Antara Cinta Dibalik Rahasia

642 27 0
                                    

SUDAH lama Nathan tak terlihat semenjak kejadian pagi itu. Banyak yang bilang kalo Nathan di skors . Tapi menurut Gweni ini adalah berita bagusnya. Dia nggak mesti capek capek menghindari Nathan.

Disekolah tak ada yang menarik perhatian Gweni selain Diego. Tapi dengan tak egoisnya dia mesti mengalihkan pikirannya agar tak kearah Diego terus. Dia hanya gak ingin kembali jatuh dan membuat hatinya kembali patah.

Selama Joel tak masuk sekolah, selama itu pula Gweni tak pernah keluar kelas hanya sekedar untuk ke toilet pun Gweni hampir tak pernah. Tapi hari ini berbeda. Diego datang dengan dandanan badboy kebanyakan sambil menghampiri Gweni, membuat para wanita dikelas Gweni berteriak histeris.

"Gwen.." panggilnya membuat Gweni melepas headphone nya lalu mendongak kearah Diego yang lumayan tinggi jika posisi Gweni duduk begini.

"Apa?"

"Ini buat lo," katanya sambil menyerahkan bungkusan plastik.

"Ini apa?" tanya Gweni bingung.

"Coklat sama eskrim. Gue nggak pengen lo kelaperan."

"Gue lagi nggak makan eskrim, Go."

"Yaudah, coklatnya aja lo makan."

"Tapi gue sama sekali belom sarapan dari rumah. Gue nggak mau kenapa kenapa gara gara makan coklat." jelas Gweni lalu kembali mengalihkan perhatiannya pada novel yang ada ditangannya.

Dengan tiba tiba, Diego menarik lembut tangan Gweni. Membuat suara ricuh dikelas menjadi semakin terdengan.

"anjir, Gweni pergi bareng Diego."

"Pengen dong, di kasih makanan sama Diego. Terus dianterin kekelas."

"Pengen dong digandeng.."

Banyak teriakan histeris dan harapan yang mereka lontarkan terang terangan saat mereka berjalan bergandengan.

"Diego!" panggil Mira saat mereka baru saja keluar dari kelas. Membuat Gweni menghempaskan tangan Diego.

"Lo kenapa sama dia?!"

"Apa salah?" tanya Diego dengan tampang datarnya.

"Maksud lo apaan?! Lo udah ngajakin gue dinner bareng, tapi lo malah balikan deket sama dia?!"

"Gue gak pernah ngajak lo, lo yang selalu nyari kesempatan biar gue ngajakin lo. Dan kenapa gue sama Gweni, karena gue cintanya sama dia! Bukan sama lo!" bentak Diego .

"Oh, jadi lo buat persahabatan kita hancur? Dan lo cuma jadiin gue pelampiasan! Iya?!" bentak Mira lagi, membuat Gweni memijat keningnya pusing.

"Bukan gue, tapi lo!"

Gweni memilih duduk dibangku depan kelasnya saat mereka berdua bertengkar hebat.

"Gwen, lo gak papa kan?" tanya Diego khawatir saat melihat wajah Gweni pucat.

"Nggak kok, gue nggak papa." katanya sambil masih mengerjapkan matanya berulang kali. Sampai akhirnya dia ambruk tak sadarkan diri.

"Gwen.. Bangun Gwen.." kata Diego sambil menepuk pipinya.

"Go, bawa dia keUKS!" kata Mira lalu dengan cepat Diego menggendong Gweni ke UKS.

*

Samar samar Gweni melihat cahaya yang terkena langsung dimatanya. Berulang kali mengerjap dan membuat gerakan kecil ternyata membangun kan Diego yang sedang tidur disamping tempat tidur Gweni.

"Lo uda sadar?"

"Hm" gumam Gweni sambil membuang mukanya agar tak melihat kearah Diego.

"Lo makan ya? Biar gue suruh Laode beli nasi buat lo." tawar Diego yang sama sekali tak diperdulikan Gweni.

Diego hanya menghela nafas nya kasar lalu bangkit dari duduknya.

"Halo?" dia menempelkan benda persegi itu ditelinga saat sambungannya telah diterima.

"Lo ke UKS ya, belikan nasi sama minuman. Cepetan!" kata Diego lalu memutuskan sambungan telepon sepihak. Dan Laode (orang yang Diego telepon) hanya mampu menghela nafas.

"Untung lo sahabat gue, Gok" gerutunya diseberang sana.

Lama mereka mempertahankan situasi ini. Gweni menatap dinding polos bercat pitih disebelahnya sedangkan Diego menatap Gweni lekat.

"Mau sampe kapan lo kayak gini?" kata Diego mulai bersuara.

"Apa peduli lo?"

"Gue peduli apapun yang menyangkut lo!"

"Peduli? Peduli apapun yang menyangkut gue? Pantes lo deket sama Mira dan nggak anggep gue. Ternyata Mira menyangkut gue." jelas Gweni sambil tertawa hambar. Diego hanya diam, diam mencerna kata demi kata yang diucapkan Gweni.

"Gue nggak maksud kayak gitu"

"Tapi nyatanya lo kayak gitu. Maksud lo deketin gue apa? Kalo tiba tiba lo deket sama Mira? Apa lo mau buat gue kayak Mira tadi? Lo campakkan gitu aja?!" bentak Gweni sambil meneteskan sebutir air matanya.

"Gue sama Mira nggak ada apa apa, Gwen. Gue gak suka sama dia."

"Terus kenapa lo seolah kasih dia harapan! Dia juga cewek, Go! Lo seharusnya ngerti, cewek itu sensitif, gak bisa seenak jidat lo aja. Lo juga harus mikir! Dia suka sama lo lebih dulu dibanding kita ketemu! Dia terobsesi sama lo! Lo harus ngerti seharusnya!" bentak Gweni yang sekarang kembali meneteskan air matanya sambil terisak.

"Gue cuma--" belum sempat Diego melanjutkan kalimatnya, Laode datang sambil membawa beberapa plastik makanan.

"Makanan datang!!" pekiknya girang.

"Egh? Sorry lanjutin aja lagi," kata Laode sambil membalikkan badannya tak lupa meninggalkan cengiran kudanya.

"De!" panggil Diego. Lalu Laode tampak menjitak jidatnya sendiri lalu membalik.

"Siniin makanannya. Abis itu baru lo boleh pergi." kata Diego dengan airmuka datarnya.

"Lo makan ya," tawar Diego.

"Gak!"

"Lo keras kepala ya,"

"Bodo amat!"

"Yauda kalo lo gak mau makan juga gak papa," kata Diego sambil melenggang pergi dengan membawa bungkusan itu.

"Eng.. Iya deh gue makan. Laper nih," kata Gweni sambil mengerucutkan bibirnya.

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang