Jangan War, Gwen.

1K 43 0
                                    

"Don't choose the one who is beautiful to the world. But rather, choose the one who makes your world beautiful. -Harry Styles"

•••

🔉🎶Team-Lorde

   GADIS itu menata rambutnya dengan mengucir kuda rambut ikal panjangnya. Tak ada yang lebih menarik pagi ini. Gweni dengan malas melangkah keluar kamar dan pergi menggunakan sepedanya kali ini.

Sebelum keluar dari rumah. Seseorang bersuara dari sofa ruang tamu. Dengan pakaian rapi dan duduk dengan anggunnya.

"Kamu gak pamit Gwen?" sapanya lembut.

"Pamit ma." jawab Gweni sambil memasang sepatunya.

"Mama dan papa akan berangkat—"

"Lagi? Oh udah biasa ma.. Joel ada kok. Bye ma," jawabnya kemudian beralu pergi.

Terlahir sebagai anak tunggal yang kurang kasih sayang. Gweni sudah pasrah akan hidupnya. Tak jauh jauh dari penghianatan dan kurangnya kasih sayang. Gweni sempat berpikir untuk mengakhiri semuanya. Namun, hidup gak sesingkat tumbuhan kecambah yang singkat. Itu pikirnya.

Dilajunya sepeda sport miliknya. Seperti biasa, headphone nya tak pernah absen bertengger ditelinganya. Untung kecelakaan semalam gak ngebuat headphone Gweni rusak parah. Seenggaknya masih layak pakai.

Gweni bergumam, dan mengikuti alunan musik. Tapi kini dia berhati hati. Dia gak mau salah langkah. Bisa bisa dia ketemu lagi dengan cowok yang menyebalkan itu.

" And that's why I love you. So don't be afraid to let them show-- "

"True colors, true colors are beautiful. Like you....." potong seseorang ketika Gweni menyanyi dengan semangatnya.

"Lo?" Gweni kaget bukan kepalang. Bukan kaget karena ada Zayn Malik didepannya. Atau ada orang gila yang lagi nyasar tiba-tiba ngegodanya. Bukan, tapi ini lebih parah menurutnya dan lebih seram.

'Bakal ada season ke- entah berapa kali- yang jelas ini bakal jadi awal pagi yang buruk, mungkin.' batin Gweni.

"Diego?"

Yang empunya nama hanya mengangguk gak jelas.

"Kok liriknya lo ubah ubah sih?—eh bodo amat lah. Ngapai lo ikut nimbrung nyanyi? Siapa yang nyuruh?" semprot Gweni kepada Diego. Diego hanya menaik-turunkan bahunya lalu mengayuh sepedanya lagi dengan santai.

"Ngejekin gue, lo ya," gerutu Gweni kesal. Dan buru buru melombanya. Alhasil melihat Diego yang juga gak mau kalah dari Gweni, akhirnya dia tertantang untuk ngebut naik sepedanya demi sampai disekolah lebih dulu dibanding cewek berkucir kuda itu.

Dengan sekuat tenaga badaknya, Gweni mengayuh sepedanya sambil berteriak gak jelas.

"Gue bakalan move on dari lo brengsekk!!!! Aaaaaaaa!!!" Dianggapnya kayuhan sepeda itu sebagai alat penyalur emosi dan uneg- unegnya. Entah mengapa, dia selalu punya waktu untuk hal seperti ini. Semenjak tiga tahun lalu.

"Argggghhh...." geram Gweni, karena Diego memenangkan balapan tak sengaja itu.

"You lost bitch. "

"Bodo amat." balas Gweni, sambil memarkirkan sepedanya lalu melewati Diego dengan cueknya.

Lagi, Diego menarik lembut tangan Gweni. Langsung, mata mereka bertemu. Gweni bisa mencium aroma khas Diego yang maskulin. Begitu juga dengan Diego. Dia bisa merasakan aroma sheer London dari gadis berkucir kuda itu. Beberapa saat mereka hanya saling pandang.

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang