Gue natap ke arah mba mba nya gak percaya. Gedung nya di cancel? Tapi siapa yang ngancel?
"Jangan bercanda deh mba. Ini serius lo saya 2 minggu lagi nikahh" kata gue panik
Gue harus apa sekarang?
Telfon
Gue ambil hp di tas abis itu nyari kontak pengelola gedung. Nada dering udah kedengeran tapi belom diangkat. What the hell gak mungkin gue nyari gedung lain.
'Halo selamat---'
'Halo pak ini saya Risaa inget gak?'
'Ohh ya inget to mba orang baru kemaren nelfon to? Kok nomornya beda?'
Nelfon? Gue gak pernah nelfon lo pak. Geer
'Pak ini pertama kali saya nelfon lo. Udah to the point aja lah, gedungnya. Gedungnya gak ada yang ngancel kan?'
'Lah kemaren mba Risaa sendiri yang nelfon'
GEMBEL. SIAPA YANG NGAKU NGAKU JADI GUE
'Pak bisa minta nomor orang yang kemaren nelfon bapak ngaku ngaku jadi saya?'
'Iya mba nanti saya sms in'
Tut
Gue matiin telfonnya. Siapa yang ngaku ngaku jadi gue? Kenapa dia ngancel gedungnya?
••••
Risaa memasuki butik tempat ia memesan gaun dengan gusar. Ia mencari cari boutique owner yang saat itu melayaninya. Ia takut jika orang yang mengancel gedung itu melakukan hal yang sama dengan gaunnya.
"Loh Risaa? Kamu kok gak bilang kalo mau ke sini?" Tanya boutique owner itu
Risaa hanya menatap orang itu gelagapan, "Ehm itu gaunnya Risaa udah jadi?"
"Udah dong. Bentar ya tante ambilin"
Risaa mengusap dadanya lega. Ternyata orang itu tidak menganggu persiapan lainnya. Risaa terduduk di sofa dengan senyuman yang tercetak jelas di wajahnya.
Paling enggak tinggal nyari gedung
Terlihat dari kejauhan asisten pemilik butik itu menghampiri Risaa dengan gaun ditangannya. Tapi, apa itu milik Risaa?
Gaun itu berbeda dengan yang Risaa pilih. Bukan ini gaunnya. Gaunnya panjang sedangkan ini? Ini lebih seperti dress pesta biasa
"Tante gaun yang Risaa pesen kan putih panjang. Kok jadi ini?" Tanya Risaa kebingungan
Mira a.k.a pemilik butik itu mengangkat sebelah alisnya, "Loh kamu kan ngeganti pesenan kamu beberapa hari yang lalu"
Risaa menatap tak percaya ke arah baju itu. Ia memikat keningnya pelan. Memikirkan siapa pelaku dari semua ini.
Tak butuh waktu lama, Risaa ijin pamit meninggalkan butik itu. Disuruhnya supir itu berjalan ke arah kantor yang sudah tak asing lagi bagi Risaa. Ia menghentak hentakkan kakinya kesal. Tak lupa ujung ujung jari yang sedari tadi ia gigiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Dream Come True
Novela JuvenilIni tulisan anak baru lahir :"v baca ae dah. Kalo suka vote kalo ga suka ya udah diem ae :"v