Part. 20 Epilog ( Extra Part )

23.8K 932 35
                                    

Dua hari berikutnya Jack membawa Victoria dan Anna kembali ke Boston. Victoria menerima tawaran untuk mengajar di sebuah sekolah menengah atas di Massachussets. Mulanya dari pertemuan tidak sengaja dengan salah seorang dosen di Fakultas Almamater Victoria dan beliau saat ini yang memimpin sekolah tersebut.

Jack awalnya tidak menyukai gagasan Victoria, namun dengan usaha keras rayuan dan bujukan akhirnya Victoria diijinkan untuk bekerja. Victoria menyukai anak anak, belum lagi suasana sekolah yang sejuk dipenuhi dengan pohon rimbun dan bangku kayu yang tersebar di sekitar halaman belakang sekolah.

Victoria biasa menghabiskan waktu hingga sore hari dengan duduk di salah satu bangku nya untuk membaca. Hari itu langit sedikit mendung, namun Victoria masih ingin berlama lama di sana. Suara seseorang yang sangat dikenalnya membuatnya tersentak. Victoria menjatuhkan buku nya. Dia berdiri dan mendapati James Hambert berjalan pelan penuh kharisma di atas rerumputan, di bawah rindang nya pohon yang menaungi mereka.

"James." Suara Victoria bergetar menyebut namanya.

James tersenyum kepadanya. Pria itu terlihat segar dengan kemeja tangan panjang yang digulung hingga ke siku, senada dengan celana jeans yang berwarna biru langit.

"Kau tidak merindukanku?" James memeluk Victoria begitu saja tanpa bisa dicegah. Mengecup pipi Victoria. "Aku ingin mengecup bibirmu. Bolehkah? Aku menyesal tidak pernah melakukannya, seharusnya aku mencuri kesempatan waktu itu."

Victoria menepuk pipi James pelan dan tertawa kecil. "Apa yang membawamu kesini, James? Bagaimana kabar Mrs. Hambert?"

Tangan James merangkul bahu Victoria dan menggiring nya untuk kembali duduk. "Mom baik. Aku kesini dalam kegiatan studi banding profesiku. Cinta yang membawaku kemari mencarimu."

Tatapan James hangat menerpa Victoria. Victoria meremas tangannya sendiri. Pria itu selalu sukses membuat wanita gugup setiap berhadapan dengannya. "Aku harap bisa membalas cintamu James. Kau adalah pria yang paling sempurna."

"Tapi kau lebih memilih suami brengsekmu daripada aku." James memandang jauh ke depan. Lalu dia menatap Victoria meraih tangannya dan meremasnya pelan. "Victoria, bulan depan aku pindah kesini. Aku akan membuka RS kecil."

"James. Apa maksud semua ini?"

"Aku sudah cukup bahagia dengan melihatmu setiap hari. Kau lihat bangunan di depan sana?"

Victoria dapat melihatnya. Sebuah gedung bertingkat yang masih dalam proses pembangunan. Mungkinkah James dengan sengaja mengatur semua ini. Pekerjaan Victoria dan gedung RS James yang letaknya tepat berdampingan. Victoria menatap James mendesak meminta penjelasan.

"James....lupakan aku. Aku sudah menikah. Aku mohon jangan sia siakan hidupmu."

James malah tersenyum kepadanya. Pria itu sama sekali tidak terpengaruh dengan posisi Victoria yang telah bersuami. "Aku akan selalu berada disini Victoria. Pria itu suatu hari nanti mungkin menyakitimu lagi. Jack suami yang buruk. Sesungguhnya kau lah yang menyia-nyiakan hidupmu. Cinta telah membutakan matamu."

"Cinta juga membutakan matamu James." Tukas Victoria membuat James tersentak dan dia dengan kedua jarinya mengangkat dagu Victoria.

James mendekatkan wajahnya. Victoria bersumpah pria itu ingin menciumnya. Victoria mengelak namun tangan James memegangi kepala Victoria dan memaksanya untuk tetap diam. Victoria membelalakkan matanya ketika dia merasakan bibir James berhasil mengulum bibirnya.

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang