Adli menggosok kepalanya frustasi, "Gimana dong? Masa gak jadi nikah"
Andon menepuk pundak Adli menyalurkan rasa sabar, "Gue ikhlas kok kalo lo nikah sama perempuan lain"
"Gue nya yang gak ikhlas!!"
Adli berjalan menjauhi kantornya. Mengendarai mobilnya ke arah gedung bertingkat dimana Risaa bekerja. Jarum kecepatan mobil itu telah menunjukkan angka 100 tapi tak dihiraukan oleh Adli.
Disalipnya berkali kali mobil yang menghalangi jalannya. Entah sudah berapa orang yang menyumpah serapahi perbuatan Adli. Dan akhirnya sumpah serapah itu terjadi. Adli tak tau jika di depan mobil yang ia salip akan ada truk besar. Dibelokkan ke arah kiri mobil itu hingga akhirnya menabrak pembatas jalan dan
Ya gitu
•••••
Mobil ambulan itu memasuki kawasan rumah sakit tak lupa dengan suara sirine yang nyaring. Di depan pintu UGD terlihat Rangga yang telah menunggu sekitar 10 menit setelah mendapat telfon dengan kabar bahwa sahabatnya kecelakaan.
Rangga mengikuti arah suster yang tengah mendorong Adli menuju ruang UGD. Terlihat darah keluar dari kepalanya dan juga sekitar badannya. Belom lagi ada pecahan kaca yang menancap pada perutnya.
Tak butuh banyak diagnosis, Rangga langsung mengambil pecahan beling itu dan membiarkan para suster yang membersihkan tubuh Adli lalu membawanya ke ruang inap. Entah sudah keberapa kalinya ia memasuki ruang inap itu.
Risaa berlari ke arah Rangga yang sedang duduk sambil melepaskan sarung tangannya. Dengan terengah engah ia berkata, "Katanya tadi ada korban kecelakaan ya? Mana orangnya?"
Rangga menengok ke arah bed yang tengah didorong oleh banyak suster sehingga tak terlihat pasien lalu menunjuknya dengan dagunya
"Gak terlalu parah. Semoga aja gak ada pergeseran otak or something gue gak mau lo kecapekan gara gara ada di ruang operasi terus" kata Rangga lalu meneguk air putih disampingnya
Risaa tersenyum malu, "Apaan sih lo? Iya juga sih. Gue harus banyak istirahat sebelum gue pindah ke London"
Rangga hanya menatap Risaa memohon, "Gue baru aja naksir lo berapa bulan masa lo mau ninggalin gue sih Ris?"
"Idih salah lo sendiri gak nembak nembak" jawab Risaa sambil menjulurkan lidahnya
"Ih ngode najis"
"Mit amit gue ngode lo yaa!"
Rangga memeluk Risaa, "Besok kalo lo balik Indo bawain gue salju ya? Gue belom pernah megang salju"
Risaa hanya mengangguk sambil mengelus pundak Rangga dalam hatinya ia merutuki kebodohan Rangga
Kalo gue bawa salju, di pesawat udah cair bego!
Risaa lalu berjalan meninggalkan Rangga yang masih berjaga di UGD. Ia berjalan menuju ruangannya mengingat sebentar lagi ia akan ada janji dengan pasiennya.
Belom ia sampai di tempat tujuannya, tiba tiba pundaknya terdorong ke depan sehingga ia jatuh bersujud di lorong rumah sakit. Dengan sebal ia berdiri lalu berteriak memanggil orang yang menabraknya tadi.
Kok dari belakang mirip siapa gitu?
"HEH BERHENTI!! KURANG AJAR"
Risaa berlari mengejar lelaki itu. Lelaki itu belok kanan maka ia belok kanan. Lelaki itu belok kiri ia juga belok kiri. Seperti itu dan seterusnya. Sampai akhirnya lelaki itu berhenti di ruang VIP.
Loh bang Al?
Risaa berjalan mendekati ruang Anggrek itu dengan perlahan lahan. Hanya tinggal beberapa langkah sampai, pundaknya ditepuk pleh seseorang. Risaa berbalik lalu mendapati Thata yang tengah menatapnya
![](https://img.wattpad.com/cover/80797438-288-k426344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Dream Come True
Fiksi RemajaIni tulisan anak baru lahir :"v baca ae dah. Kalo suka vote kalo ga suka ya udah diem ae :"v