I CAN SEE YOU | 11 |

2K 206 4
                                    

Aku membuka mataku yang terasa berat. Aku mengedarkan pandanganku ke segala arah.

Air mataku mulai menetes entah kenapa aku selemah ini.

"Kau dimana"

aku memegang dadaku yang terasa sesak.

Sakit sekali saat tak melihatnya ada di sampingku.

Rasanya Aku ingin tidur kembali dan saat aku membuka mataku aku bisa melihatnya ada di sampingku.

Tapi, perasaan ini terus mengganggu tidurku.

Aku berusaha bangkit dari tempat tidur dan berjalan tergontai menuju sofa di ruang tamu, aku menggeledah dan menemukan ponselku di atas meja.

"Hyung,,," sahutku lemah saat panggilanku di jawab dengan cepat oleh jimin.

"Eoh! Kook-aa, kau kenapa?"

"Datanglah ketempatku hyung"

"Baiklah! Aku akan segera ke sana"

Jimin langsung mematikan sambungannya. Aku membuang ponselku sembarang dan menengadahkan kepalaku yang terasa pusing di sandaran kursi.

"Apa kau tidak akan muncul lagi"

Air mataku kembali mentes, benar-benar payah. Sejak kapan aku menangis seperti ini.

Gadis itu benar-benar membuatku payah.

Aku menyeka air mataku dan mengusap wajahku dengan kasar.

Ting,,,nong,,,,

Suara bel terdengar begitu nyaring. Aku berjalan dengan lemah dan membuka pintu.

"Kau kenapa?" tanya jimin hyung.

Aku hanya menatapnya sendu,,,bibirku terlalu lemah untuk berkata. Kepalaku terasa sangat berat.

"Masuklah ke kamarmu"

Jimin langsung menopangku dan membawaku ke kamar. Inilah mengapa aku menganggapnya seperti saudaraku sendiri. Dia benar-benar sangat perhatian.

"Kepalamu sangat panas! Apa kau demam?" jimin meletakkan tangannya di dahiku.

Aku hanya menggeleng lemah.

"Kau benar-benar demam! Tunggu di sini aku akan membeli obat"

"Tidak perlu" lirihku sambil menahan langkahnya.

"Apa maksudmu? Demammu sangat parah"

"Tidak perlu hyung! Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini" kataku dengan nada bergetar.

"Apa yang kau bicarakan!" tanyanya tak mengerti.

"Dia sudah pergi, dia tak muncul lagi, di- dia...."

"Dia meninggalkanku" aku memejamkan mataku yang terasa berat dan panas.

"Apa maksudmu?"

"Wanita itu, maksudku hantu itu. Dia sudah pergi"

Jimin melangkah mendekatiku.

"Ini adalah pilihanmu. Kau memilih untuk membantu dia menemukan masa lalunya dan kau sudah berhasil"

"Aku tidak tahu, kalau akibatnya akan sesakit ini" aku mengigit bibir bawahku berusaha menahan tangisku.

"Seharusnya kau senang. Kau sudah berhasil membantu wanita yang kau cintai"

"Tapi aku belum siap kalau semuanya terjadi secepat ini, aku bahkan belum sempat memberitahu berita gembira ini" aku melirik tiket golden milikku yang tergeletak di atas meja.

"Lupakan itu, kau harus ke rumah sakit sekarang" jimin langsung menahan darah yang mengalir dari hidungku dan membantuku berdiri.

Belum sempat melangkah, semuanya menjadi gelap dan aku tidak bisa menopang diriku sendiri.

- - - -

Detingan alat medis kini terdengar jelas di telingaku. Aku membuka mataku perlahan dan berusaha membiasakan diri dengan ruangan serbah putih ini.

Aku melirik sisi kanan dan kiriku tapi tak satupun seseorang ada di sini.

"Akh!" keluh ku saat kepalaku terasa pusing.

Apa aku benar-benar sakit hingga berakhir di sini.

Aku menyipit kan mataku saat aku melihat seorang gadis menatapku dari kaca persegi panjang yang ada di pintu.

Aku berusaha menangkap objek itu dengan jelas.

Wanita berbalut pakaian medis, rambut panjang dengan poni yang khas.

"So-hyun" gumamku.

Dia benar-benar mirip. Tidak, itu pasti dia,,,

"So-hyun-aaa" aku berusaha bangkit tapi kepalaku terasa berat.

Kakiku bergetar tak bisa menahan untuk tidak mendekatinya.

Kulihat ia berbalik dan melangkah meninggalkan pintu dengan cepat.

Dia pergi.

Aku yakin itu pasti dia. Tatapan matanya seakan mengatakan kau itu benar-benar dia. Tapi kenapa ia tidak mendekatiku? Apa ia melupakanku?

Cklekk....

Pintu itu terbuka, menampakkan jimin yang sedang menjinjing kantong pelastik.

"Kau sudah sadar" sahutnya lalu menyimpan kantongan itu di atas meja.

"Hyung,,,apa kau melihat seorang gadis di luar" tanyaku tak sabaran.

"Gadis yang mana maksudmu? Aku melihat banyak gadis di luar sana"

"Maksudku, gadis yang berdiri di depan pintu"

"Tidak ada, memangnya kenapa?"

"Gadis itu, mirip dengan so-hyun. Mungkin dia benar-benar so-hyun"

"Tidak ada orang di luar sana, mungkin kau hanya berhalusi nasi. Kata dokter kau butuh banyak istirahat" jimin mengupas sebiji apel untukku.

"Mungkin" lirihku, tapi aku yakin itu dia.

Aku benar-benar tersiksa.

"Jungkook-aa!" terdengar seruan orang dari arah pintu.

"Taehyung-ssi" sahutku saat kulihat taehyung melangkah mendekatiku.

"Apa kau sudah baikan bung?"

"Eoh!" jawabku mencoba tersenyum.

"Aku mendengar dari jimin kalau kau masuk rumah sakit jadi aku mampir ke sini kebetulan aku sedang mengunjungi seseorang di sini"

"Bagaimana dengan audisinya apa kau lulus?" tanyaku dengan lemah.

"Eoh! Tenang saja. Sejak kapan alien ini tidak lulus audisi. Aku pasti lulus, karena mereka semua terpukau dengan kegantenganku" sahutnya membangakan diri disertai senyum kotaknya.

"Dasar kau ini" aku terkekeh mendengar ocehannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.voted and command

Gimana dengan part ini? Mungkin kata-katanya ngga terlalu nyambung yah?
Maaf, so'alnya part ini aku bikin di tengah-tengah kesibukan belajar. Jadi maklum kalau ngga terlalu kena feelnya.

Tapi aku masih mengaharap, suport dan command dari kalian.

Yang baik hati tolong klik bintang di bawah yah....

Gomawo


I CAN SEE YOU !! (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang