Till it hurts

614 26 0
                                    

"Aku menyayangkan, ternyata yang buat persahabatan kita hancur. Cuma karena laki laki yang kita suka adalah orang yang sama"

•••

   SUDAH 4 hari Diego tak pernah terlihat. Dan sudah 4 hari juga, Gweni dan Mira pisah bangku. Gweni butuh sendiri. Gweni makin percaya akan prinsipnya. Gakkan ada yang namanya sahabat. Ujungnya bakalan nusuk juga. Bagimana tidak, prinsip itu dipegang teguhnya. Soal Faris, dua tahun yang lalu itu. Hampir serupa dengan ceritanya sekarang ini. Penuh dengan tele-tele dan airmata. Alasannya, karena 'si sahabat' jauh lebih baik ketimbang Gweni. Jauh lebih pengertian dan peduli, ketimbang Gweni. Yang berujung cuma buat Gweni down.

"Gwen.." panggil seseorang, yang membuat Gweni menoleh.

"Ha?"

"Lo nggak jenguk gue?" tanya Diego sambil duduk disamping Gweni.

"Apa gunanya sama lo? Dan apa untungnya buat gue?" jawab Gweni ketus. Mau tak mau, Gweni memejamkan matanya sambil menikmati angin siang yang menusuk. Meski dibalik pejaman mata itu, ada air mata yang disembunyikannya.

"Gue..gue cuma pengen lo yang ngejenguk gue. Gue berharap lo jenguk gue Gwen.."

"Oh ya? Gue nggak punya waktu buat jenguk lo." kata-kata kasar itu, lancar keluar dari mulut Gweni. Dan Gweni pun beranjak pergi. Namun, lagi Gweni di cekat oleh Diego.

"Gue tau, lo gak pernah punya waktu buat gue. Gue sadar kok. Gue emang bukan siapa siapa lo. Gue gak pantes minta lebih diperhatiin sama lo." kata Diego, lalu perlahan melepas cekatannya itu.

"Bagus. Kalo lo sadar!" kata Gweni lalu pergi.

"Lo kenapa sih Gwen.. Apa kurang, gue care ke lo selama ini, cuma karena pengen dapetin perhatian dari lo? Kenapa Mira yang selalu ada buat gue? Bukannya lo? Gue sayangnya sama lo Gwen.." bisik Diego sambil mengacak rambutnya frustasi.

*

Setelah pulang sekolah tadi. Gweni memutuskan untuk duduk di balkon kamarnya. Berharap mendapat ketenangan disana.

"Lo nggak bisa gini, Gwen..." bisik hati kecilnya. Bagaimana tidak, Gweni sudah memiliki rasa dengan Diego. Sekuat apapun Gweni bertahan untuk kuat, tapi nyatanya Gweni adalah wanita yang rapuh. Rapuh akan masa lalu, yang terus menghantuinya.

Tok

Tok

Tok

"Ha?"

"Boleh masuk?"

"Itu siapa?" tanya Gweni yang tanda dengan suaranya.

"Gak tau nih."  mendengarkan jawaban itu, Gweni langsung mendatangi pintu dan membukanya.

"Astagaaa..."

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang