•01•

1.7K 206 38
                                    

"Hanbin!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanbin!"

Sudah tiga belas kali kata itu menggema di kedai roti milik keluarga Kim. Manusia yang dipanggil sedari tadi mencoba menutup telinganya, berpura-pura tak mendengar.

Brakk.

Pintu kamarnya terbuka dan sosok mungil membagi cahaya ke tubuhnya.

"Ayah memanggilmu."

Lelaki itu menutup aplikasi di ponselnya cepat lalu merapikan rambutnya sedikit.

"Akan kulaporkan kalau kau kecanduan game dewasa."

"Terserah."

Hanbin menapakkan kakinya pada anak tangga. Ia mendengus kasar ketika melihat kedua orang tuanya sangat sibuk dengan pelanggan di kedai yang masih menyatu dengan rumahnya.

"Oh Hanbin! Bisa kau bantu kami?"

Ia memutarkan bola matanya, "lain kali saja bagaimana?"

"Tidak, tidak," tangan lelaki paruh baya di depannya sibuk memasukkan roti bantal ke plastik, "bukan untuk memasukkan adonan. Tapi, ada di sana."

Atensinya menuju gerakan tangan ayahnya itu. Ada wanita yang mungkin seumuran dengan ibunyaㅡatau bahkan lebih tuaㅡberdiri di sudut kedai.

"Apakah aku harus mengusirnya?" tanyanya hati-hati.

Ayahnya tergelak selintas, "sepertinya dia butuh bantuanmu. Tanyakan padanya."

"Oh Ayah, aku sedang sibuk. Mengapa tidak Hanbyul saja yang membantumu?"

"Hanbyul sedang membuat adonan untuk pesanan besok pagi. Kali ini saja, okay?"

Lagi, Hanbin hanya memutarkan bola matanya sambil mendekati wanita itu. Wanita itu tersenyum seiring dekatnya jarak diantara mereka.

"Kau anak Pak Kim?"

Kepalanya mengangguk berat.

"Ah kami baru pindah dari Seoul. Rumah kami tepat di sebelah. Dan yah, ini sebagai pertanda kedatangan yang baik-baik 'kan?" wanita itu mengangkat semangkuk penuh kue beras.

"Oh, aku suka yang pedas," jawab Hanbin sambil mengambil mangkuk itu.

"Oh ya, kita satu marga jadi anggap saja kita keluarga," sambung wanita itu dan Hanbin pura-pura tak mendengarnya lagi.

"Ayah, Ibu, tetangga baru memberi kita ddeok."

"Ah kemarikan," ibunya mengambil beberapa roti dan membungkusnya, "berikan ini sebagai tanda terima kasih."

"Ah, Ibu kenapa tidak bilang kalau roti isi ayam masih bersisa? Aku 'kan mau juga!"

"Cepat berikan!" tangan ibunya yang satu lagi sibuk memukul bokong Hanbin.

"Ahjummaㅡini, dari orang tuaku."

"Ah terima kasih banyak. Oh ya nak, apakah kau bisa membantuku sebentar?"

Hanbin mendengus kasar, "apa itu?"

"Tolong bawakan pemberian orang tuamu ke rumah kami. Tanganku tak bisa membawa itu. Tetangga disini baik sekali."

Ia tersenyum kecut.

Dua pasang kaki melangkah menuju rumah di sebelah. Sedari tadi Hanbin hanya mendengar pujian ringan tentang Busan dari wanita pindahan itu.

Ah, andai saja aku diperbolehkan menginjakkan kaki di kota Seoul...

Kaki mereka terhenti tepat di depan rumah yang masih bau debu. Sang empunya rumah mempersilahkan sang tamu menginjakkan kakinya di rumah.

"Ah terima kasih sudah membantu. Kami akan lebih sering berbelanja di kedai rumahmu."

"Ini mungkin terdengar komersialㅡtapi roti isi ayam kami sangat enak."

"Oh ya? Kebetulan sekali kami semua suka ayam."

"Kalau begitu aku pamit dulu. Semoga kalian nyaman tinggal di sini." Walau pun terasa berat, akhirnya Hanbin tersenyum tipis sambil membungkukkan tubuhnya.

Kakinya melangkah keluar dari rumah tersebut dan bergegas menuju rumahnya untuk melanjutkan game-nya yang sempat tertunda.

Sebuah tangan terjulur ke depan dadanya, mencoba menghentikan langkah kaki Hanbin.

"Hei kau, kubilang masukkan barangku sekarang."

Sontak dahinya mengerut melihat perempuan muda melayangkan tatapan tajam ke arahnya.

"Mau pura-pura tak dengar hah? Seharusnya Ibu tak menyewamu untuk memindahkan barangku."

"Tapi akuㅡ"

"Dasar pemakan gaji buta!"

"Aku tinggal di sebelahㅡ"

Wajah gadis itu terkejut, tapi ia menutupinya dengan sempurna.

"Mungkin kau salah orang. Aku ingin pulang sekarang." Hanbin berlari kecil menjauhi gadis itu.

Gadis itu menepuk-nepuk dahinya untuk mengurangi rasa malu yang tak bisa ditutupi oleh wajahnya.

"Oh ya! Namaku Kim Jisoo!"

Jisoo atau siapalah itu aku tak peduli. Dasar wanita aneh!

[>>>]

•Noona• // Hanbin×JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang