empat

120 19 4
                                    

00.51

Ya, tengah malam.
Tengah malam yang menyakitkan.

Seharusnya aku memejamkan mata dan tertidur.
Namun kenyataannya?
Mataku masih terbuka segar.

Untuk apa?
Memikirkanmu, mengingat masa lalu,
tanpa adanya jeda,
maupun reka ulang.

Seharusnya aku sudah masuk ke alam mimpiku.
Namun kenyataannya?
Aku masih takut akan mimpi.
Mimpi yang membuat harapan muncul.
Bahkan sampai melambung tinggi.

Sudah tengah malam.
Namun sampai sekarang,
belum ada ucapan Selamat Malam darimu.
Dan sekarang, aku sadar diri.

Aku bukanlah prioritas.

Tengah malam.
Seharusnya aku tidak merindukanmu.

KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang