Al, Maxi dan Rixi tertegun melihat keadaan Ara. Ia terikat dalam keadaan telanjang dan ditindih oleh Ken yang masih half naked. Al geram langsung menyerang Ken. Menendangnya dari atas tubuh Ara hingga tersungkur kelantai. Ken terkesiap dan meringis kesakitan saat tubuhnya ditendang keras dan jatuh dengan kasar kelantai keramik putih itu. Itu menatap Al yang menatapnya tajam. Ia berpaling dan seketika wajahnya memucat saat melihat kedua kakak Ara sedang menatapnya seakan siap untuk membunuhnya.
"Kak, aku serahkan dia pada kalian." Ucap Al dingin.
Maxi dan Rixi menyeringai melangkah menghampiri Ken yang memucat melihat pistol mengacung padanya. Maxi menendang Ken dan Rixi menghantam kepala Ken dengan gagang pistolnya hingga Ken pingsan.
Al menghampiri Ara yang menangis gemetar dengan tubuh terikat telanjang. Al menarik selimut, menyelimuti tubuh kekasihnya. Al memotong tali yang mengikat kaki dan tangan Ara. Saat merasa tangannya terbebas dari ikatannya, Ara bangun dari ranjang dan menghambur kepelukan Al. Tangis Ara pecah dan tiba-tiba tubuhnya melemah dan pingsan. Ara pingsan dipelukan Al. Al panik melihat tubuh Ara ambruk dipelukannya.
"ARA...BANGUN SAYANG..ARAA.." Teriak Al panik. Rixi menghampirinya dan mengecek kondisi Ara. Ia bernafas lega saat tau Ara hanya pingsan.
"Tenang Al, Ara hanya pingsan. Mungkin dia kelelahan dan ketakutan." Ucap Rixi menenangkan.
"Benarkah? Syukurlah. Lalu bagaimana dengan bajingan gila ini?" Ucap Al geram menatap tubuh terkapar Ken.
"Serahkan dia pada kami. Kau pulanglah, ajak Ara dan jaga dia." Ucap Maxi. Al mengangguk.
"Jangan biarkan dia mati dengan mudah kak. Aku ingin dia merasakan apa yang Ara rasakan." Pinta Al geram. Rixi menyeringai dan mengangguk pasti.
Al tidak berani memikirkan apa yang akan dilakukan oleh kedua kakak Ara yang terkenal kejam itu. Yang pasti, apapun yang dilakukan oleh mereka, Al tahu kalau itu akan sangat menyiksa dan menyakitkan. Dan ia sangat berterima kasih kalau Ken mendapatkan ganjaran yang pantas untuk kesalahannya karena menyakiti kekasihnya.
Al melilitkan selimut ke tubuh telanjang Ara. Ia mengangkat tubuh Ara kegendongannya. Sebelum pergi, Al menendang wajah Ken melampiaskan kemarahannya.
"Bangsat!" Umpat Al. Rixi dan Maxi terkekeh melihat kemarahan Al dan wajah geramnya.
Al melangkah keluar kamar dan turun kebawah. Ia melihat orang-orang kakaknya sudah membereskan mayat-mayat penjaga Ken. Mereka membuntuti Al ke mobilnya dan membukakan pintu mobil untuknya.
Al melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju penthouse-nya. Jam menunjukkan pukul 11 malam jadi jalanan tidak terlalu ramai. Sesampainya dikamar Ara dipenthouse nya, ia membersihkan tubuh Ara. Ia geram melihat banyaknya kissmark ditubuh Ara. Al mengobati memar pada pipi Ara juga luka pada pergelangan tangan dan kaki Ara. Ia memakaikan pakaian pada kekasihnya dan menyelimuti tubuh Ara.
Kini giliran Al yang membersihkan tubuhnya. Setelahnya ia ikut berbaring disamping Ara dan memeluk tubuh kekasihnya erat. Ia mengucapkan maaf pada kekasihnya yang terlelap. Ia menyesal karena tak bisa melindungi kekasihnya. Ia melirik ke liontin kalung pemberiannya di dada Ara. Ia menggenggamnya erat. Ia berjanji ini adalah kali terakhir Ara disakiti oleh orang lain.
Tak menunggu lama Al pun ikut terlelap disamping Ara dengan memeluk erat tubuh Ara. Ia memeluknya seakan Ara bisa saja diculik lagi.
*******************
*Maxi, Rixi dan Ken.*
Maxi dan Rixi membawa Ken ke markas bawah tanah di club Maxi. Ia mengikat Ken seperti ia mengikat tubuh Ara tadi. Mereka sudah memutuskan, hukuman yang sama yang akan ia berikan pada Ken. Ia menelungkupkan tubuh Ken diatas ranjang, menunggu Ken sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Queen
Romance21+. Seorang wanita berparas cantik, bertubuh indah, berkulit putih bak pualam, mata biru gelap segelap laut dalam, berotak cerdas, sukses dan kaya. Apa yang kurang dari seorang Araxi Amora Hernandes? Hanya satu. Bibir ranum itu tak pernah tersenyum...