Pertanyaan yang Menggantung

98 20 3
                                    

Dear diary,
Hari ini amat buruk!
Menyebalkan!
Bagaimana tidak? Aku dipermalukan di kelas oleh seseorang yang nampaknya lebih cerdas dariku, tetap saja menyebalkan!Aku bingung harus membenci fisika atau diriku sendiri yang terlalu bodoh dalam pengucapan rumus.

Itulah tulisan singkat  yang ditulis  olehku ke dalam buku harian milikku. Rasanya ingin melempar semua barang dan menendang meja yang tak punya salah apa-apa.

"Ah menyebalkan! Semua berawal dari kesalahanku mengucap rho menjadi P," gumamku dalam hati.

Waktu sudah malam, jarum jam menandakan pukul 8 malam. Terdengar ketukan di kaca jendela kamarku. Aku segera melihat siapa yang mengetuknya. Ingin ku abaikan, tapi sangat disayangkan jika peristiwa memergoki maling dilewatkan.

"Ngapain lo ke sini malem-malem?" Aku membuka jendela.

"Udah lo bukain pintu, izinin gue masuk dulu," rupanya itu bukanlah maling, tapi Caca dengan mata yang beler parah menahan kantuk.

Aku membuka kunci pintu depan dan mempersilahkan Caca masuk.

"Ada apa ke sini?" Tanyaku dengan jutek.

"Wesss, biasa aja kali. Liat PR Fisika," dengan santainya Caca mengeluarkan kalimat yang membuat telingaku hampir panas.

"Berkhayal jangan ketinggian, Ca. Gak ada PR," kataku dengan wajah yang masih jutek.

"Lo tuh, kebanyakan berimajinasi sampai guru kasih PR aja gak didengerin," saut Caca yang makin lama kepancing emosi.

Aku terdiam dan segera mengambil buku  fisika.

"PR halaman 56, Len," kata Caca.

"Gue pusing, lo aja deh yang kerjain," Aku melempar buku tanpa merasa bersalah.

Caca seketika terlihat serius memainkan gadgetnya.

"Liat apa, sih?" tanyaku.

"Nih, Herza share jawaban Fisika di story nya," Caca menunjukkan foto yg diunggah Herza.

"Nih, Herza share jawaban Fisika di story nya," Caca menunjukkan foto yg diunggah Herza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dodol banget lo, Ca. Lo kan gak follow dia, nanti ketauan banget lo stalk dia lewat daftar viewers story," aku merebut gadget milik Caca.

"Yehhh, sini ah balikin HP gue. Mau PR lo kelar gak? Mumpung dia kasih KJ gratis," Caca merebut kembali gadgetnya.

"Otak lo licik juga," kataku.

Tanpa berpikir dua kali lagi, kami berdua menyalin jawaban yang diunggah oleh Herza ke dalam sosmednya. Dengan begitu, PR Fisika Caca maupun aku dapat terselesaikan dengan mudah yang hanya bermodalkan kuota internet untuk mengambil jawaban Herza.

Keesokan harinya, seperti biasanya suasana baru dan dingin menyelimuti kelas yang masih terbilang baru. Ketika jam pelajaran fisika tiba, Guruku menyuruh siswa untuk maju ke depan menuliskan jawaban dari PR yang kami kerjakan.

SHSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang