Part.6 I'm in Lost

37.2K 1.2K 19
                                    

Tiga tahun kemudian.

Now I am here. Sitting in one class room of Harvard Business School, Masschachusetts. Its been three years. I am keeping my self away from love. I never heard about him, Mr. Constantine. There is a small place in my heart, I still miss him. I miss his voices, his smile, his eyes.

William, he is the sweetest guy that I ever met. I like him but I just cant give the love to him. Some people said to me that love just comes softly, but there is a heart that locked for another. And I lost the key.

Victoria menatap keluar jendela dimana pepohonan mulai tumbuh menghijau, salju mulai mencair, musim semi telah datang.

"Good morning."
Sekarang aku menghayalkan suaranya seperti orang bodoh. Victoria mengalihkan kepala nya dan detak jantung nya seakan berhenti ketika dia menatap seseorang yang tengah berdiri di depan kelasnya pagi ini. Seperti sejuknya udara pagi yang tertutup kabut asap, Victoria mencoba menghirup oksigen sebanyak mungkin untuk tubuh nya yang tiba tiba sesak nafas. Dia tidak pernah berharap bertemu dengan pria itu disini, di dalam kelas nya. Why must him. Why must me.

"I am Professor Jack Constantine. And This is our class for six mounth ahead."

Victoria mendengar berita tentang pernikahan yang mewah dari pengusaha Properti Real Estate, tepatnya dua bulan setelah kepergiannya dari kediaman keluarga itu. Itu saja sudah cukup membuatnya menangis hingga bermalam malam. Dia tidak sanggup menghadapi yang lebih buruk dari ini.

Victoria memijat dahi nya yang berdenyut. Jack Constantine terlihat tampan seperti yang dulu dia kenal, sama sekali tidak ada yang berubah. Mendengar suara itu kembali, Victoria memejamkan kedua matanya. Semua kenangan akan Jack Constantine berkelebat di dalam kepala nya. Victoria mengambil sebuah pena dan mengoreskan sebuah kata di atas kertas. Locked. Dan dia meremas kertas itu dengan sekuat tenaga sebelum menyelipkannya ke dalam tas miliknya.

Dua jam kelas berlangsung namun seakan selamanya bagi Victoria. Selama itu dia hanya membungkuk menatap buku nya, membuatnya sangat menderita karenanya. Ketika pelajaran itu berakhir, Victoria bergegas membereskan buku ke dalam tas nya dan menggeser kursi nya untuk secepat mungkin keluar dari sana.

"Miss Celyn. Victoria Celyn. I need to talk with you." Jack mengeraskan suaranya agar supaya Victoria mendengar dengan jelas panggilannya.

Victoria menghela nafasnya, dia memejamkan mata sejenak sebelum dia berbalik dan untuk pertama kalinya dalam waktu tiga tahun, Victoria menatap mata indah yang selalu menatap dingin kepadanya. Namun tatapan itu kini telah berubah menjadi lembut dan menghanyutkan hingga membuat Victoria seakan terbius dan tidak ingin melepaskan pandangannya.

Victoria mendekatinya namun dia tetap berdiri dengan jarak yang cukup aman menurutnya. "I never know about your degree, Professor."

"Gelar bukanlah sesuatu yang harus kau gaungkan keberadaan nya , Victoria. Tapi lebih seperti sebuah kebahagiaan yang bisa kau bagikan dengan orang lain." Jack tampak berbeda dengan kacamata yang dia kenakan, jadi dia melepaskan nya. "How are you, Victoria? I am glad for seeing you again."

Victoria mengulas senyuman tipis di bibir nya. "Its all good. How about Anna. How is she. She must be grow up now." Ruangan kelas menjadi hening, satu per satu mahasiswa meninggalkan kelas. Dan tinggalah mereka berdua kini. "And....how about your wife?"

Jack memandangi bibir Victoria, dia selalu merindukan di saat bibir itu menyentuh bibirnya. "Ini adalah tahun pertama Anna di sekolah SMP, dia sangat senang."

"And Gabrielle, she is good." Ucapnya lagi dan terdiam.

"I think I should go. I have to go to library for finishing my homework. You know that I dont have enough money for spending them in books." Ucap Victoria tertawa kecil dan menggigiti bibir bawahnya.

"I miss you Victoria."

Seperti mendengar suara petir, Victoria terdorong mundur ke belakang. Dia bisa saja terjatuh jika saja Tangan Jack tidak merangkul pinggangnya.

Jack menyusuri tulang rahang hingga ke tengkuk Victoria dengan telapak tangannya. Sentuhan Jack panas membakar kulit Victoria, membangkitkan sesuatu yang terlarang.

"Victoria..." Jack mengerang sebelum akhirnya melumat bibir wanita itu dengan mulutnya. Jack lepas kendali, dia menahan rasa rindu dan mendamba akan sentuhan Victoria di tubuhnya bertahun tahun lamanya. Jack mencumbui leher Victoria, bibirnya basah dan nafasnya memburu kencang. Jack mengetahui dengan jelas kemana dan dimana Victoria berada. Boston bukanlah tempat yang luas. Tapi butuh waktu yang cukup lama bagi Jack untuk menyadari bahwa dia telah melakukan banyak keputusan yang salah selama ini. Andai saja dia bisa memperbaiki keadaan yang sedang terjadi.

Seperti nostalgia, Victoria tidak ingin menghentikan apa yang sedang dilakukannya saat ini di salah satu ruangan kelas kampusnya. Tapi Victoria menyadari bahwa apa yang akan dimulainya hari ini hanyalah cinta terlarang yang hanya membawa petaka. Tidak ada keuntungan yang benar dari sebuah hubungan terlarang. Wanita hanya akan menjadi pihak yang paling menderita ketika semua ini harus berakhir.

Victoria mendorong tubuh Jack sekuat tenaga. Dia seperti orang yang kekurangan oksigen dan menghirup udara sebanyak mungkin. Dada nya naik turun, jantung nya berdebar kencang.

"Please stay a while..." Jack memohon kepadanya. Matanya berkabut dan suaranya terdengar parau.

"There must be a good reason for me to stay, Jack." Ada kesedihan terpancar dari bola mata Victoria.

"There is no need a reason to stay." Jack terdengar frustasi. Dia hanya menginginkan Victoria saat ini.

"You are married, Jack." Suara Victoria bergetar ketika mengucapkan kata kata itu. Dia meneteskan air matanya. "I hate this because it causes the heart to hurt."

"There is always a special place for you in my life." Jack menyentuh bahu Victoria dan membujuknya untuk tidak pergi. "Andaikan aku dulu tidak membiarkanmu pergi."

"Karena aku dulu hanya seorang pengasuh, Jack. Hingga membuatmu hanya memandangku sebelah mata."

"You dont understand Victoria. I am a gentleman with reputation and pride. I cant married a house maid. It can causes a bad rumor, Anna will get hurt."

Air mata kembali menetes di pipi Victoria, dan Jack menghapusnya dengan kedua jarinya. Dia mengusap kulit halus wajah Victoria. "Victoria...Please be mine. Come with me and be my mistress. I will give you love with the same way that I giving for my wife."

Plaakkkk!

Victoria menampar Jack. Meskipun pukulan itu sama sekali tidak bisa mewakili perasaan Victoria yang sangat terluka saat ini. "I thought that you has changed. Now get off and bring your fucking pride away from me!"

Victoria berlari dari kehampaan yang menyelimutinya selama di dalam kelas bersama Jack Constantine. Dia berlari sejauh mungkin dari ruangan itu.

Jack Constantine datang di hadapan Victoria seperti kanker, semakin lama ia akan semakin menggerogoti tubuhmu hingga kau mati tidak berdaya. Pria itu kembali datang membawa harapan. Harapan kosong yang tidak layak untuk diraih.

"Victoria!"

"Will...."

"Aku sudah menunggu lama, jadi aku menyusulmu. Kau memintaku datang dan menemanimu di perpustakaan." William menanti respon Victoria namun wanita itu terlihat bingung.

"Mungkin kita bisa mengerjakannya lain waktu, Will. Aku ingin sekali naik rollercoaster.  Kau mau menemaniku kan?"

"Sure, honey. Lets go."

***************

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang