Hampir Mulus.

92 5 5
                                    

'Sebuah kekecewaan akan terbentuk apabila mata dan telinga tak melihat atau mendengar adanya kenyataan'
*
*
*
'Hitam belum tentu kotor, putih belum tentu bersih'

                             **

  Siang berpanas terik itu, terhias oleh senyuman hangat dari sudut bibir wanita berhils 3 cm yang kini memasuki sebuah bescamp terlihat sunyi. Keline.

"Hay kak jero, ada apa ya" tubuh keline segera menduduki kursi yang berhadapan dengan jero. Ya jero lah yang mengajak keline untuk bertemu dengan alasan yang gak jelas.

"Oh gakpapa kok" Tapi kini jero terlihat menyambut keline dengan hangat.

"Kayak ada masalah deh kalau dilihat dari pores wajah nya. Ada apa kak?"

Terlihat keline berlagak sok khawatir kepada pria di hadapannya itu

"Iya ni, gak mood aja. Suntuk maka ngajak kamu jumpa"

"Suntuk? Sama dong kak. Emm gimana kalau kita nyari sebuah kebahagiaan agar buat kita senang?" tampak sedikit goresan bahagia di poras wajah keline

"Nyari sebuah kebahagiaan sendiri? Emang kamu belum puas ya dengan kebahagiaan yang kamu renggut ini sampai menghancurkan kebahagiaan orang lain? Bahkan sering."

Suasana menegang bagi keline namun jero masih terlihat santai dengan perkataannya beberapa detik yang lalu.

"Ha? Em aa maksud k-kak apa sih hehe gak ngerti deh" Gugup dan terbata bata.

"Ya jelas lah, kalau ada maling ngaku jaminan nya nyawa aku aja deh" Jero masih terlihat santai dengan satu pandangan saja

Keline diam tanpa kata namun bermain dengan batin 'Apa nih? Wah gue curiga besar ni. Gawaat'

"Rela menuduh sepupu kandung agar kebahagiaan itu dapat di tangan kamu. Hebat ya kel" kini jero memandang keline licik dan sinis. "Berlagak baik di hadapan aku eh nyatanya busuk. Bullshit."

"Apa? Mak-"

"Kejadian belum lama, dan kamu pasti gak akan lupa begitu aja. Sebab pembunuh akan terus terintai akibat darahnya" Sadis. Kini ucapan jero sangat sadis untuk keline dan membuat hati keline sempat tergores dalam

"Lagi? Ada lagi yang mau di sampaikan?" Kini giliran keline yang tampak menantang. Ucapan itu seketika membuat jero menoleh cepat ke wajah nya. "Iya. Ini memang cara aku buat menemukan kebahagiaan ini. Udah? Atau belum cukup dan masih butuh uraian?"

Jero hanya memainkan alisnya juga kerutan di keningnya yang membuat dia tak sempat menjawab perkataan keline

"Heh dengar ya! Ini semua dalangnya adalah kamu. Kalau kamu gak begitu mudahnya memainkan pernikahan itu, dhiba gak akan di ambil oleh digo dan digo gak akan meninggalkan gue disini" Keline sangat seram hingga ingin mengeluarkan bola matanya dengan tatapan berbahaya itu.

"Hah?-"

"Apa? Mau nyalahin orang juga? Dhiba itu udah mencintai kamu dengan tulus tapi kamu malah sia sia in gitu aja kan? Kini kamu hidup sama orang yang kamu pilih demi meninggalkan dhiba namun hasilnya apa? Kamu ditinggalkan juga kan? Kak dengar yaaa, yang menyakiti akan tersakiti juga nantinya"

CHANGESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang