Part. 7 Ferris Wheel

36.5K 1.2K 12
                                    

Tidak ada yang lebih menakjubkan dari menaiki sebuah bianglala raksasa. Setidaknya untuk saat ini, bagi Victoria. William telah memaksanya untuk ikut naik bersamanya. Dan sulit bagi Victoria untuk mengatakan tidak kepada William. Pria yang telah begitu banyak memberi cahaya dalam kehidupannya.

"Apa yang terjadi, Vicky? Jika kau ingin menangis, kita tidak perlu menaiki Rollercoster untuk itu. Aku bisa meminjamkan bahuku untukmu." Ucap William. Tangannya merangkul bahu Victoria membawa wanita kesayangannya lebih dekat dengannya. William tidak pernah meminta balasan dari semua kebaikannya pada Victoria. Dia selalu menanti hingga wanita itu membuka hatinya untuk William. Dia selalu menunggu.

Victoria menyandarkan kepalanya di bahu William. Pria di samping nya adalah yang terbaik yang telah Tuhan ciptakan untuknya. Victoria seketika melupakan kesedihannya. "Apa kau pernah mendengar kisah tentang legenda bianglala, Will?"

"Tidak, aku tidak membaca buku fiksi, sayang."  Will mengecup kepala Victoria. "Ceritakan padaku."

"Ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pemuda adalah pria yang sangat tampan, idola para perempuan di masa nya. Dia berasal dari keluarga terpandang, sedangkan sang perempuan datang dari kalangan rakyat jelata. Hubungan mereka tidak mendapat restu dari orang tua sang pemuda. Suatu hari dia dan si pemuda menaiki sebuah bianglala. Mereka membuat janji sehidup semati dan menguncinya dengan sebuah ciuman." Victoria diam beberapa saat. "Dan mereka pun dipisahkan dengan paksa. Sang pemuda akhirnya menikah dengan perempuan pilihan keluarganya. Sang perempuan memutuskan untuk tidak menikah. Berpuluh puluh tahun dia menjalani kehidupannya dengan hati yang sedih dan kesepian. Sampai...."

"Sampai?"

"Sampai istri sang pemuda meninggal dunia. Dan mereka tanpa sengaja bertemu kembali di bawah bianglala yang dulu pernah mereka naiki bersama. Setelah 30 tahun berpisah. Penantian panjang yang memiliki akhir bahagia."

William menyandarkan kepala nya di atas kepala Victoria yang menempel pas di bahu nya. "Life is like a ferris wheel, sometimes you're up, sometimes you're down. In the end, you just have to learn how to enjoy the ride."

"William

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"William....You are right about this. The perfect time to ride ferris wheel is at night. Its wonderfull." Ucap Victoria. Dia dapat melihat ribuan cahaya lampu berpendar di sekelilingnya. Cahaya yang berasal dari lampu jalan, lampu kendaraan, lampu gedung dan bangunan yang ada di sekitar mereka. Belum lagi cahaya yang berasal dari langit dimana jutaan benda angkasa tersebar di atas membentuk gugusan bintang.

Bianglala terus berputar perlahan. Victoria dan William telah berada di puncak tertinggi bianglala. William mengangkat kepalanya dan menatap wajah Victoria. Tangannya melingkupi pipi Victoria. Ibu jarinya mengusap berputar putar seperti lingkaran. Victoria memejamkan kedua matanya. Dia merasa hangat oleh sentuhan William.

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang