ZAC POV
Aku memeluk tubuh Ara erat dari belakang. Aku masih tak percaya kalau aku mengungkapkan isi hatiku padanya. Ya..Aku mencintai Ara. Aku menyadarinya saat aku jauh darinya. Saat ia tak ada disisiku. Saat Leo menyadarkanku.
"Sejak kapan?" Tanya Ara menyentakku dari lamunanku.
"Entah lah. Akupun baru menyadarinya saat kau tidak ada disampingku. Bahkan Leo yang membantu menyadarkanku atas perasaan cintaku padamu." Ucapku.
Aku melihatnya menunduk dan telinganya memerah. Aku membalikkan tubuhnya menghadapku dan benar saja wajahnya merona merah dan membuatnya semakin cantik.
"Kamu cantik dengan warna merah dipipimu, Sayang. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Terima kasih untuk malam ini." Ucapku sambil menatap matanya dan membelai lembut pipinya. Aku mengecup bibirnya singkat dan mencium lembut keningnya.
"Bagaimana ceritanya sampai Leo membantumu?" Tanyanya penasaran.
Aku mulai berfikir darimana aku harus menceritakannya.
"Jadi begini..."
FLASHBACK ON
Malam ini adalah malam keenam aku tidak ditemani oleh Ara karena mundurnya kepulangan Ara. Aku kesal setelah menerima telepon singkat dari Ara yang mengatakan kalau dirinya tidak jadi pulang. Aku benar-benar merasa kalau Ara tak merindukanku padahal aku merindukannya setengah mati disini.
'Sial! Kenapa aku begitu merindukannya? Kenapa aku bisa semarah ini saat ia tak jadi pulang?' Tanyaku dihatiku.
Malam ini adalah malam pertama aku pergi ke club setelah aku menikah. Aku ingin menenangkan diriku tapi ternyata aku masih saja tak merasa tenang. Aku begitu merindukannya. Bahkan aku berusaha mengalihkan fikiranku tentangnya dengan mencari wanita one night stand disini. Tapi saat wanita itu didekatku, aku malah menjadi risih dan terganggu.
Aku menelpon sahabatku Leo untuk datang ke club dan menemaniku. Aku bersyukur mempunyai sahabat sepertinya. Selalu ada saat aku membutuhkan bantuannya.
"Hai bro. Tumben lo turun?" Tanya Leo saat ia sudah duduk disampingku.
"Hm. Gue lagi suntuk." Jawabku malas.
"Kenapa? Bukannya malam ini Ara pulang?"
"Itu dia masalahnya. Dia nggak jadi pulang. Malah katanya pulangnya mungkin lima hari lagi. Males gue dirumah." Ucapku suntuk.
"Wow...jangan bilang lo kangen sama Ara?" Tebaknya sangat tepat.
"Iya..gue kangen sama dia. Gue pengen selalu ada di deket dia. Salah?" Jawabku jujur. Leo tertawa terbahak-bahak.
"Lo udah jatuh cinta sama adik sepupu gue. Hahahaha." Ucapnya yang membuatku menegang.
"Nggak mungkin! Gue nggak mungkin jatuh cinta semudah itu! Gue cuma terbiasa aja sama keberadaannya dia disamping gue. Makanya gue kangen sama dia saat dia nggak ada." Kilahku menepis perasaan itu.
"Oh ya? Oke. Mungkin lo belum sadar sekarang sama perasaan lo. Tapi mendingan lo cepetan sadar sebelum adik gue beralih ke laki-laki lain yang mencintai dia." Ucap Leo santai tapi membuatku tersentak.
"Apa? Siapa yang cinta sama istri gue?" Tanyaku.
"Weits...gitu-gitu, yang menggilai dia banyak bro. Juan contohnya. Bahkan rekan dan klien bisnisnya banyak yang menaruh hati sama dia. Temen gue ada yang masih ngejar-ngejar dia malah. Tapi yang paling harus lo waspadai adalah Juan. Karena apa? Dia selalu dekat sama istri lo." Ucap Leo membuatku marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/102242802-288-k502707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Queen
Romance21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum...