L💔VE and PAIN ✔

21. Titik Terang

Shingeki no Kyojin

By

Hajime Isyama

I don't take any materials about this story

Pairing : Riren/Rivaere

Rate : M

Genre : romance, hurt/comfort, family, friendship

Warning : BL/yaoi/gay, M-preg, OC, OOC, bahasa kasar, typo(s),dll

L💔VE and PAIN

By

Zavionix Shakdee

.

.

.

.

.

.

Gelap, semuanya terasa gelap. Iris kelabu itu menelusuri seluruh tempatnya berpijak dengan tatapan bertanya-tanya. Semua yang bisa dilihatnya hanyalah kegelapan. Tidak ada cahaya sedikitpun yang bisa dijumpainya.

"Dimana aku?" tubuhnya seakan melayang di udara. Seperti mendapat jawaban. Matanya dapat melihat dirinya yang saat ini tidak berpijak pada apapun.

Terbang, dirinya terbang bagaikan seekor burung. Sayup-sayup telinganya mendengar suara isak tangis yang datang entah dari mana.

"Dimana aku?" kembali pertanyaan itu yang keluar dari bibir tipis tersebut. Kembali seakan mendapat jawaban, setitik cahaya yang jauh disana muncul menyilaukan mata. Tubuhnya bergerak sendiri untuk mendekati cahaya tersebut.

Silau, setitik cahaya itu semakin lama semakin membesar. Mata tajam itu terbelalak takjub melihat pemandangan yang tersuguh di depannya saat ini.

"Dimana aku?" pertanyaan itu lagi yang meluncur dari mulutnya. Tubuh yang melayang itu mendekati sebuah sungai berwarna putih seperti susu. Jarinya penasaran untuk merasakan air tersebut.

Kental, tekstur air itu membuat lidah Rivaille penasaran untuk mencicipinya. Rasa air itu sedikit manis seperi susu. "Kenapa bisa? Sebenarnya dimana ini?" mendadak kepalanya terasa pusing, suara isakan itu semakin terdengar keras. Rivaille seolah bisa mendengar jika seseorang memanggil-manggil namanya.

"Eren" mata itu membola besar saat dia bisa mengenali suara tersebut. Suara pujaan hatinya yang terdengar begitu parau dengan kesedihan yang begitu mendalam.

"Eren" panggilnya sekali lagi lalu terbang mendekati asal suara tersebut.

"EREN" suaranya naik satu oktaf memanggil kekasih manisnya yang tengah menangis di bawah pohon. Dengan lincah Rivaille terbang mendekati sosok berpakain putih tersebut.

Rivaille segera mendekap sosok bersurai brunette itu ke dalam pelukannya. "Ssst, kenapa kau menangis bocah. Aku disini, tenanglah" telinganya bisa mendengar suara isakan itu mulai mereda.