5. Revon & Sean Jaeger

16.6K 1.3K 250
                                    


Shingeki no Kyojin

By

Hajime Isyama

I don't take anty materials about this story

Pairing : Riren/Rivaere

Rate : M

Genre : Romance, Hurt/comfort, Family, Friendship

Warning : BL/gay/yaoi, M-preg, OC, OOC, bahasa kasar, typo(s), dll

L💔VE and PAIN

By

Zavionix Shakdee

.

.

.

.


Tokyo 2017






Sinar matahari mulai meredup di ufuk barat, orang-orang mulai berangsur pulang memilih menghabiskan waktu malam bersama dengan keluarga. Begitu pula dengan Eren Jaeger yang segera membereskan peralatan dan buku-bukunya. Hari ini tepat satu minggu telah berlalu semenjak dia mengajar di sebuah Universitas ternama di Tokyo. Sebagai dosen baru yang terbilang muda, dia harus ekstra bekerja keras agar para mahasiswa itu mau mendengarnya dan menghormatinya layaknya seperti dosen yang lain.

Melihat jam di pergelangan tangannya, mata hijau nan indah itu membesar. Tanpa menunggu waktu lama lagi Eren segera bergegas keluar dari ruangannya, sedikit berlari menuju parkiran mobil dan segera menancap gas ketika sudah berada di belakang kemudi. Mobil hitam mengkilat itu segera saja membelah jalanan kota Tokyo yang terbilang ramai dan padat.

Butuh waktu sekitar satu jam-an baginya untuk sampai disebuah apartemen elit dengan penjagaan yang ketat di depan gerbangnya.

"Selamat sore Gunther-san" sapanya kepada security yang tengah berjaga.

"Selamat sore Eren, tidak biasanya kau pulang telat" Eren tersenyum menanggapi ucapan pria itu. Walau dia baru menghuni apartemen ini selama satu minggu belakangan, tapi para pihak keamanan disini sudah mengenal baik dirinya.

"Ada sedikit masalah tadi di kampus" Eren menjawab seadanya, kemudian melanjutkan mobilnya menuju basement setelah tadi berpamitan pada Gunther. Mematikan mesin dan memastikan semua barangnya terbawa, Eren segera keluar dan kembali bergegas menuju lift yang akan membawanya menuju lantai tempat tinggalnya. Nafasnya sedikit memburu ketika sudah berada di depan pintu masuk apartemenya, dia segera menekan beberapa dijit angka di intercom dan segera masuk setelah terdengar bunyi klik pintu tanda tebuka.

"Papa terlambat dua puluh menit" sahut seorang bocah bersurai hitam legam dengan iris berwarna hijau keemasan seperti Eren.

"Papa harus dihukum" sahut seorang bocah lagi yang tepat berdiri di samping bocah bersurai hitam. Rambutnya bersuari cokelat mirip Eren tetapi matanya beriris kelabu.

Eren hanya bisa menyengir melihat tatapan berang dari kedua anak kembarnya itu, lihat saja kedua bocah tersebut berdiri angkuh dengan tangan terlipat di dada. Oh jangan lupakan tatapan intimidasi mereka membuat Eren sedikit bergidik.

L💔VE and PAIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang