Still flashback on
* Ken dan Ara*
Ken masih duduk diatas perut Ara, tak memperdulikan pemberontakan Ara. Ia masih terus meremas buah dada Ara dengan semangat dan penuh gairah. Ara terus berteriak memohon agar Ken menghentikan perbuatannya, tapi Ken seakan tuli, tak perduli dengan permohonan Ara.
"Ken, hentikan. Aku mohon, jangan lakukan ini."
"Sssst...berhenti berontak sayang. Nikmati saja, kau akan menyukainya. Kau tahu? Selama tiga tahun aku memimpikanmu, memimpikan tubuh indahmu menjadi milikku. Dan sekarang mimpiku terwujud. Kamu milikku Ara. Hahahaha...kamu milikku.." Ucap Ken dengan tawa yang benar-benar layaknya manusia yang sudah gila total.
Ken mulai melewati batasnya. Ken menunduk, mendekatkan wajahnya pada wajah Ara. Ara semakin takut. Ken memegang rahang bawah Ara, melumat bibir Ara dengan ganas dan penuh gairah. Ara berontak, ia merasa jijik karena perbuatan itu. Dihatinya ia terus memohon agar Al dan kedua kakaknya segera datang.
Ken benar-benar bergairah, ia terus mencumbu bibir Ara walau Ara tak membalas cumbuannya. Ia mengigit bibir Ara keras hingga bibir itu berdarah. Ia justru merasa senang merasakan rasa manis darah dari bibir Ara.
"Aaarrgg.." Ringis Ara merasa sakit bibirnya karena digigit keras oleh Ken.
"Aaahh...darahmu terasa sangat manis sayang..aku menyukainya.." Desah Ken.
Cumbuan Ken turun keleher Ara dan ia menghisap keras kulit leher dan pundak Ara. Ara semakin berontak mengetahui apa yang diperbuat Ken padanya.
"AAALLL..HELP ME..AAAALLL.." Teriak Ara menyentak Ken.
Ken mendongak mendengar jeritan Ara yang memanggil-manggil nama Al. Ia marah karena Ara justru memanggil nama lelaki lain disaat bersamanya. Ken mencengkram rahang Ara dan menatapnya marah.
"Beraninya kau menyebut nama bajingan itu didepanku!" Bentak Ken dan melayangkan satu tangannya ke pipi Ara.
Plak
"SEBUT NAMAKU, JALANG!" Teriak Ken. Ara geram dan mulai pasrah. Ia menyeringai dengan wajah dinginnya.
"Aldrik Henderson. AAALLL.." Teriak Ara yang justru meneriaki nama Al membuat Ken semakin naik darah. Ara menantang Ken, ia ingin membuat Ken marah dan melupakan keinginannya untuk merenggut kesucian Ara. Lebih baik ia dipukuli daripada kehilangan kehormatannya.
"Jalang kau! SEBUT NAMAKU JALANG!" Teriak marah Ken.
"Tidak akan pernah dan aku tidak sudi! AAALLL.." Tantang Ara.
Ken kembali melayangkan tamparan dikanan kiri pipi Ara berkali-kali. Bibir Ara sobek dan pipinya membiru. Ara masih tetap dengan wajah dingin dan terus menyebut nama Al. Ia tak peduli, ia hanya ingin terus menyebut nama itu saat ini.
"Sebut namaku, Ara. Maka kau tak akan menyesal." Ancam Ken. Tapi Ara tetap menyebut nama Al.
Ken mulai gelap mata, ia mencekik leher Ara dengan satu tangannya dan tangan lain menapari wajah Ara. Ara memejamkan matanya dan masih terus menyebut nama Al disela sesak nafasnya. Saat Ara sudah hampir kehabisan nafasnya karena cekikan Ken, Ken melepaskan leher Ara. Ia tertawa terbahak-bahak layaknya psikopat gila yang menakutkan.
Ara terbatuk-batuk saat menarik nafas dalam memenuhi paru-parunya dengan oksigen. Setelah nafasnya teratur, ia kembali berontak. Pergelangan kaki dan tangan Ara terluka dan sobek karena ikatan kuat itu, tapi ia tak perduli. Lebih baik tangan dan kakinya putus, daripada ia harus pasrah kepada lelaki gila itu, fikir Ara.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Queen
Romance21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum...