WEDDING DAY
Zac dan Ara telah mengucapkan janji suci mereka. Zac juga telah bertukar cincin dengan Ara. Kini saatnya Zac untuk mencium istrinya didepan semua mata. Ara hanya menatap Zac datar. Zac menelan ludahnya bulat-bulat. Jantung Zac berdetak liar dan tangannya berkeringat. Leo yang menjadi pendamping Zac terkikik melihat kegugupan Zac saat ini. Zac menggaruk kepalanya yang tak gatal membuat orang tuanya terkikik geli.
'Shit! What the hell is going on with me? It's just a kiss. Do it quick, Man!' Zac mengumpati dirinya sendiri dalam hati.
Zac mendekatkan wajahnya pada Ara. Ara masih belum memejamkan matanya, juga tak ada niat untuk memejamkan matanya. Tanpa Zac sadari, tangan kanannya terangkat dan menangkup sebelah pipi Ara. Ara masih manatapnya datar.
Bibir Zac menyentuh bibir Ara, Zac mengecupnya singkat. Tapi entah kenapa Zac seperti tak ingin mengakhirinya. Zac tanpa sadar melumat bibir Ara lembut dan memejamkan matanya. Zac menelengkan kepala Ara dengan tangannya yang ada dipipi Ara.
Zac masih melumat bibir Ara dan menjilatnya. Ara bergeming dan tak membalas ciuman itu. Ara terkejut saat Zac menjilat bibirnya. Ara mencengkram kuat tangan Zac dan seketika Zac sadar dan membelalakkan matanya.
Zac melepaskan ciumannya dengan wajah memerah. Suara tepuk tangan riuh bergema diruangan megah tempat pernikahan mereka berlangsung. Ara merasa marah saat ini dan ia hanya bisa diam. Ingin sekali ia mencekik leher Zac saat ini karena melakukan sesuatu diluar batasnya.
'Brengsek! Menjijikkan!' Umpat Ara dihatinya.
Kedua kakak Ara yang menyaksikan perubahan diraut wajah Ara hanya berdiri dan menatapnya datar. Tangan mereka terkepal saa melihat tangan Ara terkepal dan raut wajah Ara berubah merah karena marah.
Kedua kakak Ara menatap tajam ke arah Zac yang sekarang telah resmi menjadi suami dari adik tersayang mereka. Saat acara selesai dan Ara akan beranjak turun dari altar, kedua kakaknya menghampiri adik mereka dan membantu Ara yang kesulitan dengan gaunnya.
Maxi menuntun Ara dengan menggenggam tangan kanannya. Rixi menghampiri Zac dan merangkul pundak Zac dan meremas keras pundak Zac hingga Zac meringis tertahan. Seketika Zac tahu dia dalam masalah.
Mereka menuntun Ara dan Zac kearah kamar hotelnya untuk berganti pakaian untuk acara resepsinya. Semua mata menatap keempat orang itu dengan decak kagum.
Maxi dan Rixi adalah dua lelaki tampan yang tak bisa dipungkiri pesonanya dikalangan wanita. Tapi sayang, wajah dingin mereka membuat tak ada yang berani mendekati mereka kalau tidak dilirik oleh mereka.
Berbeda dengan Zac yang dengan mudah mendapatkan wanita karena ia mudah didekati, juga mudah mencampakan wanita.
Sedangkan Ara, tak jauh berbeda dengan kakaknya. Ia wanita cantik, sexy, cerdas. Tapi sama seperti kakaknya. Jadi hanya orang tertentu yang berani mendekati Ara. Apalagi Ara yang selalu dijaga ketat oleh kedua kakaknya, membuat para lelaki semakin takut untuk mendekatinya. Karena kedua kakaknya juga terkenal kejam saat berurusan dengan musuhnya.
********
"Zac. Kemari." Panggil Max dingin saat sudah dikamar hotel Zac dan Ara.
"Ya, kak Maxi?" Jawab Zac takut-takut karena tatapan membunuh Maxi.
Maxi mencengkeram pundak kekar Zac dengan keras dengan satu tangannya. Zac meringis tertahan.
"Aku peringatkan kau, Zac. Jangan macam-macam dengan adikku apabila dia tidak menginginkannya. Kalau sampai adikku mengeluh sedikit saja tentangmu, aku sendiri yang akan menghancurkanmu. Tak peduli siapapun dirimu." Ucap Maxi dingin membuat Zac bergidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Queen
Romance21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum...