Babe. Kok bisa sih si devil tau perasaan gue? Jangan jangan dia titisan dukun? Atau cucu nya suzana kali ya?' Batin dhiba dengan dahi yang mengkerut

"Hmm. Saat lagi sama gue, lu gak usah nyembunyiin apapun. Karna gue tau" dan digo tampak SKSD

CHANGESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang