Part. 12 Going Crazy

31.2K 1.1K 8
                                    

Di suatu pagi Victoria berencana untuk pergi ke Boston. Dia harus mengerjakan essai yang mengulas tentang satu perusahaan yang ada di sana. Victoria menghubungi ponsel William dan kekasih nya itu langsung menjawabnya.

"Hai, Victoria. Ada masalah?"

"Kau bisa menemaniku ke Boston hari ini? Ehmm...Aku sedang mengerjakan essai tugas kampus ku."

"Maafkan aku, sayang. Dua hari ini jadwal persidangan ku penuh, mungkin aku bisa menemanimu lusa."

"Aku mengerti, Will."

"Victoria, uh...aku harus menutup ponselnya. Sebentar lagi persidangan akan dimulai."

"Baiklah. Sampai nanti. Good luck."

Victoria menutup ponsel dengan kecewa. Dia menghela nafasnya. Dia terpaksa harus menggunakan transportasi umum hari ini menuju Boston. Perjalanan yang tidak terlalu berat tapi cukup membosankan jika dilakukan sendirian.

Akhirnya Victoria memilih bus yang langsung mengarah ke sana. Udara di luar mulai hangat. Cuaca yang tepat untuk berjalan jalan. Jadi Victoria memutuskan untuk berhenti di halte yang agak jauh dari tempat perhentian yang seharusnya. Dia akan berjalan kaki sejenak dan menikmati pepohonan rimbun di sepanjang jalan.

Waktu yang cukup singkat namun sangat menyenangkan bagi Victoria. Setengah jam kemudian Victoria telah sampai di depan Gedung Perusahaan yang ditujunya. Sudah tengah hari saat itu. Matahari berada di atas kepala, namun tidak terlalu hangat, karena angin dingin masih berhembus di udara. Victoria berjalan masuk ke dalam gedung. Dia membawa sebuah surat pengantar resmi dari kampus dan menyerahkannya kepada meja resepsionis untuk diproses. Victoria diminta menunggu. Satu jam kemudian namanya pun dipanggil dan dia diijinkan menemui sang pimpinan perusahaan.

Mr. Thompson adalah pemimpin yang ramah. Pria itu berambut setengah botak dan semuanya berwarna putih. Dia lebih pantas menjadi seorang kakek untuk Victoria.

Victoria mencatat semua perkataan penting dari Mr. Thompson. Meskipun hanya lima belas menit namun rasanya sangat memuaskan bisa mendengarkan pengalaman dan bertemu langsung sang CEO perusahaan.

"Aku menyarankan kau menemui salah satu sahabat sekaligus relasi ku, sebentar lagi dia akan datang. Dia memiliki kesuksesan yang besar di usia muda dengan membangun perusahaannya sendiri mulai dari nol. Dia pengusaha real estate. Kebanyakan wanita mengenalnya karena dia cukup populer. Dia sudah seperti putraku sendiri."

Perasaan Victoria tiba tiba merasa tidak enak. Seperti ada yang ganjil dari ucapan Mr. Thompson. Dan ketika pria tua itu menyebutkan nama sahabatnya itu, Victoria mendadak ingin pinsan. Tentu saja dia tidak ingin menulis essai tentang Jack Constantine. Dia kemari ingin menulis tentang Mr. Thompson.

"Maaf, sir. Tapi aku ingin menulis tentang perusahaan anda. Bukan perusahaan milik Mr. Constantine." Ucap Victoria menegaskan.

"Aku tahu, Miss Celyn. Tapi jika kau ingin mengetahui tentang perusahaan ini, sebaiknya kau menemui pemilik nya sebelum aku. Aku baru saja membeli perusahaan ini dari Jack Constantine. Dan jujur saja aku masih belum memahami penuh apa yang sudah aku ambil darinya."

Sial! Sial! Harusnya aku lebih membaca literatur tentang perusahaan ini sebelum membuat keputusan.

Sosok pria yang mereka tunggu akhirnya tiba. Victoria berdiri dan berbalik menghadap Jack Constantine.
Pria itu terkejut dengan kehadiran Victoria di sana. "Apa yang membawamu kesini, gadis cantik."

Mr. Thompson menjelaskan semua kepadanya tentang keinginan Victoria datang ke kantornya. Jack tersenyum lebar setelahnya.

"Jadi kalian sudah saling kenal?" Ujar Mr. Thompson.

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang