Masih Kesal

1.5K 63 1
                                    

"I don't understand why you're so cold to me"

•••

   BURU-buru Gweni masuk kedalam kelasnya tanpa menghiraukan luka di kaki dan keningnya. Yang Gweni pikirkan sekarang adalah, bagaimana dia bisa masuk kekelas dan memulai ujian kimianya.

"Permisi, bu."

Tampak semua teman Gweni menatap kearahnya dengan tatapan bertanya. Dan hanya Gweni hiraukan.

"Kamu kenapa Gwen? Kenapa bisa luka sana-sini gitu?" tanya bu Ellen.

"Ah.. Ini? Gapapa kok bu, kepentok dikit.." jawab Gweni santai.

"Kamu obati dulu sana, di UKS" pinta bu Ellen.

"Nggak bu, Gweni ujian dulu aja. Lukanya bisa nanti-nanti." jawab Gweni yang mendapat gelengan kepala bu Ellen.

"Pokoknya nanti cepat kamu obati." kata bu Ellen. Lalu, menyuruh Gweni masuk dan menyelesaikan ujian kimianya.

***

"Bu Ellen abis minum obat apaan? Kok bisa baik gitu ke lo?" Cerocos Mia sambil menyendokkan baksonya.

"Ntah," jawab Gweni.

"Tapi ya.. Kok lo bisa bonyok gitu sih? Masih pagi juga.." tanya Samira penasaran.

"Kepentok," lagi-lagi. Gweni tetaplah Gweni. Yang terlalu bodo amat. Kadang sebagai sahabat, entah bagaimana cara agar bisa memahami Gweni. Tapi, mereka selalu sabar dengan semua sikap Gweni. Mungkin gak sekarang. Tapi pasti nanti, cepat atau lambat Gweni bakalan cerita.

"Yakin?" tanya Mia lagi.

"Nggak,"

"Mantap, lo bales aja gue singkat-singkat. Kayak doi yang sering gue chat duluan." berontak Mia karena kesal.

"Iye-iye. Tadi pagi gue bonyok gitu gara-gara ditabrak  sama bocah."

"What the hell?! Kok bisa? Apa sakit? Atau ada lagi yang luka? Anak mana dia? Biar gue hajar nih.." kata Mia sambil memeriksa tubuh Gweni.

"Is.. Apaan sih Mia! Gue gapapa. Cuma kaki sama kening doang yang bonyok. Gak usah lo gonyoh juga gue-nya" kesal Gweni kepada Mia, yang hanya mendapat gelak tawa dan cengiran dari Amira dan Mia.

"Ampun.." kata Mia sambil mengangkat tangannya dan jarinya membentuk huruf V.

Gak berapa lama kemudian. Cowok yang tadi pagi nabrak Gweni, baru aja masuk kekantin dengan beberapa squad nya. Entah ini memang hari sialnya Gweni. Ketika dia sibuk menatap cowok itu. Antara tatapan gak suka dan suka eh. Abisnya tatapannya sama aja sih. -datar-

"Eh eh, itu tuh, cowok ganteng anak IPS yang gue bilang waktu itu sama lo. Anak bandel sih, tapi sumpah kece banget." kata Mira heboh sendiri dibangkunya.

"Gantengan juga Nathan, Mir.." balas Mia cuek.

Lelaki itu pun entah mengapa malah melihat kearah meja Gweni dkk, bukan melihat Mira melainkan melihat Gweni yang pada saat itu juga sedang melihat bocah itu.. -jleb- Gweni ke -gep.

"Sial." gerutu Gweni tiba-tiba dan membuat kedua sahabatnya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Lo kenapa Gwen? Lo gak berubah gila kan? Gara-gara ditabrak tadi?" tanya Mia polos. Gweni hanya diam sambil menunduk, pura-pura memainkan ponselnya.

"Balik ke kelas yuk. Uda bel." kata-kata itu keluar dari mulut Gweni dan langsung Gweni bangkit dari duduknya tanpa meminta jawaban kedua sahabat nya.

Tangan Gweni tercekat. Kali ini bukan Mia atau Samira yang mencekatnya. Ditolehnya kebelakang, kearah tangannya.

'Kenapa lo lagi? Bisa gak, gausah buat gue kesel! Berasa jadi punya hari sial gara-gara lo! Tau ga!' batinnya sambil menghempaskan tangannya agar terlepas dari cekatan cowok beralis tebal,

dengan bibir pink dan mata abu-abu miliknya. Yang Gweni tau, semenjak itu. Dia benci dengan mata indahnya yang abu-abu itu.

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang