[BGB-Squel]-BAB 2

954 29 2
                                    

"Gweni ‘kan?" tanya seseorang mengejutkan Gweni. Lantas dia hanya membalas dengan mengerutkan dahinya.

"Ini gue.. "

***

Dengan sebuah keputusan akhir. Nathan pasrah jika harus mengikuti acara keluarga yang sama sekali tak penting untuknya. Bagaimana tidak, sepupu tertuanya itu tengah mengadakan pertemuan keluarga dengan pasangannya. Entahlah, Nathan hanya merasa tak ada sangkut paut dirinya dengan acara itu. Namun, lagi-lagi, sepupunya yang sudah kelewat besar seperti itu, masih saja manja dengan Nathan yang terpaut umur 3 tahun lebih muda.

"Nath! Buruan dong, gue deg-degan nih.." gedor sepupunya itu dari balik pintu kamar Nathan.

"Apaan sih? Hubungannya sama gue apa coba?" teriak Nathan keras dari dalam kamar.

"Ya, elo nenangin gue kek.." balasnya lagi.

"Ogah, nyet." sarkas Nathan lalu keluar dari kamar, dan melenggang begitu saja tanpa memperdulikan Kiel sepupunya yang sedang mengomel layaknya anak-anak.

•••

Acara keluarga sudah dimulai. Menampilkan sosok wanita dengan dress selututnya yang memukau. Balutan make up tipis pun, turut serta mengambil alih wajah blasteran milik gadis yang kini tengah digandeng sepupunya itu.

"Lucky boy.." gumam Nathan sambil duduk di sofa yang disediakan.

Lama, Nathan berdiam diri sambil menggoyang-goyangkan minumannya, tanpa niat meminum. Dan tanpa niat mengurusi acara pendekatan keluarga yang menurutnya tak penting.

Seketika, perhatiannya tertuju kepada gadis dengan dress yang juga selutut, berpadu dengan heels senada dan rambut ikal yang digerai. Sempurna. Hanya dengan make up tipis dan wajah blasterannya.

"Gweni kan?" tanya Nathan saat dia menghampiri gadis itu. Dan dia terkejut, saat namanya disebut barusan. Ketara dari dahinya yang berkerut heran.

"Ini gue.." seru Nathan lagi. Dia pun hanya tersenyum simpul, sambil mempersilahkan Nathan untuk duduk.

"Lo ngapain disini? " tanya nya kemudian, saat Nathan baru saja mendaratkan bokongnya dikursi.

"Gue disini sebagai keluarga dari calon mempelai pria" jawabnya enteng.

'What the hell..?!!!! Apa-apaan ini. Kenapa harus berhubungan sama Nathan lagi?' batin Gweni sambil menunduk.

"Psssttt... Lo nggak papa kan?" tanya Nathan, saat tau Gweni hanya menunduk diam.

"Gue nggak papa" jawabnya lagi.

"Diego mana?" tanya Nathan tiba-tiba, saat mereka cukup lama hanya diam.

"Ha?"

"Diego, cowok yang sok keren waktu SMA dulu?" ulangnya.

'Emang dia keren, bego. Lo aja yang suka gak sadar.' batin Gweni, lagi-lagi.

"Eh—gak tau. Gue nggak pernah ketemu dia lagi."

"Emang gitu ya, superhero suka ngilang-ngilang nggak jelas gitu. Sewaktu muncul nanti berubah banget." balas Nathan.

"Lo tau darimana?"

"Dari cowok yang sok keren seantero sekolah, yang katanya dia deketin lo cuma karena kasihan sama lo, itu semua berkat sepeda sialannya yang entah kenapa bisa nabrak cewek yang cerewet kayak lo. Dan inget, dia deketin lo cuma karena ka-si-han." Jelas Nathan lalu bangkit dan meninggalkan Gweni yang kesal setengah mati.

•••


Setelah acara keluarga selesai. Gweni lebih memilih kamarnya untuk bersantai akibat lelahnya menyambut tamu. Apalagi, salah satu dari anggota keluarga tamunya adalah Junathan yang notabennya adalah teman dekat Diego 'dulu'. Dan dialah, orang yang melukai Joel, karena pernyataan Gweni yang membuat Nathan kesal setengah mati.

Gweni memilih bersandar dikaca besar penyekat antara kamar dan balkonnya. Memegang secangkir coklat panas yang digenggamnya dengan keras. Entahlah, belakangan ini Gweni menjadi malas meminum kopi. Selain gak bagus untuk lambungnya, pun juga tak bagus untuk mood nya yang sedang kurang baik untuk saat ini.

Melihat Gweni diam sambil memegang sebuah cangkir dan sedikit mengerutkan dahinya membuat semua orang paham bahwa seorang Anastasya Gweni, sedang memikirkan sesuatu hal dengan sangat keras.

Ya, hal itu adalah perkataan Nathan yang seperti sebuah tamparan. Sadis, sakit dan tega.

"Dari cowok yang sok keren seantero sekolah, yang katanya dia deketin lo cuma karena kasihan sama lo, itu semua berkat sepeda sialannya yang entah kenapa bisa nabrak cewek yang cerewet kayak lo. Dan inget, dia deketin lo cuma karena ka-si-han."

Sepertinya, perkataan Nathan mampu membuat Gweni jadi gila memikirkannya. Sekali lagi, untuk apa Gweni memikirkannya. Hei, ini sudah hampir 4 tahun, dan Gweni masih gak bisa lupain Diego?

Haha, terlalu lucu buat ditangisi dan terlalu sadis buat diketawain.


Tiba-tiba sebuah lagu terputar keras dari ponsel Gweni yang berada diatas nakas. Membuat lamunan Gweni buyar dan menghembuskan nafasnya kasar, lalu berjalan menghampiri benda sialan itu.

"Nomor tak dikenal? Hah" gerutunya malas lalu membiarkan ponselnya terus berdering, tanpa niat menyentuhnya.

Lagi, lagi ponselnya terus berdering. Tanpa berhenti sekalipun. Mungkin sudah 10 kali ponselnya mendapat panggilan masuk dari nomor yang sama.

Dengan malas-malasan, Gweni dengan terpaksa mengangkat telepon itu.

"Apa?" tanyanya langsung to the point.

"Ini Gweni kan?" tanya seseorang dengan senyum simpulnya disebrang sana.

"Hm"


"Tebak" katanya yang diseberang telepon.

"Gue gak tau." jawab Gweni tenang.

Tiba-tiba panggilan terputus sepihak, membuat Gweni mengerutkan dahinya bingung.

"Dasar, gila."

————————————

Huahuahuahua.....

Ohyaaaa:v jangan lupa ya, yang uda baca BEAUTIFUL GOODBYE tapi belum baca LOST STARS...
gue harap baca juga yaa:v...

Karena:v itu tuh cerita pertama gue getooh:v *authormulaialay.

Enggak juga sih, itutuh cerita ke-seribunya author, tapi baru itu yang berani author publish. Yang lainnya author publish juga sih😂😁😁😂 *bedanyaapaansihthor *gajebanget:v

Bedanya? Mau tau?

Ya bedanya yang LOST STARS di PUBLISH sedangkan yang lainnya di UNPUBLISH

SELESAI😂😂😂









Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang