Ketika pintu kereta terbuka, semua orang hendak menyeruak keluar dan mengejar tujuan mereka masing-masing.
Hanbin dan Jisoo pun juga begitu.
Kaki Hanbin berhenti tepat di depan pintu kereta dan membuat manusia-manusia di belakangnya sedikit mendecih.
"Apa sampai kereta ini kembali ke Busan kau akan berdiri disitu?"
Mendengar hal itu ia langsung keluar dan mengejar Jisoo yang omong-omong sudah meninggalkannya dari tadi.
"Maaf."
Lalu ia kembali mengejar Jisoo.
"Noona!"
Seperti biasa, Jisoo tak begitu menghiraukannya. Akhirnya kaki gadis itu menginjak kota Seoul lagiㅡwalaupun diam-diam.
Hanbin melambatkan gerakan kakinya waktu punggung Jisoo menyeruak pandangannya. Ia membiarkan Jisoo berjalan di depannya.
Yang membuat pikiran Hanbin saat ini adalah dua sisi dirinya sedang berkecamukㅡantara senang dan takut.
Di satu sisi Hanbin sangat senang karena impiannya terwujud. Di sisi berlawanannya ia takut kalau orang tuanya tahu keberadaannya.
"Ya!"
Suara hardikkan Jisoo menggema di telinga Hanbin.
"Kau mau ke daerah mana?"
"Tidak tahu."
"Wow, Hanbin! Kau sekarang sudah di Seoul!"
Hanbin malah terkekeh melihat Jisoo mengatakan hal seperti itu.
Bukannya ikut tertawa, Jisoo malah menyubit ujung lengan Hanbin pelan. "Ya! Pukul 15.00 kau sudah harus kemari. Kita tidak boleh terlambat pulang."
"Sakit tau!"
"Aku akan ke Dongdaemun."
Hanbin masih mengelus-elus area kulitnya yang memerah. "Aku ke Dongdaemun juga."
Jisoo hanya menampar dengan tatapan sekilas lalu berjalan menuju halte yang ada di depan mereka.
Hal yang ingin Hanbin lakukan ke Seoul adalah menonton pertunjukkan di sepanjang jalan Seoul.
Dan busnya terhenti di halte Dongdaemun.
"Ya!" Jisoo membalikkan tubuh mungilnya, mengibaskan rambutnya sedikit. "Aku benar-benar akan menemui temanku. Pergilah sesuka hati. Kalau tersesat telepon aku. Mengerti?"
Hanbin terdiam. Lebih tepatnya tidak tau akan bergerak kemana.
"Sinsa-dong, Apgujeong, kemana saja terserah!"
"Jichu Eonni!"
Jisoo mencari seseorang yang memanggilnya, "Jendeukki! Ya!"
Jisoo dan temannya saling berpelukan. Tampak tangan Jisoo mengisyaratkan agar Hanbin cepat pergi dan ia sama sekali tak menolehkan wajahnya ke arah Hanbin.
Hanbin menunduk.
Ia kira waktu yang akan dijalani terlihat menyenangkan. Ekspektasinya terlalu tinggi.
Tak terasa tiba-tiba ia sudah berada di Sinsa-dong. Debuman bass dan alat musik menyeruak masuk ke rumah siput Hanbin. Kepalanya tergerak menuju sumber suara.
Hip Hop Guerilla Concert.
Tampaknya menyenangkan.
•••
"Aku sangat berterima kasih karena kau mau mengantarkanku kemari."
Jennie memeluk Jisoo sekali lagi, "Astaga, aku memang seharusnya melakukan itu kan?"
"Uh, aku akan selalu merindukanmu."
"Aku juga!" Mereka melepaskan pelukannya. "Sering-seringlah main kemari sebelum aku kembali ke Selandia Baru."
"Akan kuusahakan."
Lalu jarak mereka terpisah dan hanya lambaian tangan yang berisyarat.
"Noona!" Hanbin mendekatinya dengan senyum yang mengembang. "Aku tadi melihat pertunjukan Hip Hop. Keren sekali!"
Seperti adik kecil yang baru menemukan barang berharganya dan menceritakan segala sesuatu ke kakak perempuannya.
"Bagus sekali sampai kau terlihat seperti ini?" Jisoo tertawa kecil. "Baguslah. Aku juga senang."
"Oh ya, aku berkenalan dengan seorang Hyung. Dia baik sekali! Aku takjub melihatnya!" Hanbin menyodorkan ponselnya yang memaparkan swafoto dirinya dengan pria yang disebut barusan. Tapi Jisoo buru-buru mengambil langkah masuk ke dalam kereta.
"Oi Kunyuk!"
Hampir semua orang yang berada disana menoleh. Suaranya begitu menggelegar.
Hanbin tersenyum.
"Ini untukmu. Kuharap kita bisa berteman lebih baik daripada ini." Ia menyodorkan segelas es kopi dan kartu nama.
"Aku akan langsung menghubungimu jika sudah sampai di Busan!"
"Tentu!"
Pria itu pergi menyisakan ujung bibir Hanbin yang melengkung.
"Astaga, itu Bobby kan?!"
[>>>]
KAMU SEDANG MEMBACA
•Noona• // Hanbin×Jisoo
FanfictionHanbin mengutuk seseorang yang membuat beberapa peraturan yang tertulis di selembar kertas aneh itu. Peraturan itu diantaranya : 1. Jangan menyapaku terlalu sering. 2. Hanya kau yang tak boleh melayaniku ketika aku membeli roti isi di kedai ayahmu. ...