Teka-

595 28 0
                                    

Lo itu kaya teka teki. Sulit ditebak, namun jawabannya pasti.
•••

   GWENI mengintip sekilas surat berwarna ungu didepannya. Dengan ragu, dia membuka surat itu dengan perasaan yang tak karuan.

Banyak perasaan yang ada dan bercampur aduk didalamnya. Postive thinking dan negtive thinking seolah mendominasinya hari ini. Lebih tepatnya negative thinking—lah yang mendominasi.

"Aduh, dia jawab apa ya. Matilah gue."

"Aduh deg-degan banget, lagi." dalam hatinya Gweni merutuki kebodohannya mengirim surat itu kepada Diego.

Dibukanya perlahan isi yang ada diamplop itu.

Untuk Gweni

Hai Gwen,
Aku uda baca surat dari kamu, yang diem-diem kamu letak di dashboard aku. Isinya bagus. Itu puisi kamu yang buat sendiri? Aduh bagus bener. Btw aku gak pengen ngebahas puisi. Aku pengennya ngebahas kita. Kamu tau? aku gak butuh waktu satu tahun, dua tahun atau lebih untuk bisa ngelihat kamu. Aku cuma butuh ketemu sejam sama kamu. Rasanya aku beku seketika. Tawamu menjadi candu dimalam kelamku. Tak ada badai sendu dulu. Yang ada hanya musim semi yang selalu aku tunggu. aku berharap kita bisa dekat dari setahun yang lalu. Tapi aku gak bisa maksain, karena aku tau kamu susah buat dideketin.

Gwen, aku juga sebenernya suka sama kamu. Tapi, aku nggak bisa bilang ke kamu secara langsung. Aku cuma pengen kamu ngerti dan ngasih aku kesempatan buat deket sama kamu selama ini. Tapi ternyata aku salah. Kamu sama sekali nggak ngasih aku kesempatan untuk nunjukin perasaan aku ke kamu. Kamu anggap itu cuma becandaan gak jelas dari orang gak jelas, yang tiba tiba datang kedalam kehidupanmu, kemudian buat kamu luka. Luka yang tiap hari aku bisa lihat sendiri bekasnya, yang bisa buat aku kadang suka stress karena kepikiran. Kenapa aku seceroboh itu? Bisa buat orang yang aku sayang terluka karena egoisku, dan tiap hari buat kamu kesel juga.

Aku pengen kamu yang buktiin perasaan kamu ke aku Gwen. Aku gak mau lagi berjuang untuk kamu kalo kamunya kayak gak perduli. Sekarang keputusan ada di kamu. Kamu bakalan perjuangin aku atau aku bakalan pergi, kayak kalimat doa yang selama ini kamu inginkan.

Dari Vandiego.

Tak terasa buliran air dikelopak mata yang dia tahan sedari tadi tumpah. Menyisakan bekas airmata yang membasahi pipi mulusnya.

"Sakit ya ternyata." bisiknya sambil meremas surat dikertas berwarna ungu itu.

Entah apa yang Gweni rasakan. Tapi, setelah membaca surat itu, Gweni merasa tertampar sadar. Bahwa apa yang dia lakukan selama ini adalah salah. Salah menganggap semua yang Diego lakukan hanya sekedar becandaan. Dan salah, tak pernah memberi ruang sedikit dihatinya untuk menerima Diego.

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang