Sekuel[BGB]-BAB 1

789 21 0
                                    

"Gila! Lo kerja bareng itu bocah? Ah, nggak mungkinlah!" bantah gadis dengan rambut sebahunya itu sambil menyeruput jus mangganya.

"Ih, apaan sih lo. Gue tau lo nggak percaya kalo sekarang dia lebih sukses dari pada kita.. Tapi lo juga gak boleh sepele sama orang." balas gadis dengan rambut ikalnya lalu mengibaskan sedikit tangannya dengan lentik tanda bahwa dia sedang kepanasan.

"Eh, asal lo tau ya... Itu anak sekolah aja males. Sering cabut kaya si doi lo ‘tuh." balasnya tak mau kalah.

"Emang, lo yang nentuin masa depan orang kaya’ gimana? Lo pernah mikir gak? Kenapa kita udah tamat kuliah dan belum dapat kerja tetap, padahal dulu kita belajar motan dan kuliah dengan giat? Tapi malah orang yang banyak mainnya dulu malah jadi orang sukses sekarang? Pernah mikir gak?" balas Gweni dengan nada tak suka.

"Dia beruntung.."

"Beruntung gak datang sama orang yang nggak usaha. Kita gak tau usaha dia itu gimana dibelakang kita. Barangkali usaha dia lebih besar dibanding usaha kita, makanya Tuhan kasih dia keberuntungan yang besar. Tapi ingat Tuhan adil, dia juga kasih kita keberuntungan. Meski gak sebesar dia."

"Iya sih, lo bener juga. Oke, balik ke topik semula. Kenapa bisa lo kerja diperusahaan dia dan jadi sekretarisnya, pula?"

"Ya, gue gak sengaja aja ngirim lamaran gue ke kantornya. Dalam waktu 1 kali 24 jam, gue dihubungi sama pihak perusahaannya dan gue dipanggil untuk wawancara, lalu diterima deh. Dan besok hari pertama gue kerja.."

"Lucky girl.."

"Yaps! Kalo lo gimana?"

"Gue.. Udah dapet kerjaan sih, tapi sebagai pelayan di kafe gitu. Gajinya lumayan sih untuk gue saat ini. Ntar gue coba ngelamar diperusahaan deh, siapa tau Dewi Fortuna berpihak pada gue.." celotehnya yang membuat Gweni tertawa seketika.

"Kenapa sih, Gwen?"

"Hahaha, lo —tuh Hahahaha lucu—banget Hahahah..."

"Lo rada gesrek, sekarang ya Gwen.. Apa karena sepupu gue ninggalin lo.."

Sontak kalimat Ita membuat Gweni bungkam.

"Cie... Yang kangen sepupu gue!" teriak Ita sambil menggeplak kepala Gweni.

"Aduh! Anjir... Sialan lo! Ya e—enggak lah! Ada ada aja lo!" jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal.

•••

Malam ini dikediaman kedua orang tua Gweni, sedang mengadakan pertemuan kedua pihak. Entahlah, saudara laki-lakinya yang baru saja setahun tinggal di Indonesia sudah punya calon untuk dilamarnya.

Ini bukan resepsi lamaran, melainkan hanya pertemuan kedua keluarga dan menyatukannya.

Tak lupa, Eyang Gweni juga turut hadir disini. Meski pun, tak ada lagi lelucon dari Eyang kakungnya yang selalu mengisi kebisingan nggak bermakna menjadi lelucon yang membuat seluruh perhatian tertuju padanya.

Ah, Eyang.. Gweni sungguh merindukanmu.

Tak banyak yang dilakukan Gweni. Dia hanya duduk diam ditaman dengan beberapa sepupu kecilnya sambil menyeruput kopi kesukaannya.

"Gweni ‘kan?" tanya seseorang mengejutkan Gweni. Lantas dia hanya membalas dengan mengerutkan dahinya.

"Ini gue.. "


—————————

Jeng jeng jeng.....
Penasaran itu siapa?????

So? Pantengin terus sequel Beautiful Goodbye milik gue ya!

See you di buku baru gue, sequelnya BGB. Check work aja guys! Thanks!!!❤

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang