Sempurnakan, agamaku!

70 4 0
                                    

'Yakinkah bisa menua bersamamu dan berkeluarga denganmu? Kuharap ini bukan hanya sekedar harapan. Namun juga kenyataan'

4 tahun kemudian.

8 mei 201*
05:34 pagi.

    Ini adalah hari yang dinantikan oleh Adhiba Malika Salsabil dan juga Ajero Rionanto. Setelah 4 tahun mereka sudah menjalani ta'aruf yang sesungguhnya. Kini, adalah saatnya acara pernikahan. Namun sebelum itu, bukan kah ada ijab kabul?

Hari ini, dhiba terlihat anggun dengan pakaian sederhananya. Hanya dress longgar abu abu yang panjang dan hampir menyentuh lantai, khimar panjang menutupi bagian dada sampai pinggang berwarna hitam ke abu abuan, serta mahkota kecil diatas khimar panjang itu. Tak lupa memakai hadshock di tangannya dan kaus kaki sederhana yang menutupi kakinya. Dhiba benar benar anggun dan tak berlebihan.

  "Subhanallah ma, bagaimana ini? Kenapa jantung aku terus berdegup tak karuan seperti ini?"

Dhiba mengadu perasaan kepada wanita di sampingnya dengan khimar berwarna merah maroon dan baju gamis hitam. Mama.

"Hehe, sayang. Itu wajar nak, mama juga dulu gitu. Kamu tau gak dulu juga mama separah kamu, saat pengantin pria nya belum menghadiri rumah pesta, mama sempat jingkrak jingkrak dan guling guling sangkinkan takut nya. Hehe. Tapi gausah dipersebarluaskan ya" Mama dhiba menyemangati anak tunggal nya itu.

"Hush mama. Adhib bukan pengantin ah mama jangan gitu. Geli juga dengarnya"

keluh dhiba sesekali memegang ujung khimar nya agar tak terlalu keliahatan gugup. Nyatanya, jantung dhiba  seakan tak bisa di kontrol lagi. Kaki serta tangannya dingin tak karuan, yang kini ada di benaknya adalah

'sebentar lagi. Iya hanya beberapa menit lagi. Aku akan menjadi seorang istri. YaAllah tenangkan hati hamba yaAllah. Kenapa aku segundah ini? Bukannya aku udah siap dan matang untuk ini? Bissmillah kun fayakun. Jadi maka jadilah'

"Hey dhiba" Suara itu datang ke kamar yang dirancang khusus untuk pengantin.

"Keline? Yaampun kamu kemana aja? Lama banget datangnya"

Keline dan dhiba sempat pelukan beberapa menit.

"Maaf ya dhib macat banget tadi. Kamu tau kan gimana jakarta kalau hari pagi? Eh cantik banget sih kamu.. Selamat ya dhib . Cie yang sebentar lagi akan jadi istri ciee"

keline memeperkukuh suasana hati dhiba. Entah kenapa perkataan wanita berhijab sekaligus sahabat 4 tahun dhiba itu membuat perasaan dhiba semakin menggebu.

"Huh kalau iri, nyusul dong keline"

Sambung mama dhiba yang baru keluar dari kamat kecil itu sesekali senyum licik meledek keline yang memang belum ada kabar untuk menikah.

"Eeh tante. Hehe do'ain aja deh tan, aku juga jadi bener bener pengen nikah ni" Keline tersenyum simpul

"Sst iya amin amin. Sekarang yang harus mama dan kamu fikirin adalah bagaimana cara meredakan jantung aku yang deg deg serr ini?"

                          **

8:00 pagi.

"Bissmillahirrahmannirrahim. Saya nikahkan Anak saya Adhiba Malika Salsabil binti Yusain araghor dengan mahar 88 gram emas, 8 buah perangkat alat sholat di bayar tunai"

CHANGESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang