Part. 19 The End (Revisi)

23.9K 1K 35
                                    

Victoria duduk dalam diam. Jack terus menggenggam erat jemari tangan nya. Sesekali jari Jack mengusap punggung tangan Victoria, mengirimkan sinyal yang dipahami Victoria.

"Fuck! Mengapa jalanan sangat ramai, mobil ini berjalan seperti siput." Jack tak kuasa menahan emosi nya. "Tidak adakah hotel terdekat yang layak? Bukan aku mengutuk hotel murahan tetapi aku membenci kecoa dan lalat."

Victoria tak kuasa menahan ingin tertawa. Dia menutup mulutnya dengan tangannya. Jack menyipitkan matanya melihat pipi Victoria yang kembung kempis.

"Jack....hari ini sedang ada festival di Paris, semua orang berbahagia, kecuali kau." Ucap Victoria dengan senyum dikulum di bibirnya.

"Jalan terdekat adalah menuju kediaman Monsieur Fredderick. Festival tidak lewat sana, Sir." Jawab sang sopir yang membuat Victoria menjauhkan tangannya dan mengikik geli, dan Jack menggeram marah.

"Festival sialan!" Umpat Jack.

"Anna pasti sudah menunggu kita. Di kepalamu hanya pikiran mesum, Jack. Kau hanya membutuhkanku di tempat tidurmu, benar kan?"

Jack tersentak mendengar perkataan Victoria, dia menatap Victoria tajam. "Ucapanmu tidak memiliki dasar, Victoria. Tarik kembali perkataan itu atau kau akan menyesali nya."

Victoria melipat tangan nya di depan dada. "Aku tidak takut dengan ancamanmu." Dia menantang Jack.

"Kau baru bisa mematuhiku jika kau sudah berada di bawahku, bergairah dan mengerang dan hanya mampu berkata ya dan ya." Ujar Jack blak blak an. Pipi Victoria merona merah.

"Sudah cukup Jack." Victoria sudah tidak tahan lagi. Dia lalu menampar Jack. Plakk!

Tapi Jack malah menangkap tangan Victoria dan membelenggunya, menarik paksa tubuh Victoria hingga duduk dipangkuannya. "Patrick, tepikan mobilnya. Kau bisa menunggu diluar sampai aku memanggilmu. Kau mengerti?"

Sang sopir menurut dengan patuh. Setelah dia memarkirkan mobil dengan aman di tepian jalan, tanpa menoleh dia berjalan keluar dari mobil. Jack dengan cepat menekan tombol lock. Dia mencengkram lengan Victoria yang berusaha melepaskan diri darinya.

"For God's sake, Victoria. Cant you listen to me for a second? Look at my eyes." Jack menangkup pipi Victoria dan memaksa istrinya untuk menatap matanya. "Andaikan aku bisa mengulang waktu, aku berharap ini tidak pernah terjadi. Maafkan aku karena telah menyia nyiakanmu selama ini.  Tidak ada wanita yang mampu menggantikan tempatmu di hatiku, di hidupku, hanya kau. Tanpa dirimu, Hidupku hampa, aku seperti mayat hidup yang berjalan tanpa masa depan. Di hari aku menemukan surat itu, rasanya aku tidak sanggup untuk hidup lebih lama. Setiap orang pernah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Tapi aku malah melakukannya dua kali. Maaf tidak akan cukup membuatmu kembali kepadaku. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Berikan aku kesempatan terakhir. Jika aku masih membuatmu terluka, kau bisa mencabut jantungku, atau aku akan melakukannya sendiri dengan tanganku. Victoria, kau adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan untukku. Biarkan aku membahagiakanmu dengan berada di sampingmu untuk selamanya."

Air mata Victoria tumpah dengan sendirinya. Dia menyurukkan wajahnya di dada Jack. Dia mendengar degup suara jantung Jack yang berirama stabil. Pria itu tidak berbohong.

"I was a foolish husband ever." Jack berkata lembut seraya menyisir helaian rambut Victoria dengan jarinya.

"Please forced me to stay, even if I want runaway."

"I swear Victoria. I will."

"How can I believe in you? Those things happen for many times."

"I will drown myself in the ocean. If I loose you again."

"No. You wouldnt."

"I swear that I am going to drown myself now...."

"I love you Jack." Dan Victoria menutup mulut Jack dengan menciumnya.

*****************

Anna terlihat sehat meskipun tubuhnya masih duduk di kursi roda, kaki nya belum pulih total, dia terkadang lelah menggunakan tongkat dan memilih untuk memakai kursi roda sesekali. Luka lebam di wajah Anna perlahan memudar. Tangan Anna berhasil disembuhkan dan dia bisa bergerak seperti biasa meskipun terkadang terasa nyeri ketika bergerak terlalu ekstrim dan saat kelelahan. Anna meminta maaf kepada Victoria karena telah menyebabkan kepergiannya. Anna menyesali perbuatannya dan dia menerima konsekuensi dengan hati yang lapang. Dia tetap yakin suatu saat dia akan berdiri tegap dan berjalan kembali. Dan Victoria akan selalu bersama nya mendampingi Anna.

Keluarga Jack, Monsieur Fredderick sangat ramah dan menyambut hangat kedatangan Victoria. Mereka menguasai bahasa Inggris dengan baik sehingga Victoria merasa seperti berada di rumah sendiri. Berada di Paris cukup lama, terasa asing dan Victoria sangat ingin pulang. Dia merindukan Boston, merindukan Amerika.

James menghubungi ponsel nya karena pelayan toko melaporkan Victoria yang pergi dibawa kabur oleh seorang pria yang mengaku suaminya. Jack membiarkan Victoria menjawab dan menjelaskan kepada pria itu tentang keputusan Victoria saat ini.

Awalnya James tidak bisa menerima keputusan Victoria. Pria itu telah berharap terlalu banyak kepadanya. Victoria meminta maaf karena pergi dengan mendadak, dia berjanji akan mengunjungi Mrs. Hambert dan mengucapkan salam perpisahan secara pribadi. James mungkin membencinya saat ini, namun dia yakin mereka akan menjadi teman baik suatu hari nanti. Emosi James hanya labil menginginkan Victoria menjadi miliknya, pria itu memiliki segalanya dan semua wanita bersedia menjadi pendamping hidupnya. Victoria yakin akan ada Victoria berikutnya di dalam hati James.

Victoria dan Jack terikat janji suci perkawinan. Sudah terucap dengan jelas di sana, apa yang dipersatukan oleh Tuhan, tidak dapat dipisahkan oleh manusia.

Dalam sebuah pernikahan, rasa cinta mungkin pudar dan menghilang, penampilan fisik akan berubah dimakan usia, hanya pasangan yang memegang komitmen yang kuat, dan mereka yang meyakini akan kekuatan janji suci perkawinan lah yang mampu bertahan selamanya.

*********************************

THE END ( ???)

Untuk sementara sampai disini dulu ya. Kalau ada waktu luang dilanjutkan lagi.
Soalnya masih harus ngerjain Love Passionate.
Biar konsentrasi gak buyar.

Nanti ada part berikutnya. Pusing dehh penulis ngikutin keinginan pembaca 😝
Tapi tanpa kalian, apalah aku...hanya remah remah rengginang di dalam toples.

Makasih udah terus menyimak...sampai ketemu di ekstra part berikutnya ☺️

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang