Part. 13 Destiny

26.1K 1.2K 46
                                    

William terpaksa mendatangi apartemen Victoria tengah malam. Dia menyusup masuk ke dalam kamar. Dia memiliki kunci lain kamar Victoria. William melihat kekasihnya itu tengah berbaring miring tertidur lelap.

William duduk di tepi ranjang dan meremas lengannya. "Victoria.... bangunlah." Dia berbisik lembut.

Victoria mengerjapkan matanya lalu tersentak duduk. "William.....ada apa?"

William mengusap pipi Victoria. "Mom sedang sakit di London. Aku sudah memesan tiket untuk kita pagi ini. Aku ingin mengenalkanmu dengannya."

Victoria merasa terharu. "Aku akan membereskan pakaianku, Will."

Hanya butuh waktu lima belas menit bagi Victoria untuk mengisi koper nya. Dia tidak mempunyai banyak pakaian yang layak untuk dia bawa. Semuanya bahkan pemberian William.

William kemudian membawa Victoria menuju kediamannya. William mengantarkan Victoria ke salah satu kamar dan mencumbu wanita itu sebelum akhirnya dia meninggalkan Victoria untuk istirahat sejenak.

Sebelum matahari terbit di permukaan, mereka telah tiba di bandara dan menunggu keberangkatan pesawat. Perjalanan menuju London menempuh waktu 8 jam. Victoria terbangun beberapa kali namun mereka belum juga sampai di tujuan. Sepanjang perjalanan, William menggenggam erat tangan Victoria. Dia sudah tidak sabar mempertemukan mom dengan Victoria.

Mendaratnya pesawat di landasan bandara London, utusan William telah menanti mereka di sana. Dengan sedan Marcedes Benz berwarna hitam, mereka langsung diantarkan menuju RS dimana mommy William menjalankan perawatan medis karena sakit jantung yang dideritanya.

Victoria duduk menunggu di depan ruang perawatan ketika William masuk terlebih dahulu menemui ibunya. Victoria terlalu lama duduk di dalam pesawat sehingga dia tidak betah jika harus menunggu dengan duduk diam. Dia mendekati kaca yang dibaliknya memperlihatkan seorang wanita paruh baya berbaring dengan sungkup oksigen menutupi hidung dan mulut nya, dan berbagai macam alat medis yang terhubung dengan sebuah monitor menempel di tubuh wanita itu. William tengah duduk dan terus menggenggam erat tangan wanita itu. Kedua mata wanita itu akhirnya membuka sebagian, Terlihat sayu dan lemas. William membuka sungkup oksigen dari muka ibunya.

Victoria memperhatikan wanita itu mengatakan sesuatu kepada putranya. Dia jadi penasaran dan berdiri di ambang pintu, William berada di dalam sana, duduk membelakangi Victoria.

"Mom. Aku mohon jangan mengatakan sesuatu. Sebaiknya kau istirahat."

"Will. Aku tidak akan tenang dalam kubur ku jika aku tidak melihatmu menikahi Stacy."

Victoria tersentak mendengar ucapan wanita itu. Suara ibunya William nyaris tak terdengar. Namun Victoria yakin dengan apa yang didengarnya.

"Mom sudahlah. Setelah sehat dan pulang ke rumah, kita akan bicarakan lagi tentang masalah ini."

"Mom akan sehat, Will. Tapi mom ingin kau berjanji. Nikahi Stacy minggu depan. Ucapkan Will."

"Mom, aku tidak bisa. Aku...."

"Katakan sekaramg Will. Apa kau ingin melihat ibumu sekarat dan mati dihadapanmu."

"Mom...."

"Katakan sekarang atau jangan lagi panggil aku ibu."

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang