Apakah aku bermimpi?

54 2 0
                                    

'Jika sejak awal aku tahu rasa itu mulai bersarang, takkan kubiarkan kau mengalami pedihnya cinta dalam diam'
 

"Yaudah naik cepat, nunggu apalagi" Alis dhiba dan jero saling naik ke atas

Dhiba sempat diam termenggu melihat penampilan jero. Seperti apa? Ya, jero memakai celana panjang jeans dan baju coco hitam setengah lengan. Satu hal yang membuat unik, di kepalanya terdapat kopiah hitam polos. Jero terlihat sangat dermawan malam itu.

"Apalagi dhib? Ooh malu ya naik kereta butut ini?"

"Wah enggak kak enggak.Maaf maaf iya aku naik"

Dhiba pun sepontan duduk di atas motor sederhana itu.

Tak terasa hampir setengah jalan telah mereka lalui menuju tempat yang belum jelas itu, dijalan jero membatin

'Huh, entah kenapa dhib.. Saat bersama kamu itu rasanya hampir sama kayak bareng ina. Aku jadi rindu banget sama ina. Mungkin rindu ku bisa ku tuangkan melalui kamu'

Disisi lain dhiba juga membatin

'Kenapa saat berada bersama kak jero terasa beda jika berada saat bersama kak digo? Aku benar benar merasakan kesempurnaan itu. Apa ini? Apa karna cinta lama yang tak kunjung usai itu?'

Disepanjang jalan mereka saling diam dan akhirnya sampai di sebuah cafe sederhana penuh dengan lampuan warna warni yang nyala mati nyala mati.

"Pesan apa dhib? Tolong Jangan bilang terserah"

"Hehe. Iya ikut kakak aja"

"Huh, rencana nya aku ingin ikut pesanan kamu" jero manyun

"Haha kakak apaan sih. Yaudah aku ikut kakak aja"

"Aku ikut kamu aja"

"Lah kalau gini gini terus, kapan makannya kak? Eh maksud aku kapan pulangnya hehe"

"Oh ternyata adhiba udah laper ya. Mbakk.. Lontong telur special nya 2 ya. Minum nya teh manis dingin 2 juga"

"Kenapa harus special kak?"

"Yaiyalah harus, masa sih makan sama orang special tapi pesanannya sederhana? Gak necis kan"

Jero sembari membuka peci di kepalanya. Terlihat sekali kemenawanan itu.

'Subhanallah makhluk-Mu sungguhlah indah. Apa kali ini percikan dari segala do'a do'a ku?'

  "Kakak apaan sih"

'Lagi lagi kamu benar benar seperti ina dhib.. Entah apa yang membuat aku benar benar ingin terus bersamamu. Jangan bilang ini juga yang namanya cinta'

"Eh ingat gak, dulu pas di SMA zone school ada yang selalu ngeluarin iler kalau lagi liat ajero rionanto"

Jero berkata sembari memotong lontong special itu dengan pisau yang di sediakan.

Di detik yang sama, dhiba kaget dan tersedak serta mengeluarkan semburan air yang baru saja diminumnya.

Pffffrrrttt

"Eh kenapa dhib."

"Ga-gapapa kak" Dhiba terlihat memburuk namun lucu.

"Minum nih minum"

Jero menyodorkan air putih yang sengaja di tuangkan nya. Jero terlihat panik, sama seperti saat melihat ina pingsan begitulah kepanikan yang terjadi di dirinya. Dhiba juga heran.

                   **

  Setelah memutuskan untuk pulang dengan jam pukul 21:45, mereka mulai menerobos angin malam yang berbahaya. Setelah hampir setengah perjalanan, jero memberhentikan roda 2 itu di dekat pepohonan besar namun jalan terlihat sepi. Dhiba kaget sambil merasakan dinginnya aura malam itu.

CHANGESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang