25.

512K 15.3K 682
                                    

Tepat pukul 8 malam Zac pulang kerumah dari kantornya. Ia kesal pada tumpukan berkas dimeja kantornya yang membuatnya harus mengalah untuk tinggal lebih lama dikantornya dan lebih lama berjauhan dengan istrinya. Semenjak kejadian salah paham tentang Aldrik beberapa minggu yang lalu, Zac kembali menjadi suami manja yang selalu ingin dekat dengan istrinya. Seakan tak mau lepas dari sang istri, kalau Zac tak ada pekerjaan, ia akan menemui sang istri dan menganggunya dikantor dan membuat Ara menggerutu kesal karena ulah manja dan merengeknya.

Hari ini ia tak bisa mengantar jemput Ara karena Zac harus berangkat lebih awal karena meeting penting dengan salah satu kliennya. Saat makan siangpun mereka tak bertemu karena Ara ada pertemuan makan siang dengan salah satu kliennya. Dan saat pulang kerja, Zac yang sibuk dan tak bisa menjemput Ara. Ia benar-benar merindukan istrinya itu.

Saat Zac memasuki rumahnya, ia bergegas berlari kearah kamarnya. Ia tak memperdulikan Mama dan Papanya yang menyapanya dari arah ruang keluarga. Yang ia mau hanya bertemu sang istri. Zac membuka pintu kamarnya lebar-lebar dan matanya langsung tertuju ke arah ranjangnya dimana Ara sedang membaca novelnya dengan posisi menelungkup. Zac tersenyum saat Ara menoleh padanya dan langsung menghambur kearah ranjang dan memeluk istrinya erat.

Ara tersentak saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka dengan kasar. Ia menoleh dari bukunya kearah pintu. Ia melihat suaminya yang baru pulang dengan wajah senang saat melihatnya. Tanpa ba-bi-bu, Zac langsung berhambur kepelukan Ara membuatnya kaget mendapati perilaku suaminya yang seperti seorang anak yang ditinggal lama oleh sang ibu. Zac menyerukkan kepalanya keleher Ara dan menghirup aroma tubub Ara dalam dan kuat.

"Aku merindukanmu, Mom.." Ucap Zac manja memanggil Ara dengan sebutan baru mereka.

Sejak kejadian salah paham itu dan percintaan panas mereka di apartemen Ara, Zac meminta Ara untuk memanggilnya dengan sebutan Dad dan Zac memanggilnya Mom. Ara sempat tertawa geli dan menolak, tapi bukan Zac namanya kalau tak bisa membuat Ara mengalah.

"Aku juga Zac." Ucap Ara menggoda Zac. Zac mendongak dan menatap kesal pada Ara. Ara terkikik.

"Kau ini..panggil aku Daaad..aku merindukan panggilan itu darimu, sayaaang.." Rengek Zac. Ara memutar bola matanya malas.

"Iya-iya...Dad, kenapa jadi manja seperti ini? Hm? Sudah makan?" Tanya Ara lembut mengikuti kemauan suaminya. Zac tersenyum senang dan mengecup singkat pipi Ara.

"Aku nggak lapar, Mom..aku cuma kangen kamu aja. Kamu sudah makan?"

"Belum sih, kan nunggu kamu. Mandi gih, aku siapin makan malamnya." Perintah Ara yang berniat bangun dari posisinya tapi ditahan oleh Zac.

Zac semakin mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya disela leher dan dada Ara yang menelungkup. Ia tidak mau melepaskan istrinya. Ara mendesah pasrah, mencium dalam kepala Zac yang sedang bermanja-manja dengannya.

"Sayang, kamu harus makan. Mandi dulu, supaya segar. Aku masakin udang asam manis kesukaan kamu, mau nggak?" Ucap Ara lembut merayu suaminya agar mau mendengarkannya. Zac mendongak dan matanya berbinar senang.

"Mom yang masak kan?" Tanyanya.

"Iya, Mom yang masak buat Dad. Sekarang mandi ya? Mom siapin bajunya." Jawab Ara lembut. Zac tersenyum bahagia.

"Oke deh Mom. Dad mandi, Mom masak. Makasih ya, Sayang. Love you." Ucap Zac sebelum melumat bibir Ara lembut.

Zac melangkah kekamar mandi dan Ara berjalan ke lemari, menyiapkan pakaian ganti suaminya. Setelahnya ia berjalam kedapur dan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat udang asam manis.

Saat Ara mengambil udang, tiba-tiba perutnya bergejolak. Ia merasa ingin muntah. Tak biasanya ia seperti itu. Ara masih tidak memperdulikan perutnya. Ara mengeluarkan udang itu dari plastik dan menuangnya kedalam mangkuk, saat itulah Ara tak bisa menahannya lagi. Ara berlari ke toilet dekat dapur dan memuntahkan semua isi perutnya. Elena yang melihat Ara berlari menghampirinya karena cemas.

My Ice QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang