Setelah menyelesaikan urusannya dengan Juan beberapa hari lalu, Ara menjalani harinya seperti biasa. Biasa dalam artian mengurusi suaminya yang manja dan semakin hari semakin menyebalkan baginya. Ia bahkan selalu bisa membuatnya mengalah. Ara benar-benar ingin menendang suaminya itu untuk memberitahukan pada Zac kalau dia benar-benar menyebalkan.
Zac selalu melancarkan aksi merayunya apabila Ara kembali menjadi Ara yang dingin didepannya. Ara bahkan sudah malas untuk meladeni rengekan dan rayuan suaminya itu. Ia bahkan lebih memilih menurut daripada mendengar rengekan absurd suaminya yang menyebalkan itu. Tapi disamping perasaan kesal, Ara juga merasakan perasaan senang saat Zac merayunya, merengek padanya. Entah Ara sudah gila atau memang perasaannya yang aneh pada Zac, ia selalu kesal dan tersenyum disaat yang bersamaan. Contohnya pagi ini, di minggu pagi Zac merengek ingin jalan-jalan ke Mall, padahal Ara sedang sakit perut karena period nya. Bukankah laki-laki harus hati-hati pada wanita di period pertamanya?
"Sayaaang..kenapa kamu masih tidur? Ayo bangun, sudah jam 8 pagi..mumpung hari minggu, ayo jalan-jalan. Ke mall yuk sayaaang...ayo banguuun... Rengek Zac yang melihat Ara masih bergelung dengan selimut sambil merintih kesakitan.
"Ck! Diamlah. Aku sedang tidak enak badan." Ucap Ara kesal.
"Tapi badanmu tidak panas, Sayang. Kenapa kau jadi pemalas seperti ini?"
"Aku bukannya malas, badanku sedang sakit. Pergilah, tinggalkan aku." Ucap Ara dingin.
"Ck! Kita bahkan semalam hanya melakukannya dua kali, Sayang. Tidak mungkin badanmu sakit." Ucap Zac yang mengira kesakitan Ara karena hubungan sex mereka. Ara benar-benar kesal mendengar ucapan mesum suaminya itu.
"Apa kau fikir sakit badanku hanya bisa diakibatkan karena sex gilamu itu? Dasar mesum kau! Keluar! Aku masih mau tidur!" Bentak Ara karena kesal. Zac malah tersenyum menggoda.
"Apa kau sedang menantangku? Aku dengan senang hati akan membuat badanmu sakit dengan sex gilaku itu. Kau mau?" Ucap Zac sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Mendengar itu Ara bangun untuk duduk diatas ranjangnya. Ia mengambil bantal kepalanya dan memukuli tubuh Zac dengan bantal itu bertubi-tubi. Zac bangun dari pinggir ranjang sambil tertawa dan berlari kearah pintu keluar dari kamar. Zac semakin terbahak saat Ara berteriak kesal.
"DASAR SUAMI MESUM GILA KAU! AWAS KAU NANTI, AKU AKAN MEMATAHKAN JUNIORMU ITU!" Teriak Ara.
Ara kembali merebahkan badannya diranjang sambil memegangi perutnya. Ia menelepon kakaknya untuk membelikan obat atau jamu yang biasa ia minum untuk melancarkan haid nya. Sebenarnya ia bisa saja mengatakan pada Zac untuk membelinya, tapi ia masih merasa malu kepada suaminya itu kalau menyangkut hal-hal pribadi seperti itu.
"Hallo Kak Max. Bisa bantu aku?" Tanya Ara merengek.
"Ada apa sayang? Kenapa tumben pagi-pagi sudah merengek begitu?" Tanya Max yang merasa aneh pada rengekan adiknya.
"Kak...aku sedang haid." Ucap Ara memberi kode yang langsung dimengerti oleh Max.
"Hahaha..ok kakak tahu. Kenapa tidak minta pada suamimu?"
"Aku masih belum bisa mengatakan hal seperti ini padanya, Kak. Ayolaaah..perutku sakiiit." Rengek Ara.
"Iya-iya. Kakak beli sekarang. Tunggu ya, Sayang." Ucap Max lembut sebelum menutup sambungan teleponnya.
Ara meletakkan HP nya diatas nakas. Ia meringis dan memukul-mukul perutnya kesal.
"Iissshh..kenapa menjadi wanita harus semenderita ini sih! Selalu saja kesakitan. Sex pertama sakit, haid pertama sakit, melahirkan juga katanya sangat sakit. Apa untungnya jadi wanita kalau diberi sakit terus." Gerutu kesal Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Queen
Romance21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum...