Warning 🔞
Pagi-pagi sekali ketika mentari baru saja mengetuk ujung timur, Bobby sudah selesai mandi dan membangunkan Hanbin. Dia sudah tak sabar mengelilingi Kota Busan bersama Hanbin dan Jisoo.
Bobby tak akan menyangka dalam beberapa hari ini dia akan melihat Jisoo dari awal matahari memupuk hingga tenggelam. Bahkan sebelum dia tidur dia akan melihat Jisoo melayangkan senyuman dari balkon kamarnya.
Bobby tak pernah merasakan indahnya hidup selain hari ini.
"Kau bangun jam berapa sih tiap harinya?"
Hanbin masih mengumpulkan setengah nyawanya yang belum masuk. Belum sadar, tapi dia sudah kaget melihat Bobby sudah rapi sekali seperti siap melewati hari ini dengan gembira.
"Jam 6."
"Hah." Bobby tertawa sedikit. "Jam segitu di Seoul orang sudah mulai lalu lalang."
"Hari ini kita mau kemana, hyung?"
"Kenapa kau tanya padaku?"
Iya juga.
"Harusnya aku yang bertanya padamu. Kemana kita hari ini, kunyuk?"
Hanbin memutar otaknya sebentar. Mencari-cari tempat apa yang harus mereka kunjungi hari ini.
"Pantai?" Tanyanya yang disambut oleh pukulan dari Bobby.
"Pagi-pagi saja kau sudah membayangkan Jisoo mengenakan bikini ya?"
Hah. Hanbin terkesiap. "Astaga, mana sempat aku berpikiran seperti itu!"
Gila. Bilang saja kalau Bobby yang pertama kali memikirkannya. Bahkan selintas pun Hanbin tak pernah membayangkan hal-hal seperti itu. Ketika sudah terlanjur dilontarkan, skenario bayangan itu muncul begitu saja di pikiran Hanbin.
"Bajingan!" Bobby memukul kepala Hanbin sekali lagi. Kali ini dia benar-benar marah. "Bisa-bisanya kau benar-benar memikirkan Jisoo memakai bikini ya!"
"Hah apa?"
"Masih mau masa bodoh kau?"
Hanbin benar-benar tak mengerti dengan apa yang dikatakan Bobby barusan. Entah karena nyawanya belum sepenuhnya kembali atau dia memang benar-benar bodoh. Dia merasa benar-benar bodoh sampai akhirnya Bobby menunjuk ke bawah sanaㅡtempat yang tak bakal disangka oleh Hanbin.
Sialan.
"Bukannya kalau pagi memang seperti itu ya, kan menahan kencing sepanjang malam." Ujar Hanbin.
"Bodoh. Kau kira aku tak punya barang sepertimu sehingga aku tak bisa membedakan yang mana menahan kencing yang mana tak bisa menahan pikiran kotor?"
"Aku benar-benar menahan kencing kok!" Hanbin bangkit lalu bergerak menuju toilet untuk buang hajat.
Ketika dia hendak mencuci tangannya dengan sabun, pikirannya terbang ke arah pembicaraannya barusan dengan Bobby. Otaknya otomatis mendramatisir pikirannya, memikirkan hal sederhana menjadi luar biasaㅡbaginya saat itu.
Cepat-cepat Hanbin menumpahkan sabun cair yang banyak ke telapak tangannya. Pikirannya tak bisa dihalau begitu saja. Sekuat apapun dia berusaha menghilangkannya, tetap saja tangannya melakukan pekerjaan kotor dengan mata yang setengah tertutup. Dari awal dia merasa ingin melakukan ini sekali tapi dia tak akan pernah menyangka Jisoo yang muncul di pikirannya kali ini.
Tak apa. Laki-laki normal pasti pernah melakukan ini setidaknya sekali seumur hidup.
Begitulah kata hati kecilnya ketika sisi lainnya mencaci perbuatannya kali ini. Bukannya makin tenang, ketika tubuhnya keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk, ia merasa makin berdosa dan ingin mengubur dirinya sendiri.
ㅡㅡㅡ
"Ke pantai saja!" Usul Jisoo dengan semangat. "Aku sudah membuat list kalau kita ke pantai."
Hanbin menelan ludahnya kasar. Ia tak mau mengingat dosa besarnya tadi pagi.
"Ayo kalau begitu!" Sahut Bobby.
Hanbin bisa tenang sedikit dari hormon remajanya karena Jisoo tampaknya tak membawa apapun selain tas kecil yang biasanya jadi wadah penyimpan ponsel dan dompetnya. Jisoo juga memakai dress musim panas yang panjangnya selutut.
Setidaknya Hanbin tak akan merasa tertekan ketika melihat Jisoo yang ada dalam pikirannya menggoda Bobby dan mereka berenang bersama, tertawa, lalu berpelukan dari kulit ke kulit. Membayangkannya saja Hanbin sudah merasa geram.
"Memangnya kalau kita ke pantai kau mau ngapain?" Tanya Bobby antusias.
"Menangkap anak kepiting." Jawab Jisoo lebih antusias.
Hanbin menghela napas panjang. Setidaknya Jisoo yang hinggap di pikirannya tadi pagi bukanlah Jisoo yang sebenarnya.
[>>>]
KAMU SEDANG MEMBACA
•Noona• // Hanbin×Jisoo
FanfictionHanbin mengutuk seseorang yang membuat beberapa peraturan yang tertulis di selembar kertas aneh itu. Peraturan itu diantaranya : 1. Jangan menyapaku terlalu sering. 2. Hanya kau yang tak boleh melayaniku ketika aku membeli roti isi di kedai ayahmu. ...