Dasar, sepupu.

714 31 0
                                    

Don’t pretend that you don’t want me. The only thing that I want is your love

•••

   MASIH dengan kucir kudanya. Gweni menyusuri rak rak buku diperpustakaan. Berharap menemukan buku rumus fisika yang biasanya diletakkan diperpus.

"Gweni?" panggil Ita, teman Gweni. Namun dikelas yang berbeda.

"Eh, Ita. Ada apa?" tanya Gweni sembari menghentikan kegiatannya mencari buku fisika.

"Lo lagi deket sama Diego kan?" tanya Ita to the point.

"Diego? Eng—enggak kok." jawab Gweni kikuk. Dan memilih untuk melanjutkan kegiatan mencari buku.

"Masa? Terus kenapa kemaren lo pulang bareng dia naik mobil? Malah gue nggak dijemput si Digok?" jelas Ita.

"Oh itu. Dia cuma ngerasa bersalah karena dia nabrak gue waktu itu. Sori kalo gue ganggu hubungan kalian." jelas Gweni.

"Hubungan? Maksud lo? Hubungan pacaran?" tanya Ita shock . Gweni menganggukkan kepalanya.

"What the hell!! Gwen!! Lo nggak tau atau bego sih?" teriak Ita, yang membuat pengunjung perpus menatap tajam kearah mereka berdua. Gweni hanya memasang tampang bingungnya. Dia nggak ngerti apa yang diomongin Ita.

"Astaganabonar!!! Diego itu sepupu gue peak!" kata Ita dengan nada tegas namun berbisik. Sontak membuat Gweni membulatkan matanya.

"Ha?! Yang bener aja lo!?"

"Menurut lo? Tampang gue ini tampang tukang kibul apa? Dasar."

"Seriusan, gue gaktau. Tapi bagus sih kalo lo sepupunya dia. Jadi lo bisa sampein pesan gue ini ke dia."

"Pesan apaan?"

"Jauhin gue," lalu Gweni pergi meninggalkan Ita yang hanya tersanjung dengan katakata Gweni.

"Itu pesan buat Diego kan? Bukan buat gue?" tanya Ita sambil menghampiri Gweni.

"Tergantung sih. Kalo lo deketin gue cuma karena biar gue dan Diego bisa sama lagi. Berarti pesan gue buat lo juga." jawab Gweni dengan tampang khasnya.-datar-.


"Tapi Diego itu orangnya baik, Gwen. Dia juga gak playboy kaya Nathan. Gue tau kok, kalo Nathan deketin lo. Dan kemaren lo dilabrak kakak kelas kan?"

"Whatever la Ta, gue bingung kadang."

"Yaudah deh, kalo gitu gue duluan ya, ada tugas dari guru sejarah gue, daa.." Gweni pun hanya mengangguk dan setelahnya Ita memilih pergi menjumpai sepupunya yang paling ceroboh itu.

"Digok!" teriaknya didepan Diego yang saat itu sedang berjalan dikoridor.

"Paan sih! Didepan lo nih gue nya." kata Diego kesal sambil merengut.

"Iya, udah tau gue." balas Ita bodo amat.

"Terus ngapai teriak-teriak anjir!" balasnya makin kesal.

"Genting, penting!"

"Nggak ada yang penting didunia ini."

"Gweni? Dia juga gak penting menurut lo?" mendengar nama itu membuat Diego membulatkan matanya dan mulai serius mendengarkan Ita.

"Gweni kenapa?" balas Diego dengan keponya.

"Segitu kepo nya lo!"

"Nggak juga sih," kata Diego dan mulai rilex agar sepupunya itu gak curiga. Kalo dia naruh perasaan ke Gweni.

"Dia punya pesan buat lo. Tapi, sebagai bayarannya, lo harus ceritain ke gue. Kenapa kalian bisa sedeket ini?"

"Kita gak deket." jawab Diego dengan tampang datarnya.

"Please deh Gok! Gausah tampang datar gitu. Gue udah dapet jatah duluan dari Gweni. Jangan lo tambahin," kata Ita mengerucutkan bibirnya. Diego hanya diam, tidak dengan pikirannya. Diego kembali mengingat Gweni. Entah itu wajah datarnya, senyumnya, ketawanya atau apapun yang ada pada Gweni, Diego suka.

"Kok malah ngelamun sih! Cerita dong Gok! " desak Ita yang membuat Diego menghembuskan nafasnya berat.

"Gue bakal cerita..."

"Yashhhh!!!"

"Tapi gak disini. Dan nggak sekarang juga."

"Yah, lama lagi dong."

"Mending lo balik kekelas gih. Ntar lo pulang bareng gue." kata Diego lalu pergi meninggalkan Ita didepan kelasnya.

"Ya deh serah lo," jawab Ita.

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang