Jealous

2.6K 248 22
                                    


Selamat membaca ya. Semoga suka sama part ini.

***

Jessi pov

Aku duduk ditepi kasur lantai sembari menatap Jane yang tengah menghapus riasan makeup-nya.

Aku memutuskan untuk beristirahat sejenak dikamarnya, karena ia memintaku.

Kejadian singkat nan manis terus berulang dimemori ingatanku saat ia mengakui perasaannya padaku memanglah benar adanya. Pernyataan yang sudah lama aku tunggu darinya akhirnya diungkapkan.

"Hei.. kok malah bengong?" Tegurnya yang tiba-tiba saja sudah berada dihadapanku.

"Aku lagi mikirin kamu." Gombalku. Ia hanya tersenyum sipu lalu beranjak.

"Aku mandi dulu ya. Kamu kalo laper, delivery baksonya mang Ujang ajah." Katanya saat berjalan menuju kamar mandi.

Akupun menekan kontak mang Ujang yang sudah tersimpan di ponselku karena Jane yang menyimpannya.

"Halo mang. . Ini Jessi, pesen baksonya ya mang 2. Yang satu biasa gak pake sambel, yang satu lagi mie putihnya aja banyakin. Ditunggu, Ok?" Pesanku langsung saat nada sambung berbunyi.

"Ok, siap. Ditunggu ya neng. Nanti si Neneng lah yang nganter kaditu. Pokokna mah beres atuh." Jawab mang Ujang seadanya dengan logat Sunda khasnya.

"Makasih, mang."

Begitu aku mengakhiri panggilan telepon, nada pesan masuk pun berbunyi.

"Jess, jam 10 jangan lupa yah. Makan malem ini kita harus dateng. Kakak bareng Nando dari sini. Jadi kamu bisa langsung ke alamat yang papa kasih." Pesan dari kak Nathan mengingatkanku untuk acara nanti.

Kulihat jam masih berada di pukul setengah tujuh, jadi masih ada waktu untuk aku habiskan bersama Jane.

"Ok." Aku hanya membalas pesan kak Nathan singkat.

Sembari menunggu Jane selesai mandi, aku memilih bermain ponsel dan mengecek beberapa akun sosmed. Sudah seharian ini aku belum membukanya.

Hanya lima like dan lima permintaan Follow yang tertera dinoticeku. Aku memang memprivatenya agar tak sembarang yang melihat galeriku disana.

Sedang asyik menonton cuplikan video, Jane sudah berada disampingku.

"Serius amat liatnya, nonton apa si, hm?" Tanyanya sembari sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Seketika itu juga aroma sampo yang sudah sangat aku hafal memenuhi ruangan ini.

Aku hanya terkekeh melihatnya yang jadi ikut-ikutan menonton video Instagram diHPku.

"Kamu udah pesen baksonya?"

"Udah tadi. Mungkin lagi rame, jadi agak lama."

Tok. . Tok. .Tok.

"Biar aku aja yang buka." Jane beranjak setelah mengalungkan handuknya.

Aku hanya memperhatikan Jane yang yang sedang menerima pesanan bakso tadi.

"Dibawah lagi Rame ya Neng?" Jane meletakkan bungkus bakso dimeja nakas yang tidak jauh dari pintu. Aku tidak dapat melihat seperti apa si Neneng ini karena terhalang oleh Jane.

Aku berinisiatif mengambil uang pecahan sepuluh ribuan sebanyak tiga lembar didalam tas.

"Iya teh. Tapi tadi si, sekarang mah udah selese ngantrinya." Entah mengapa aku tidak suka mendengar percakapan Jane dengan cewek Sunda ini. Nadanya berbicara seperti sedang menarik perhatian Jane.

JANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang